Mohon tunggu...
zulfa tsania
zulfa tsania Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menjadi aktor terbaik dalam skenario Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Solusi Penanggulangan Pengelolaan Sampah di Pesisir Pantai

2 Juli 2024   13:10 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia, dikenal juga sebagai negara maritim. Laut Indonesia merupakan pertemuan antara Samudera Hindia dan Pasifik. Berdasarkan statistik aset kewilayahan nasional, luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,9 juta Km2 termasuk Zona Ekonomi Eklusif (ZEE), dengan rincian luas kepulauan 2,8 juta Km2, luas laut teritorial 0,4 Km2, serta klaim atas landas kontinen di luar 200 mil seluas 3500 Km2 di sebelah barat aceh. sehingga tak heran bahwa negara Indonesia juga memiliki pantai yang luas. Selain luas,  pantai Indonesia  juga memiliki pemandangan yang indah, mulai dari terumbu karang, ikan-ikan kecil yang hidup pada terumbu karang, rumput laut dan habitat-habitat lain, namun patut diprihatinkan bahwa dibalik keindahan pantai Indonesia banyak timbul permasalahan yang diakibatkan oleh sampah, mulai dari sampah organik, anorganik, hingga sampah rumah tangga, limbah dari pabrik pun ikut mengakibatkan pencemaran pada pesisir pantai. Sehingga sampah menjadi permasalahan yang sulit untuk dihadapi. tak hanya di negara berkembang namun juga di negara maju juga terdapat permasalahan yang sama. Menurut Undang-Undang No.18 tahun 2008 pasal 1, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sistem Informasi pengelolaan sampah Nasional (SIPSN) menyebutkan capaian sampah  dari hasil penginputan data yang dilakukan oleh 230 kabupaten/ kota di Indonesia pada tahun 2023 adalah sebagai berikut: timbulan sampah 26,131, 476.53, sampah terkelola 66,23 % (17.307, 902, 57), dan sampah tidak terkelola 33.77% (8.823.57396)

Penanggulangan sampah sudah dilakukan oleh banyak pihak, dalam Undang-Undang No.18 tahun 2008 juga menyebutkan tentang pengelolaan  sampah yang mana akhir-akhir ini sedang didedikasikan kembali karena maraknya masalah sampah yang tak kunjung ada habisnya terutama pada daerah pesisir pantai yang dapat mengganggu kehidupan ekosistem di laut. Penanggulangan sampah dapat diatasi dengan lima aspek yaitu:

  1. Aspek hukum

     Diperlukan adanya penegakan hukum, adanya sanksi pidana atau denda bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan, terutama pada masyarakat yang membuangan sampah sembarangan di pesisir pantai.

2. Aspek kelembagaan

    Bentuk lembaga pengelola sampah di daerah saat ini sudah beragam. Menurut Damanhuri dan Padmi (2011:11) bentuk lembaga pengelolaan persampahan kota yang dianut di Indonesia selama ini antara lain: Seksi Kebersihan di bawah satu dinas, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), Dinas Kebersihan, Perusahaan daerah.

3. Aspek Pendanaan 

    Sumber pendanaan sektor persampahan dari kementrian atau lembaga, anggaran pendapatan dan belanja daerah, kerjasama pemerintah dan badan usaha, serta dana alokasi khusus.

4. Aspek teknologi 

     Teknologi pengelolaan sampah sangat berpengaruh bagi kenyamanan dan kesehatan manusia. Di negara maju pun sudah membuat teknologi-teknologi khusus untuk pengelolaan sampah yang baik bagi kesehatan manusia. pengelolaan sampah yang telah dilakukan di negara Indonesia ini seperti reduce (mengurangi) konsumsi sampah terutama sampah plastik, reuse (memanfaatkan kembali) barang yang masih bisa digunakan, recycle (daur ulang) mendaur ulang brang-barang bekas seperti botol plastik, kardus kaleng, kertas, dan lain sebagainya. Selain reduce, reuse, dan recycle. Pengelolaan sampah juga dapat dilakukan dengan cara membuat pupuk kompos, membuat kerajinan dari barang-barang bekas.

5. Aspek sosial 

    Aspek ini merupakan aspek yang paling penting, karena walaupun empat aspek di atas terlaksana namun ketika tidak adanya kesadaran diri dari masyarakat sekitar tentang pentingnya pengelolaan sampah maka akan sulit untuk menghadapi masalah sampah yang semakin merajalela. semakin banyaknya masyarakat maka akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

Pembuatan Tempat Akhir Sampah (TPA)  sudah terlaksana, pembuatan telengseng pun sudah dilakukan namun ketika kesadaran warga tidak ada maka permasalahan sampah ini tidak akan kunjung usai. selain dari watak masyarakat pesisir pantai yang mana mereka berwatak keras kepala, tidak adanya dedikasi juga kepada mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar, terutama di pesisir pantai, sehingga mereka tidak adanya kesadaran dalam mengelola sampah. Banyak ekosistem yang akan mati karena akibat pembuangan sampah di pantai, tak hanya ekosisitem laut tapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat itu sendiri, karena hewan yang hidup di laut yang tercemar dengan sampah dan limbah, ikan-ikan itu akan turut memakan sampah-sampah yang ada, yang mana ikan tersebut akan dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri. Bahkan yang lebih ironis lagi banyak ditemukan ikan yang perutnya penuh dengan sampah. Perlu adanya ketegasan dari pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah desa guna memberikan sanksi berat bagi masyarkatat yang suka membuang sampah sembarangan di Pesisir pantai untuk menjaga ekosistem laut agar senatiasa lestari. Meskipun telah ada upaya-upaya dan kebijakan yang dilakukan untuk menangani sampah, tantangan utama tetap pada kurangnya kesadaran dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah sampah memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif dari berbagai pihak terkait.

kesimpulan 

Sampah merupakan permasalahn yang sangat sulit dihadapi hal ini dikarenakan tidak adanya kesadaran dari masyarakat sekitar sehingga walaupun sudah banyak cara yang dilakukan untuk menuntaskan masalah ini tetap saja masalah ini belum terselesaikan .

Sumber informasi:

UU Nomor 18 Tahun 2008 (1).pdf 

https://sipsn.menhalk.go.id./sipsn/

https://www.esdm.go.id/ed/media-center/news-archives/kapal-survei-geomarin-iii-sebagai-sebuah-jawaban#:~:text=Indonesia%20memiliki%20luas%kepulauan%202,continental%20shelf%20(CLCS%20PBB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun