Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Rembulan

20 Maret 2018   20:11 Diperbarui: 20 Maret 2018   20:14 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit kelam berhias bintang

Bulan masih malu-malu menampakkan badan

Mungkin masih memikirkan

Untuk muncul di tengah keramaian

Senyum sambil bersinar

Ditunggu para pelamar

Dan belum menjatuhkan pilihan

Segala sesuatu perlu dimatangkan

Terburu-buru memberi keputusan

Hanya menambah siksa pemikiran

Peluang terjebak dalam kebersamaan

Itu harus diperhitungkan

Jangan hanya memandang kekayaan

Bijak dan penyayang paling dibutuhkan

Hidup tentunya butuh papan ,sandang dan pangan

Tak mungkin tersedia tanpa keringat bercucuran

Sang rembulan

Menjelajah langit harapan

Selalu memberi kesan

Tatapanmu mengagumkan

Sang rembulan

Menerangi dalam kegelapan

Menatap dengan kemesraan

Menjadi perhatian semua insan

Sang rembulan

Memesona cantik rupawan

Singgahmu diharapkan

Tak mungkin mengecewakan

Sang rembulan

Tetaplah dalam keramahan

Tak perlu kesombongan

Sinarmu milik Tuhan

Tampunik, 20 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun