Mohon tunggu...
Zulfan Ajhari Siregar
Zulfan Ajhari Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Buku

Penulis beberapa buku sastra kontemporer, sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopral Kasim dan Bayangan Lailanya

1 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 1 Agustus 2020   07:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tubuhnya terbungkuk, menahan laju usia.

Katanya Aku ini penembak Bren.

Itu waktu masa Londo.

Masa Aku bersedih kehilangan Laila,

Sang Palang Merahku.

Dia yang tidak lagi menyatu

Dengan Selendang Suteranya.

Tak mampu menepis pecahan Mortir

yang tidak bermata.

Gurat Duka Wajah Kopral Kasim

Yang dia seret sejak muda.

Sejak kehilangan kekasihnya Laila.

Kini tubuh renta itu semakin duka,

Yang dia tahu hanya Sapta Marga

Sembari mengusap-usap Bintang Gerilya.

Entah mengapa aku Tak Bersama Laila,

Mengapa aku masih mereguk tua,

Mengapa Tuhan tak mengantar  aku,

Menutup Mata Bersama Dentuman Mortir itu?

Entah mengapa aku harus tahu,

Entah Mengapa aku tak sudi khianati cintanya.

Tak seperti saat ini, yang kami merdekakan dulu

Banyak hati tega menghianati negeri ini,

Niat Perjuangan kami tidak seperti ini dulu.

Siapa saja yang mencemari Merah Putihku ?

Hiruk Pikuk Politik, yang lebih banyak dusta.

Siapa yang sudah membunuh cita-cita kami,

Untuk mensejahterakan anak negeri ini ?.

Komandanku, Kapten Nurdin, Ngatno,

Murad, mereka bersimbah darah didepanku.

Mereka katakan, teruskan perjuangan..........

Berjuang untuk siapa lagi ? kami putus asa.

Orang yang Panen Hasil Korupsi ?

Orang yang tidak tahu sepedih apa

Pertarungan itu, demi kamu.

Kopral Kasim, Air Matanya menitik.

Kopral Kasim tak sudi menghitung waktu

Berapa hari lagi dia bisa bertahan,

tuk' melihat keburukan itu.


(Mengenang Jasa Pahlawan, Yang sudah berjuang di Pertempuran Merebut Kemerdekaan Negeri ini.

Dengan Pesan, wahai pejabat negeriku.  Gunung Es di Kutub Tidak Tercipta dalam satu malam).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun