Mohon tunggu...
Achmad Zulfan
Achmad Zulfan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Senang berbagi ilmu dan pengetahuan bagi Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Desain Kalem Performa Sangar, Review Lengkap Asus Zenfone 11 Ultra

12 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:10 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Asus.com)
(Asus.com)

Performa

Pengujian Benchmark :

  • Antutu 10 mencapai 2.186.049
  • Geekbench 6 di singel core dengan skor 2263 dan multicore 7119
  • GFXBench 1080p Car Chase Offscreen dengan skor 164 FPS
  • 3Dmark Sling Shote Extreme Unlimited, Graphic Score : 33.354
  • 3Dmark Solar Bay mendapat 33 FPS
  • 3Dmark Wild Life Stress Test – Best Score mencapai 18.566, lowest score 11.471 dan stability 61,8% (masih bisa ditingkatkan lagi ke 95% responsif-nya kalau pakai kipas pendingin)
  • CPU Throating Test selama 30 menit tanpa kipas mendapat 89% dan dengan kipas 91% kestabilannya.

Pengujian Gaming (High Performance aktif) :

  • Genshin Impact : di settingan highest 60 FPS setengah jam, frame rate turun ke rata-rata 58 FPS, nyaris sempurna. Hal ini dikarenakan Asus sengaja menurunkan performanya sedikit mengingat hp ini bukan ROG yang khusus untuk gaming, di menit ke-18 frame rate sempat turun ke 50 FPS tapi tidak terasa sama sekali karena tidak ada gambar yang patah-patah, dan setelahnya naik lagi ke 60 FPS. Suhu terpanas mencapai 42 derajat celcius dan bagian terpanas di bodi bagian belakang.
  • Honkai Star Rail : di settingan Very High 60 FPS, game bisa berjalan di rata-rata 50-an FPS. Frame Rate sempat menurun drastis ke 20 FPS ketika bodi sudah terasa mulai panas di 43 derajat celcius. Hal ini dikarenakan Asus tidak melepas total performanya untuk menjaga suhu hp tetap aman. Beda kalau kita pakai ROG, mungkin bisa mencapai 51 derajat. Jadi, disarankan untuk menggunakan kipas pendingin.
  • Mobile Legend : di settingan grafis ultra dengan frame rate ultra di 120 FPS dan masih aman dari frame drop yang signifikan meski memasuki beberapa match.
  • PUBG mobile : di settingan grafis smooth dan frame rate Extreme+ 90 FPS. Performa masih sangat aman dan terasa ringan sekali, mungkin bisa disiapkan ke 120 FPS oleh developer-nya.
  • Real Racing 3 : bisa menggunakan frame rate 144 FPS atau mengikut refresh rate layar secara default di 120 FPS.

Secara keseluruhan setelah pengujian gaming, hp Asus Zenfone 11 Ultra ini terhitung cukup kencang meski belum bisa mengimbangi ROGphone 8 dikarenakan Asus berusaha menahan performa-nya demi kenyamanan pengguna dan ketahanan device.

Uji perekaman dan foto:

Kemampuan mikrofonnya masih terbilang bukan yang terbaik dalam perekaman, namun hal itu tergantung bagaimana masing-masing pengguna mendengarnya. Meski tanpa mikrofon eksternal masih terdengar jelas.

Pada pengujian penggunaan video di kamera selfie pada siang hari 1080p 30 FPS bisa terhitung sangat baik karena tuning warna dan detailnya terasa natural dimana sisi gelap dan terang diseimbangkan dengan baik. Stabilisasi video pun tidak ada masalah, bahkan sudut pandangnya jadi lebih lebar jika dibandingkan versi Zenfone sebelumnya yang terbilang sempit. Tapi sayangnya, di kamera selfie ini hanya bisa di 30 FPS saja, beda dari versi sebelumnya yang bisa lebih baik. Di kondisi low light, detailnya masih terjaga meski ketika dipindah dari terang ke gelap masih sangat terasa, hal ini mungkin Asus ingin mempertahankan detail mengingat noise reductionnya sangat agresif.

Dilanjutkan pengujian pada kamera utama, detail warna terbilang sangat baik selama dalam pencahayaan yang ideal, tapi ketika dicoba pada Dynamic Range di kondisi back light kameranya malah fokus ke exposure background, terasa gelap dan subjek utama jadi under expose. Bahkan meski menggunakan fitur HDR video, kondisinya pun tetap tidak berubah. Kita diharuskan menggunakan manual exposure pakai slider baru bisa ada perbedaan. Tapi jika menggunakan pencahayaan yang ideal tidak ada masalah. Semoga Asus bisa memperbaiki hal ini. Sedangkan di kondisi low light, detail masih terjaga dan noise reductionnya minim sehingga videonya rapi dan stabil.

Di pengujian fitur Gimbal Stabilizer, hasilnya sangat bagus karena bisa 4K di 60 FPS, bahkan dibawa lari sekalipun tetap terbilang stabil meski masih wajar jika ada sedikit getar-getarnya. Ada juga fitur HyperSteady bisa menggunakan 1080p 60 FPS yang secara theoritis bisa bikin video lebih stabil lagi, tapi stabilizer default-nya aja sudah sangat bagus. Dicoba di 8K 24 FPS juga masih stabil, meski seharunya SOC dan sensor kameranya bisa ke 30 FPS.

Pada pengujian kamera ultrawide, bisa dibilang ini bukan yang paling lebar, bedanya masih tipis jika dibandingkan dengan kamera utamanya. Dalam pencahayaan ideal, detailnya masih bagus untuk sebuah kamera ultrawide, tapi lagi-lagi masalah di backlight masih terjadi dimana subjek utama masih under expose. Untuk fitur HDR video di kamera ultrawidenya tidak bisa dijalankan. Sedangkan di kondisi low light, detailnya terbilang tipis karena masih terasa grind saat dibawa berjalan, kestabilannya kurang jika dibandingkan dengan kamera utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun