Mohon tunggu...
Zulfa Widowati
Zulfa Widowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang sedang berpikir

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Diskusi Kecil Berbuah Berita

21 Juli 2021   17:36 Diperbarui: 21 Juli 2021   17:51 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sama halnya seperti yang dirasakan oleh Ula, calon wartawan asal IAIN Ponorogo yang pernah melakukan liputan tentang kondisi pendidikan yang sangat miris di Kecamatan Badegan, Desa Curangsempu Dusun Ogal Agil. 

Pasalnya, untuk mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) Paralel harus melalui jalan setapak dan jarak yang cukup jauh dari permukiman sekitar 4 kilo meter untuk tempat pembelajaran kelas 1,2, dan 3. 

Untuk tempat pembelajaran kelas 4,5, dan 6 memiliki jarak tempuh 6 kilometer turun gunung. Guru-guru yang mengajar pun bukan ASN (Asisten Sipil Negara) melainkan honorer dengan gaji yang tak seberapa. Seperti kata guru-guru di sana, Guru itu kewajiban bukan pekerjaan.

Ada juga Risma, calon wartawan asal UNAIR yang menceritakan pengalaman liputannya perihal permasalahan perbedaan fasilitas yang ada di kampus Universitas Airlangga (UNAIR) utama dengan kampus Universitas Airlangga (UNAIR) PSDKU (Program Studi Di Luar Kampus Utama). Program PSDKU ini merupakan bagian kampus Universitas Airlangga (UNAIR) yang menyelenggarakan pendidikan sarjana di Banyuwangi, Gresik dan Lamongan. 

Terdapat empat program studi (prodi) di sana, S1 Akutansi, S1Kedokteran Hewan, S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Budidaya Perairan. Namun, kapasitas mahasiswa paling banyak berada di Kampus PSDKU Banyuwangi. Beberapa kali kerap mendengar keluh kesah mahasiswa di sana perihal fasilitas yang kurang memadai tidak seperti kampus utama.

Keresahan mahasiswa tersebut sudah di inisiasi oleh Ketua PSDKU namun tidak mendapat respon dari rektorat. Alhasil, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kentingan pun turun tangan mengadakan jejak pendapat melalui kuisioner tentang sarana prasarana kampus via daring kepada mahasiswa kampus PSDKU Banyuwangi, Gresik, dan Lamongan. 

Hasilnya pun banyak yang mengeluhkan perihal sarana prasarana kampus PSDKU yang kurang memadai. Lalu, hasil tersebut disampaikan ke direktur PSDKU Banyuwangi, Gresik, dan Lamongan serta ke wakil direktur lalu dikomparasi dengan berbagai bukti dari beberapa mahasiswa. 

Beberapa waktu kemudian, wakil rektor memanggil salah satu anggota lembaga pers mahasiswa Mercusuar, Risma untuk membahas mengenai persoalan tersebut.

“Kamu ini masih di bawah naungan kampus, kamu dapat anggaran juga dari kampus, hanya karena begitu mau membeberkan masalah kampus,”imbuh wakil rektor.

Beliau menyampaikan kepada lembaga pers mahasiswa (lpm) Mercusuar untuk diam karena bukan ranah mahasiswa pers ikut campur atas masalah tersebut.

Dari berbagai keluhan mahasiswa di luar kampus utama menjadi pengingat bahwa masih ada hak-hak mahasiswa yang harus dipenuhi. Pemerataan fasilias sarana dan prasarana seharusnya dilakukan untuk kebutuhan mahasiswa baik mahasiswa kampus utama ataupun PSDKU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun