Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Teknologi Membunuh Kita"

4 Maret 2018   13:57 Diperbarui: 4 Maret 2018   14:09 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang, manusia mengalami perubahan signifikan. Yang mana dalam keseharian dibantu dengan alat-alat. Sehingga mereka terjebak pada yang namanya "zat adiktif" teknologi. Kecenderungan berkeinginan untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas dengan cepat dan mudah, membuat manusia tidak memiliki pilihan lain selain terus menggenjot dan menggenjot pertumbuhan teknologi serta pemanfaatannya. Apalagi dengan adanya kalkualator digital yang mampu memecahkan segala permasalah matematika. Baik itu permasalahan mengenai aljabar, trigonometri, ataupun permasalahan matematika lainnya.

Lihatlah, bagaimana pengaruh teknologi terhadap tumbuh-kembang anak. Di mana, seorang anak yang ketika berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Yang mana ia dijauhkan dari penggunaan teknologi (misalnya gawai) akan menunjukkan tingkah laku ataupun kepribadian yang berbeda. 

Ketika anak yang di berikan kesempatan untuk mengetahui dan bercengkrama dengan teknologi lebih dini, ia lebih cenderung untuk menghabiskan masa perkembangannya dengan bermain game, menonton video, dan lain sebagainya. Sehingga masa mereka untuk bereksplorasi di dunia luar terbatas. Namun mereka ahli dalam dunia maya, tidak pada dunia nyata.

Perhatikan, bagaimana perkembangan anak yang ketika masa perkembangannya dijarakkan terhadap perkembangan teknologi, di mana masa tersebut mereka difasilitasi dan bercengkrama dengan krayon, cat, teman bermain, ataupun yang lainnya. Mereka akan menunjukkan perbedaan yang signifikan, bukan? Kekreatifan mereka akan diekspresikan melalui gorsan-goresan krayon ataupun cat yang akan menciptakan bentuk abstrak yang merupakan wujud dari apa yang mereka temui di sekitar zona bermain mereka. 

Bermain dengan teman dan bercengkrama dengan anak lainnya, menjadikan mereka tahu akan kehidupan sekitar. Sehingga masa perkembangannya lebih bermakna dibandingkan mereka yang menghabiskan masa perkembangannya dengan gawai sepanjang waktu. Ketika anak-anak menghabiskan waktu sendiri, asik dengan gawai, memungkinkan mereka untuk kurang mengenali dunia luar, dan cenderung bersifat egois, serta kurang handal dalam pergaulan. Tentunya semua ini akan berdampak terhadap kepribadian mereka kedepannya, bukan?

Dari definisi yang dikemukaan oleh Toynbee sebelumnya, bahwa teknologi membuktikan sebuah manifestasi dari kecerdasan pikiran seorang manusia. Ketika manusia telah candu akan penggunaan teknologi yang ada, apakah kecerdasan pikiran mereka miliki akan meningkat, atau sebaliknya? Sebelumnya telah disebutkan bahwasanya teknologi mengakibatkan penurunan kinerja dan fungsi otak. Jadi, apa yang akan terjadi ketika hal ini terus-menerus berlanjut?

Untuk mengantisipasi semua kemungkinan yang kurang baik akan dampak teknologi dalam kehidupan, maka bijaklah dalam pemanfaatannya. Menggunakannya ketika waktu yang tepat dan memungkinkan, adalah jalan terbaik untuk Anda. Manfaatkan semua teknologi yang ada ; jangan lupa batasan-batasannya. Selagi Anda bisa menyelesaikan segala urusan dengan kemampuan sendiri, mengapa tidak!

Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun