Mohon tunggu...
Achmad Zulfan
Achmad Zulfan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Senang berbagi ilmu dan pengetahuan bagi Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Desain Kalem Performa Sangar, Review Lengkap Asus Zenfone 11 Ultra

12 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:10 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zenfone 11 Ultra, Smartphone kelas flagship produk terbaru Asus yang rilis pada 14 Maret 2024 hadir dengan layar besar 6,78 inci dan baterai yang juga naik drastis menjadi 5.500 mAh. Dan UI mereka adalah UI paling bersih dari semua Android yang beredar resmi di Indonesia saat ini. Ditambahlah kemampuan kameranya yang upgrade, ada telefotonya loh.

Asik gak tu guys? Baiklah kita langsung saja ke review lengkapnya berikut ini.

Setelah menuai perdebatan panas di kalangan pengguna Zenfone versi sebelumnya, Asus Zenfone 11 Ultra kali ini juga kembali didebatkan oleh banyak netizen di dunia smartphone. Bagaimana tidak, identitas Zenfone yang sebelumnya dikenal sebagai smartphone compact sejak zaman Zenfone 8 hingga Zenfone 10, kina malah tiba-tiba menjadi smartphone dengan body bongsor seperti smarphone kebanyakan.

Ketika pertama kali mendengar nama Zenfone 11 Ultra, tentu kita mikirnya ada versi lain yang non Ultra atau versi Pro. Namun ternyata tidak demikian ya guys, karena tidak ada nama lain selain Zenfone 11 Ultra.

Isi Box Pembelian

  • 1 unit smartphone Asus Zenfone 11 Ultra, tanpa screen protector
  • 1 kabel USB type C to type C
  • 1 Sim ejector
  • Dokumen pendukung

(sayangnya, tidak disertakan kepala charger)

Desain

Secara desain, layout-nya hampir mirip dengan ROGphone8, mulai dari dimensi, penempatan kamera dan sisi-sisi frame yang hampir sama persis, hanya dibedakan dengan kaca di bagian back cover. Di Zenfone 11 Ultra tidak ada tombol air trigger dan port USB C di samping seperti yang ada di ROGphone 8. Bobotnya juga hampir sama berat di 225 gram, smartphone dengan bodi besar ini tidak bisa dibilang ringan.

Untuk pilihan warna terdapat Eternal Black, Misty Grey dan Skyline Blue. Bodinya juga sudah bersertifikasi IP68 yang artinya sudah tahan debu dan juga tahan air, bisa bertahan meski ditenggelamkan ke dalam air dengan kedalaman 1,5 meter selama 30 menit, tahan air hujan atau dicuci dengan sedikit air (tidak untuk dibawa berenang).

  • Sisi kanan : terdapat tombol volume up and down
  • Sisi kiri : kosong
  • Sisi atas : terdapat mikrofon
  • Sisi bawah : terdapat mikrofon, USB port USB type C, SIM tray dual SIM tanpa slot microSD, Speaker dan handphone jack 3,5mm

Speaker stereo di bagian atas dan bawah, dan satu lagi di bagian earpiece. Suaranya cukup lantang dengan detail yang lumayan bagus. Tapi jika dibandingkan, suara ROGphone masih lebih baik.

Layar

  • Layar berukuran 6,78 inci.
  • Panel LTPO AMOLED, refresh rate 144Hz, HDR10, 1600nits (HBM), 2500 nits (peak).
  • Protection Corning Gorilla Glass Victus 2.
  • Bazzel tipis di seluruh sisi.

Namun setelah melalui pengujian, maksimum brightness mencapai 1700 nits. Jadi, meski digunakan di bawah terik matahari, hp ini tetap mampu memperlihatkan isinya dengan mudah. Terkait colour gamut, Asus Zenfone 11 Ultra memiliki beberapa mode warna layar yaitu Optimal di setting Default, Natural, Cinematic, Standart dan opsi setting manual.

(Asus.com)
(Asus.com)

Kamera

Di depan layarnya terdapat kamera 32 MP dalam bentuk punchhole dengan kemampuan merekam video maksimum di 1080p 30 FPS. Sedangkan di sisi belakang, terdapat kamera utama 50 MP Sony IMX890 dengan perekaman video mencapai 8K 24 FPS, dan merekam video slow motion mencapai 4K 120 FPS.

Kamera utamanya ini dilengkapi dengan tehnologi 6-axis Hybrid Gimbal Stabilizer 3.0 yang diklaim lebih canggih dibandingkan dengan OIS pada umumnya. Jadi ketika difoto atau direkam video, kompensasi getarannya menjadi lebih baik dan stabil.

Kamera Ultrawide 13 MP fix focus dengan perekaman video sampai dengan 4K 30 FPS atau bisa juga 1080 60 FPS. Kamera telepoto 32 MP Optical Zoom 3x yang dilengkapi dengan Optical Image Stabilizer, bisa merekam video mencapai 1080p 60 FPS (sayangnya untuk 4K tidak bisa).

Platform

Asus Zenfone 11 Ultra ini menggunakan Android 14, dengan dijanjikan bisa update dua kali versi Android serta 4 tahun untuk security update. Menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3 (4 nm) dan CPU Octa Core (1x 3,3 GHz Cortex-X4, 3x 3,2 GHz Cortex-A720, 2x 3,0 GHz Cortex- A720, 2x 2,3 GHz Cortex-A520), dibantu lagi dengan GPU Andreno 750.

(Asus.com)
(Asus.com)

Memori dan Baterai

Dipastikan tidak ada slot memori tambahan dan untuk Internal memori  terdapat 2 pilihan versi, ROM 256 Gb / RAM 12 GB dan ROM 512 GB / RAM 16 GB.

Baterai yang digunakan berkapasitas 5500 mAh (baterai tanam), dengan pengecasan kabel 65 watt, atau pengecasan nirkabel 15 watt. Ada fitur Battery Care yang ditujukan untuk membuat baterai lebih awet, bisa diatur limit maksimum sampai 80%, 90% atau penuh 100%, dan ini tidak menjadi masalah mengingat kapasitasnya yang cukup besar. Dan bisa juga mengatur kecepatan dan membuat jadwal charging.

Konektivitas

Hp ini sudah bisa menikmati jaringan 5G, dan juga jaringan 2G, 3G dan 4G semuanya ada. SOC-nya juga sudah support Wifi 7, dan jika di Indonesia tidak ada, bisa menggunakan Wifi 6 saja. Juga support Wifi Sharing untuk berbagi konektivitas. Ada juga NFC, Bluetooth versi 5.4 dan GPS, serta mendukung OTG (tapi sayangnya tidak bisa untuk display out karena masih versi 2.0).

(Gsmarena.com)
(Gsmarena.com)

Fitur

Secara UI, OS Zenfone 11 Ultra ini dibilang sangat bersih dari iklan-iklan yang mengganggu, layaknya Android Vanilla milik Google Pixel yang bersih dari bloodware. Selain itu, UI Zenfone 11 Ultra juga memberikan customisasi UI yang essensial di menu setting. Bahkan untuk gaming pun, fitur game-nya masih ada, tapi mengingat ini bukan hp gaming seperti ROG tentu fitur-fiturnya masih kurang lengkap.

Ada juga fitur AI on device seperti AI call translator yang berfungsi menerjemahkan suara saat sedang menelepon orang lain yang berbahasa berbeda (sayangnya belum support bahasa Indonesia) seperti bahasa Inggris, Jerman, China dan beberapa negara lainnya.

Ditambah lagi fitur AI Transcript di aplikasi Sound Recorder, jadi bisa mengonversi suara ke bentuk teks sehingga tidak perlu lagi mencatat pembicaraan orang seperti saat meeting dan lain-lain. Lalu ada juga AI Wallpaper dimana kita bisa mengatur sistem wallpaper untuk men-generate gambar sesuai dengan referensi pilihan, enaknya lagi fitur ini bisa digunakan secara offline, tapi untuk menggunakannya kita harus men-download AI kit-nya terlebih dahulu sebesar 3 GB.

Kemudian ada juga fitur AI yang disebut Semantic Search yang disematkan pada aplikasi galeri bawaan, kita bisa mencari sesuatu hal yang spesifik dengan kata kunci yang kita ketik dan galerinya akan mencari hal tersebut, semisal “payung” maka AI-nya akan mencari dan menampilkan gambar payung yang tersedia di galeri. Kabar baiknya, fitur AI satu ini sudah mendukung bahasa Indonesia. Dan setelah beberapa tahun penggunaan, galeri akan penuh dengan hal-hal yang kita cari sebelumnya dan bisa dicari kembali.

Ada juga fitur Ai noise cancellation yang berguna saat sedang menelepon agar suara kita minim noise meskipun berada di tengah keramaian. Sehingga suara kita menjadi lebih bersih dan jelas didengar. Fitur ini masih bisa dimatikan jika tidak diperlukan.

(Asus.com)
(Asus.com)

Performa

Pengujian Benchmark :

  • Antutu 10 mencapai 2.186.049
  • Geekbench 6 di singel core dengan skor 2263 dan multicore 7119
  • GFXBench 1080p Car Chase Offscreen dengan skor 164 FPS
  • 3Dmark Sling Shote Extreme Unlimited, Graphic Score : 33.354
  • 3Dmark Solar Bay mendapat 33 FPS
  • 3Dmark Wild Life Stress Test – Best Score mencapai 18.566, lowest score 11.471 dan stability 61,8% (masih bisa ditingkatkan lagi ke 95% responsif-nya kalau pakai kipas pendingin)
  • CPU Throating Test selama 30 menit tanpa kipas mendapat 89% dan dengan kipas 91% kestabilannya.

Pengujian Gaming (High Performance aktif) :

  • Genshin Impact : di settingan highest 60 FPS setengah jam, frame rate turun ke rata-rata 58 FPS, nyaris sempurna. Hal ini dikarenakan Asus sengaja menurunkan performanya sedikit mengingat hp ini bukan ROG yang khusus untuk gaming, di menit ke-18 frame rate sempat turun ke 50 FPS tapi tidak terasa sama sekali karena tidak ada gambar yang patah-patah, dan setelahnya naik lagi ke 60 FPS. Suhu terpanas mencapai 42 derajat celcius dan bagian terpanas di bodi bagian belakang.
  • Honkai Star Rail : di settingan Very High 60 FPS, game bisa berjalan di rata-rata 50-an FPS. Frame Rate sempat menurun drastis ke 20 FPS ketika bodi sudah terasa mulai panas di 43 derajat celcius. Hal ini dikarenakan Asus tidak melepas total performanya untuk menjaga suhu hp tetap aman. Beda kalau kita pakai ROG, mungkin bisa mencapai 51 derajat. Jadi, disarankan untuk menggunakan kipas pendingin.
  • Mobile Legend : di settingan grafis ultra dengan frame rate ultra di 120 FPS dan masih aman dari frame drop yang signifikan meski memasuki beberapa match.
  • PUBG mobile : di settingan grafis smooth dan frame rate Extreme+ 90 FPS. Performa masih sangat aman dan terasa ringan sekali, mungkin bisa disiapkan ke 120 FPS oleh developer-nya.
  • Real Racing 3 : bisa menggunakan frame rate 144 FPS atau mengikut refresh rate layar secara default di 120 FPS.

Secara keseluruhan setelah pengujian gaming, hp Asus Zenfone 11 Ultra ini terhitung cukup kencang meski belum bisa mengimbangi ROGphone 8 dikarenakan Asus berusaha menahan performa-nya demi kenyamanan pengguna dan ketahanan device.

Uji perekaman dan foto:

Kemampuan mikrofonnya masih terbilang bukan yang terbaik dalam perekaman, namun hal itu tergantung bagaimana masing-masing pengguna mendengarnya. Meski tanpa mikrofon eksternal masih terdengar jelas.

Pada pengujian penggunaan video di kamera selfie pada siang hari 1080p 30 FPS bisa terhitung sangat baik karena tuning warna dan detailnya terasa natural dimana sisi gelap dan terang diseimbangkan dengan baik. Stabilisasi video pun tidak ada masalah, bahkan sudut pandangnya jadi lebih lebar jika dibandingkan versi Zenfone sebelumnya yang terbilang sempit. Tapi sayangnya, di kamera selfie ini hanya bisa di 30 FPS saja, beda dari versi sebelumnya yang bisa lebih baik. Di kondisi low light, detailnya masih terjaga meski ketika dipindah dari terang ke gelap masih sangat terasa, hal ini mungkin Asus ingin mempertahankan detail mengingat noise reductionnya sangat agresif.

Dilanjutkan pengujian pada kamera utama, detail warna terbilang sangat baik selama dalam pencahayaan yang ideal, tapi ketika dicoba pada Dynamic Range di kondisi back light kameranya malah fokus ke exposure background, terasa gelap dan subjek utama jadi under expose. Bahkan meski menggunakan fitur HDR video, kondisinya pun tetap tidak berubah. Kita diharuskan menggunakan manual exposure pakai slider baru bisa ada perbedaan. Tapi jika menggunakan pencahayaan yang ideal tidak ada masalah. Semoga Asus bisa memperbaiki hal ini. Sedangkan di kondisi low light, detail masih terjaga dan noise reductionnya minim sehingga videonya rapi dan stabil.

Di pengujian fitur Gimbal Stabilizer, hasilnya sangat bagus karena bisa 4K di 60 FPS, bahkan dibawa lari sekalipun tetap terbilang stabil meski masih wajar jika ada sedikit getar-getarnya. Ada juga fitur HyperSteady bisa menggunakan 1080p 60 FPS yang secara theoritis bisa bikin video lebih stabil lagi, tapi stabilizer default-nya aja sudah sangat bagus. Dicoba di 8K 24 FPS juga masih stabil, meski seharunya SOC dan sensor kameranya bisa ke 30 FPS.

Pada pengujian kamera ultrawide, bisa dibilang ini bukan yang paling lebar, bedanya masih tipis jika dibandingkan dengan kamera utamanya. Dalam pencahayaan ideal, detailnya masih bagus untuk sebuah kamera ultrawide, tapi lagi-lagi masalah di backlight masih terjadi dimana subjek utama masih under expose. Untuk fitur HDR video di kamera ultrawidenya tidak bisa dijalankan. Sedangkan di kondisi low light, detailnya terbilang tipis karena masih terasa grind saat dibawa berjalan, kestabilannya kurang jika dibandingkan dengan kamera utama.

Dilanjutkan ke pengujian kamera telefoto, exposure di wajah sedikit lebih baik dalam kondisi backlight dibanding kamera utamanya, meski stabilizer di kamera ini tidak sebaik di kamera utama adalah hal yang wajar. Tapi kesimpulannya, stabilizer-nya sudah lengkap di semua kamera dan resolusi yang tersedia. Sedangkan di kondisi low light tidak ditemukan masalah apapun, hasil foto masih bagus meski ada sedikit berlebihan di segi sharpening. Saat low light, fitur nightmode-nya otomatis aktif yang membuat shutter speed menjadi lambat dan blur, jadi usahakan tangan tidak bergoyang untuk hasil yang baik.

(Asus.com)
(Asus.com)

Pengujian Baterai

Pada pengujian baterai, memutar video Youtube dengan playback 1080p bisa mencapai 30 jam atau 29 jam 23 menit. Untuk kelas hp flagship tentu Zenfone 11 Ultra ini luar biasa, mengingat hp flagship lain mungkin hanya mencapai 24 jam saja.

Jika digunakan untuk pemutaran Youtube online selama 30 menit baterai berkurang 2%, untuk Tiktok 30 menit berkurang 3%, bermain Genshin Impact 60 FPS settingan highest selama 30 menit berkurang 10%. Ini menunjukkan bahwa baterai Zenfone 11 Ultra merupakan salah satu yang terbaik di kelas flagship, atau malah yang paling baik.

Pengecasan dengan charger ROGphone 65 watt dari 0 sampai 50% memakan waktu 16 menit, dan jika sampai penuh memakan waktu 48 menit. Untuk charger yang kompatibel masih mudah ditemukan, bahkan bisa juga menggunakan charger laptop karena hp ini juga menggunakan USB PD.

Harga

Pada promo pertama periode 11 sampai 30 Juni 2021, Asus Zenfone 11 Ultra 12/256 dijual dengan harga Rp 10.999.000,- dan mendapat diskon 1 juta menjadi Rp 9.999.000. Sedangkan untuk versi 16/512 dijual dengan harga Rp 14.999.000,- dan diskon 1 juta menjadi 13.999.000.

(Asus.com)
(Asus.com)

Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli:

  • Asus Zenfone 11 Ultra ini memiliki bodi besar dan sedikit lebih berat dibanding versi sebelumnya.
  • Kemampuan kamera bukan yang terbaik di kelas harganya karena masih ada keterbatasan teknis yang penting untuk diperhatikan.
  • Kestabilan performa Snapdragon 8 Gen 3 masih agak ditahan jika dibandingkan dengan ROGphone untuk menjaga hp bisa bekerja dengan normal atau tidak panas. Tapi kalau dibandingkan dengan hp flagship lainnya tentu ini tidak menjadi masalah.
  • Tidak disertakan charger bawaan dalam box penjualannya.
  • USB port-nya tidak support display out seperti ROGphone yang sudah USB 3.
  • Fitur AI Translator tidak mendukung bahasa Indonesia, meski di AI Semantic Search-nya masih support.
  • Kualitas speaker sudah bagus di kelas flagship, tapi tidak sebaik ROGphone.

Kelebihan:

  • Fitur stabilizer kamera 6 axis Hybrid Gimbal Stabilizer 3.0 sangat stabil.
  • Ada headphone Jack yang masih disediakan di kelas hp flagship.
  • UI paling bersih saat ini dengan layar yang juga keren AMOLED 144, tentu sangat mulus dan responsif sekali.
  • Fitur gaming yang mantap walaupun tidak selengkap ROGphone yang fitur gamingnya bisa dibilang Overkill.
  • Baterainya luar biasa awet ketahanannya karena kapasitas yang besar.
  • Proses chargingnya juga kencang meski sayangnya charger bawaan tidak disertakan dalam box. 
  • Memiliki fitur Bypass charging yang bisa mengatur speed dan jadwal charging.
  • Sudah bersertifikat IP68 yang tahan air dan rendaman.

Nah, menjadi pertanyaan setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan hp Asus Zenfone 11 Ultra ini, cocok untuk siapakah hp ini dibuat? Mengingat versi Zenfone kali ini terbilang besar dan berat dibanding versi sebelumnya yang terkenal compact. Kemudian soal harga, apakah ini tidak terlalu mahal? Coba tulis pendapat kalian di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun