Ada sekitar tiga, warungnya juga dikelola oleh warga pribadi, ada yang unik disini yaitu ketika warungnya tidak ada pembeli pemilik warung berkebun disampingnya, karena sampingnya adalah kebun pemilik warung tersebut, pemilik warung juga ramah-ramah jika beliau ditanya apapun akan dijawab dengan keramahan beliau dengan khas logat kedesaan beliau.
Harga di warung tersebut juga murah-murah tidak ada yang mahal, ada kopi sekitar Rp3000, gorengan, mie, dll cocok buat kami yang ingin low budget, karena parkirnya saja Rp2000, jika mau pesan kopi Rp 3000an dan jika mau makan mie instan + telur sekitar Rp6000 atau Rp7000 jika ditotal habis sekitar Rp11.000 saja, penglihatanmu sudah dimanjakan oleh sungai yang sangat jernih, sangat luas, samping kanannya sebuah bukit yang cukup tinggi dan cocok untuk ngobrol ataupun berenang sepuasnya.
Bisanya teman-teman datang kesana sore hari karena untuk menikmati waktu sore dan berenang disana, mungkin jika dikelola lebih baik lagi akan lebih indah, karena saya melihat masih ada benyak sepace kosong jika dimanfaatkan dan dikembangkan akan menjadi lebih indah dan semakin menarik minat pengunjung, juga bisa membantu perekonomian warga setempat.
Jangan khawatir disana juga ada toiletnya lho, namun sekali lagi masih sederhana, disana juga diperbolehkan ngcamp/camping, kemarin saat saya mengunjungi tempat tersebut ada tiga tenda yang sedang di dirikan, namun disarankan jika datang kesana tidak saat musim hujan, karena disaat musim hujan ada kemungkinan air meluap.
Mengenai musim hujan saya sempat bertanya kepada bapak penjaganya "pak ini kalo musim hujan gimna?" tanyaku lalu dijawab oleh bapaknya "aman mas, selagi engga ada kiriman dari arah Wonosari, namun kalopun ada kiriman, airnya naiknya pelan-pelan kok mas"
Untuk  untuk nama tempatnya Kedung Parang berada di Kedung jati, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. berupa aliran sungai Oya yang membentuk cekungan kedalaman kurang kebih 17 meter, dengan sisi utara berupa tebing batu .
Arah dari sriharjo ketimur agak keselatan sampai menemukan jembatan merah, jika sudah melewati jembatan merah bisa nyebrang lalu belok kekiri sudah tinggal mengikuti jalan tersebut sampai ujung. Nanti jika tidak tau bisa tanya kepada warga setempat pasti semua warga tau tempatnya, .
Eittsss jangan seneng dulu walapun tinggal mengikuti jalannya belum sampai disitu, kamu masih banyak tantangannya selama perjalanan, di beberapa meter perjalanan kamu akan disuguhkan jalan cor yang berwarna abu dari semen yang sampingnya jurang langsung dibawahnya sungai disampingnya tanpa pembatas, sepertinya jalanya masih kategori baru.
Kamu harus tetap berhati-hati karena adrenalinmu akan diuji jantungmu akan berdebar kencang, pikiranmu akan kemana-mana, tak jarang ada yang teriak saat melewatinya, dan masih melewati jalan yang naik turun.
kamu juga akan menenemui beberapa rumah warga yang cukup membuat berfikir bagaimana cara mebawa bahan bangunannya terlebih jalannya sempit, atau mungkin ada jalan lain yang bisa mengangukut bahan bangunan ke rumah tersebut.
Perjalannanya cukup menantang namun harga yang sama akan dibayarkan oleh keindahannya dan selamat menikmati.