Peristiwa gerhana matahari total bukan yang kali pertamanya terjadi di indonesia. Fenomena itu pernah ada pada tahun 1983, 1988, 1995. Namun Thomas Djamaludin mengatakan Gerhana Matahari total 2016 adalah yang pertama terjadi pada abad ke 21 di Indonesia. Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada tahun 2019 yakni Gerhana Matahari Cincin. Sementara Gerhana Matahari total berikutnya baru melintas di wilayah nusantara pada 20 April 2023.
3. 300 Tahun Sekali
Gerhana matahari total adalah peristiwa langka. Tidak diketahui periode pasti fenomena tersebut akan terjadi dan berulang di satu daerah. Hanya ada hitungan pola 18-19 tahun, sesuai dengan periode Saros atau siklus gerhana. Namun jalurnya berbeda. “berdasarkan perhitungan kasar, gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah “ kata Thomas Wilayah sumatera selatan dan bangka termasuk yang sungguh beruntung. Kejadian terakhir pada 1988 dan berulang pada 2016, jadi hanya 28 tahun. Masih beruntung. Di daerah lain 300 tahun.
4. Menguji Teori Einstein
Gerhana matahari total yang akan terjadi di indonesia juga menjadi perhatian ilmuwan dunia . Thomas Djamaludin mengatakan , para ilmuwan Lapan akan berkolaborasi dengan para ahli asing, termasuk dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Menurut Thomas, fenomena gerhana matahari total adalah kesempatan bagi para peneliti untuk melakukan sejumlah riset: terkait fisika matahari maupun fisika umum. “juga sering dijadikan pembuktian teori relativitas Einstein.
Bahwa suatu benda bisa membelokan cahaya.”tambah dia. Jadi ketika matahari, saat sang surya ditutup, bintang-bintang di sekitar matahari sedikit bergeser. Saat gerhana matahari total, menurut Thomas, perubahan perilaku hewan juga diperkirkan akan terjadi , terutama pada binatang malam. “walau hanya beberapa menit saat gerhana matahari total terjadi, kondisi tiba-tiba gelap seolah malam akan membuat hewan terutama hewan binatang malam beraksi. Akan terjadi perubahan perilaku, nah itu juga menjadi penelitian. “ beber kepala LAPAN.
5. Pembodohan Massal
Peristiwa gerhana matahari total yang paling menghebohkan adalah pada 11 juni 1983 yanag jalur totalitasnya melintasi jawa. Fenomena tersebut bahkan disiarkan langung di TVRI – stasiun televisi satu-satunya di indonesia kala itu. Pada masa itu , dalam masyarakat banyak beredar kabar bohong. “atau semacam pembodohan masal, dengan mengatakan, ‘awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata,” kata Thomas. Bahkan dia menambahkan ada yang bertindak ekstrim sampai-sampai seluruh jendela ditutup. “seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya,” tak hanya itu , disuatu daerah mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.
6. Bukan Fenomena Berbahaya
Kepala LAPAN (lembaga penerbangan dan antariksa nasional) Thomas Djamaludin mengatakan, Gerhana Matahari total adalah fenomena yang luar biasa. Bukan peristiwa yang penuh marabahaya. “padahal matahari seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya,” kata dia.
Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau. “maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya.” Pada saat gerhana total , tambah Thomas justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kacamata, takperlu pakai filter. “asal berhati-hati, yang paling riskan adalah peralihan fase total ke fase sebagian, saat bulan mulai bergeser, cahaya matahari yang walau baru muncul sedikit sudah sangat kuat. Padahal, pupil mata kita sedang membesar,” jelas dia. Hal itu bisa merusak retina.