“9 maret 2016 nanti kita akan mengalami fenomena menarik yaitu gerhana matahari total. Uniknya gerhana matahari total ini hanya akan terjadi di Indonesia , “ungkap Menteri pariwisata Arif Yahya saat proses conference Gerhana Matahari Total di Sari Pan Pacific Hotel, Thamrin, Jakarta pusat, senin (25/1/2016).
Informasi yang saya peroleh dari sebuah media berita online menyebutkan bahwa Gerhana Matahari total (GMT) terjadi pada 9 Maret 2016 dan hanya akan terjadi di indonesia. Wah.. luar biasa bukan…?? menurut Menteri Pariwisata dipastikan, fenomena alam langka itu akan menarik kedatangan wisatawan baik mancanegara atau pun lokal, khususnya di wilayah yang akan dilintasi gerhana matahari total.
12 wilayah yang akan mengalami gerhana matahari total diantaranya Bangka Belitung, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Oleh karena itu KEMENPAR memiliki target wisatawan yang akan datang ke indonesia sepanjang tahun ini sebanayak 272 juta wisatawan yang terdiri dari, 12 juta turis mancanegara dan 260 jutawisatawan lokal.
Eits.. tunggu dulu mungkin sebagian orang tidak mengetahui kenapa bisa terjadi gerhana matahari dan konon saat terjadi gerhana matahari kita tidak boleh keluar rumah apalagi sampai melihat gerhana matahari karena dapat menyebabkan kebutaan. Benar gak sih?? Mitos apa fakta?? Sebenarnya guys Gerhana Matahari adalah sebuah fenomena alam yang sangat luar biasa dan langka terjadi bahkan bisa terjadi 300 tahun sekali.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutupi sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena bulan yang berjarak rata-rata 384.400 Kilometer dari Bumi lebih dekat dibanding dengan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Sehingga saat terjadi Gerhana Matahari seolah olah Bumi menjadi gelap seperti malam hari karena sinar Matahari yang biasa menyinari Bumi terhalang oleh Bulan. Sekarang sudah tau kan sebab musabab terjadinya Gerhana Matahari?
wilayah yang paling lama yang nantinya akan dilintasi Gerhana Matahari total terlama adalah Halmahera Timur. Lalu bagaimana dengan daerah kita Jember Jawa Timur. Bisa melihat Gerhana Matahari gak yaa?
Untuk menjawab rasa penasaran saya tentang fakta dan mitos dari Gerhana Matahari. Berikut ulasaan tentang Fakta menarik terkait gerhana matahari total juga diungkapkan astronom indonesia tersebut dalam wawancara khusus kepada liputan 6.com, rabu (13/1/2016).
1. Hanya Terjadi di Indonesia
Gerhana matahari akan terjadi pada 9 maret 2016, bertepatan dengan ritual Nyepi umat Hindu di Bali, yang jatuh pada bulan baru.
Kala itu bayangan bulan meliputi area seluas 100-150 km, hanya di 11 provinsi berpeluang melihat matahari yang gelap gulita. Apalagi kejadianya pada pagi hari, ketika potensi mendung berkurang. Warga di wilayah indonesia barat bisa menyaksikan fenomena tersebut pada pukul 07.30 WIB, sementara di wilayah Tengah Nusantara pada pukul 08.35 WITA, dan wilayah timur pada pukul 09.50 WIT.
2. Yang Pertama di RI Pada Abad Ke 21
Peristiwa gerhana matahari total bukan yang kali pertamanya terjadi di indonesia. Fenomena itu pernah ada pada tahun 1983, 1988, 1995. Namun Thomas Djamaludin mengatakan Gerhana Matahari total 2016 adalah yang pertama terjadi pada abad ke 21 di Indonesia. Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada tahun 2019 yakni Gerhana Matahari Cincin. Sementara Gerhana Matahari total berikutnya baru melintas di wilayah nusantara pada 20 April 2023.
3. 300 Tahun Sekali
Gerhana matahari total adalah peristiwa langka. Tidak diketahui periode pasti fenomena tersebut akan terjadi dan berulang di satu daerah. Hanya ada hitungan pola 18-19 tahun, sesuai dengan periode Saros atau siklus gerhana. Namun jalurnya berbeda. “berdasarkan perhitungan kasar, gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah “ kata Thomas Wilayah sumatera selatan dan bangka termasuk yang sungguh beruntung. Kejadian terakhir pada 1988 dan berulang pada 2016, jadi hanya 28 tahun. Masih beruntung. Di daerah lain 300 tahun.
4. Menguji Teori Einstein
Gerhana matahari total yang akan terjadi di indonesia juga menjadi perhatian ilmuwan dunia . Thomas Djamaludin mengatakan , para ilmuwan Lapan akan berkolaborasi dengan para ahli asing, termasuk dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Menurut Thomas, fenomena gerhana matahari total adalah kesempatan bagi para peneliti untuk melakukan sejumlah riset: terkait fisika matahari maupun fisika umum. “juga sering dijadikan pembuktian teori relativitas Einstein.
Bahwa suatu benda bisa membelokan cahaya.”tambah dia. Jadi ketika matahari, saat sang surya ditutup, bintang-bintang di sekitar matahari sedikit bergeser. Saat gerhana matahari total, menurut Thomas, perubahan perilaku hewan juga diperkirkan akan terjadi , terutama pada binatang malam. “walau hanya beberapa menit saat gerhana matahari total terjadi, kondisi tiba-tiba gelap seolah malam akan membuat hewan terutama hewan binatang malam beraksi. Akan terjadi perubahan perilaku, nah itu juga menjadi penelitian. “ beber kepala LAPAN.
5. Pembodohan Massal
Peristiwa gerhana matahari total yang paling menghebohkan adalah pada 11 juni 1983 yanag jalur totalitasnya melintasi jawa. Fenomena tersebut bahkan disiarkan langung di TVRI – stasiun televisi satu-satunya di indonesia kala itu. Pada masa itu , dalam masyarakat banyak beredar kabar bohong. “atau semacam pembodohan masal, dengan mengatakan, ‘awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata,” kata Thomas. Bahkan dia menambahkan ada yang bertindak ekstrim sampai-sampai seluruh jendela ditutup. “seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya,” tak hanya itu , disuatu daerah mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.
6. Bukan Fenomena Berbahaya
Kepala LAPAN (lembaga penerbangan dan antariksa nasional) Thomas Djamaludin mengatakan, Gerhana Matahari total adalah fenomena yang luar biasa. Bukan peristiwa yang penuh marabahaya. “padahal matahari seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya,” kata dia.
Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau. “maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya.” Pada saat gerhana total , tambah Thomas justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kacamata, takperlu pakai filter. “asal berhati-hati, yang paling riskan adalah peralihan fase total ke fase sebagian, saat bulan mulai bergeser, cahaya matahari yang walau baru muncul sedikit sudah sangat kuat. Padahal, pupil mata kita sedang membesar,” jelas dia. Hal itu bisa merusak retina.
Jadi Gerhana Matahari yang selama ini menjadi momok bagi sebagian orang ternyata bukan fenomena yang musti di takuti. Karena fenomena tersebut tidak berbahaya bahkan orang berbondong-bondong pergi ke luar negeri untuk menyaksikan fenomena alam tersebut. Aku pun juga tidak sabar menantikan momen langka itu. Karena sejak aku lahir aku belum pernah melihat Gerhana Matahari. Semoga aku diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk melihatnya. Meskipun di Wilayah Indonesia barat mungkin hanya bisa menyaksikan Gerhana Matahari sebagian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H