Keluarga menjadi tempat pendidikan pertama sekaligus pembangunan karakter bagi anak. Namun,beberapa masalah sering terjadi dan sangat berdampak pada anak.Â
Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi:
1.Kekerasan verbal dan fisik terhadap anak.
Banyak kasus kekerasan terhadap anak, hal ini menyebabkan penderitaan bagi sang anak bahkan sampai membuatnya trauma. Biasanya kekerasan pada anak terjadi karena kurangnya pengendalian emosi orang tuanya, ntah itu sebagai pelampiasan ataupun yang lainnya. Biasanya anak yang mengalami hal menjadi karakter yang pemurung atau pemarah. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya?
Untuk mencegah kekerasan terjadi dalam sebuah keluarga, kita harus sering memperhatikan hubungan dengan pasangan, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan keluarga. Karena ketiga faktor diatas lah yang sering menyebabkan kekerasan terjadi dalam sebuah keluarga. Seseorang yang dididik dengan keras biasanya akan mendidik dengan keras juga, meskipun terkadang al sebaliknya lah yang terjadi. Namun karena jarangnya hal tersebut maka lebih baik kita membiasakan cara mendidik dengan lembut yang memiliki kemungkinan yang lebih besar. Selain itu kita juga harus memperhatikan keadaan diri kita atau pasangan kita. Jika sedang mengalami stres atau lelah, alangkah baiknya jika kita menenangkan diri terlebih dahulu. Karena ketika sedang stres ataupun kelelahan, pengendalian emosi akan berkurang drastis, hal ini menyebabkan sulitnya mengendalikan emosi yang membuat kita mudah marah, mulai dari membentak bahkan sampai kekerasan fisik.
Karena itu, marilah kita perhatikan pasangan kita, mulai dari hubungannya dan keadaannya. Luangkanlah waktu agar hubungan keluarga menjadi harmonis dan mengurangi resiko stres yang terjadi pada diri kita ataupun pasangan kita.
2.Ketergantungan anak pada gadget dan media sosial.
Ketergantungan sang anak sering terjadi karena kurangnya perhatian kita ataupun karena malas mendidik dan menjadikan gadget sebagai solusi utama untuk membuat si anak anteng. Karena itu banyak anak menjadikan gadget sebagai hal yang membuatnya bahagia. Hal ini membuat peran orang tua semakin berkurang. Tidak jarang juga setelah kecanduan gadget sang anak akan marah apabila gadgetnya di ambil. Sangat miris ketika melihat banyaknya anak yang kecanduan gadgetnya. Untuk mencegah hal itu kita harus memberikan waktu untuk bermain dengan anak, dan kita juga harus  selalu memberikan perhatian dan apresiasi terhadap sesuatu yang dilakukan oleh anak. Agar si anak tidak kecanduan terhadap gadget, yang mana kecanduan ini juga sering terjadi karena kurangnya perhatian dan waktu dari orang tuanya. Â
Ketika seorang anak kecanduan gadget, mereka akan mulai menutup diri terhadap dunia nyata, hal ini dikarenakan mereka merasa lebih nyaman hidup diantara media sosial. Dampak ini jelas sangat buruk baginya. Untuk mencegah hal ini mari kita mulai dengan memberi waktu dan perhatian khusus kepada anak. Kita juga dapat memantau hal-hal yang dilakukan oleh si anak saat bermain gadget. Kita juga bisa melakukan pencegahan dengan membatasi sang anak saat bermain gadget sehingga menyeimbangkan antara waktu bermain dan belajarnya.
3.Tekanan mencapai prestasi akademik
Hal ini sering dianggap sepele oleh kebanyakan orang. Padahal menekankan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuannya, hanya akan membuat si anak terbebani. Karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Coba kalian bayangkan, Jika kalian menyuruh ikan untuk menaiki pohon berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk sampai keatas? Jelas sekali ini merupakan pertanyaan yang bodoh. Begitupun ketika kita memaksakan kepada anak untuk membuat dia berprestasi pada sesuatu yang bukan keahliannya. Mereka hanya akan merasa tertekan tanpa hasil yang pasti. Kita harus menyadari bahwa nilai bukanlah segalanya, dan nilai juga tidak akan mempengaruhi kesuksesannya. Bahkan terpaku kepada nilai juga merupakan hal yang buruk, karena ketergantungan akan nilai menyebabkan kurangnya rasa percaya diri pada anak. Karena itu, marilah kita biarkan anak untuk menguasai dan menjalani kehidupan sesuai minatnya, tugas kita selaku orang tua hanya memandu nya, tidak perlu sampai mengatur setiap jalan yang dia lalui. Agar anak merasa bebas dan menjalani kehidupan dengan minatnya. Kita juga harus memberikan rasa kepercayaan pada anak, karena kewaspadaan yang berlebihan hanya akan membuat anak terkekang dan tidak bisa bergerak sesuai keinginannya. Mereka tidak akan bisa memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Untuk mencegah hal ini kita harus memberikan kepercayaan diri kepada anak, agar mereka bisa berkembang sesuai dengan minatnya.
Kesimpulan:
Pembentukan karakter anak dimulai dari keluarga. 3 hal tadi merupakan masalah yang banyak terjadi disekitar kita. Untuk mencegah perkembangan anak, mari kita memulainya dari diri sendiri, dengan mengelola emosi, memperhatikan hubungan, dan saling peduli.
Apa kalian memiliki cara ataupun pandangan yang berbeda? Tulis saja di kolom komentar ya.. saya akan sangat senang sekali mendengar masukan dari kalian.
Sekian dari saya... Terimakasih telah bersedia membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H