Mohon tunggu...
Zulfan Fauzi
Zulfan Fauzi Mohon Tunggu... Novelis - Prosais, penulis

Penulis asal Gambut, daerah yang terjebak di antara Banjarmasin dan Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pachinko: Kisah Zainichi dalam Tiga Generasi

24 Januari 2024   08:30 Diperbarui: 24 Januari 2024   08:36 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Meski kehidupan di Osaka itu sulit, tapi mereka bisa bertahan. Namun, semua itu tidak bertahan lama. Baek Isaac ditangkap dan dipenjara oleh pemerintahan militer Jepang. Dan kehidupan keluarga kecil itu pun kembali nestapa.

Tinggal di pinggiran Busan sebagai imigran Korea yang terkucilkan baik Noah dan Mozasu tumbuh menjadi dua orang yang berbeda. Noah yang pintar dan rajin dan dianggap sebagai harapan orang Korea akan masa depan, serta sang adik Mozasu yang biasa-biasa saja dan sering bikin onar yang semakin menguatkan streotipe imigran Korea di Jepang.

Noah tumbuh dengan cita-cita menjadi orang Jepang seutuhnya dan menyangkal segala hal yang menyangkut Korea dengan dirinya. Apalagi ketika ia tahu bahwa ia adalah anak dari Koh Hansu yang merupakan orang Korea yang menjadi pimpinan Yakuza dan memiliki banyak bisnis gelap di seantero Jepang. Sehingga membuat Noah semakin menyangkal segala ke-korea-an yang ada dalam dirinya.

Beda Noah, beda pula dengan Mozasu---sang adik ini adalah gambaran seutuhnya seorang zainichi dalam streotipe---yang selalu digambarkan tukang buat onar, tidak berpendidikan, kotor, dan tidak ada masa depan. Berlainan dengan sang kakak yaitu Noah, Mozasu menerima seutuhnya identitasnya sebagai etnis Korea. Hal itu pun akhirnya disempurnakan dengan pilihan Mozasu untuk berhenti sekolah dan bekerja di tempat judi Pachinko.

Metafora Pachinko

Seperti permainan judi Pachinko yang lebih mengutamakan keberuntungan daripada kepintaran. Barangkali kisah Mozasu sebagai generasi kedua zainichi yang tinggal di Jepang adalah penggambaran yang tepat. Tidak terlahir dengan kepintaran dan memiliki sifat temperamental, ia malah beruntung mampu bertahan hidup dan membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan.

Pula, bagaimana mesin pachinko yang kerap dijadikan alat berjudi menjadi perlambang warga Korea yang digambarkan kerap membuat masalah, pemalas, dan tidak memiliki masa depan selain ada di jalanan. Dan fakta yang menarik tentang bisnis pachinko adalah, hampir delapan puluh persen pemilik Bar Pachinko itu adalah warga Jepang keturunan Korea.

Baek Solomon anak dari Mozasu yang merupakan generasi ketiga dari keluarga zainichi ini berusaha mencoba mendobrak streotipe itu. Mendapat pendidikan barat dan berkuliah di Amerika, Solomon yang semula bekerja untuk Bank besar di Jepang akhirnya mundur dan memutuskan untuk meneruskan usaha pachinko ayahnya.

Dengan menjadikan latar masa-masa kekejaman perang dan era setelahnya, serta pencarian akan identitas diri, hingga menjadi rantai yang saling berkelindan untuk menggerakkan takdir para Zainichi di Jepang sana yang diwakili kerasnya kehidupan keluarga Sun Ja selama tiga generasi.

Novel ini cocok dibaca untuk mereka yang memiliki ketertarikan akan sejarah Jepang dan juga Korea. Min Jin Lee dengan piawai sudah menulis ulang kisah para Zainichi dan kegetiran yang mereka alami, serta secara padu telah merangkum kehidupan mereka dalam narasi yang memikat tanpa berusaha menghakimi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun