Kebahagiaan yang telah dirajut
Diincar sang pengecut
Ada indikasi dirinya mengajak ribut
Layani saja jangan tersurutÂ
Kekasih hati  sandaran jiwaÂ
Diapun menginginkannya
Tak peduli bahwa sudah ada yang punya
Cerminan  malu tidak bertahtaÂ
Mengapa masih mampu tertawa
Seolah tak tahu dosa
Nikmat yang dirasa
Membuat sosok  yang tulus  menjadi tersiksa
Tak mampu kendalikan nafsu
Bahagia sesaat itu menuju pilu
Menuai derita seiring berjalannya waktu
Mungkin itu yang dituju
Sang perampas cintaÂ
Jiwamu terlenaÂ
Bergelora tak pada tempatnya
Hingga yang lain terluka
Sang perampas cintaÂ
Jiwamu buta
Betapa kejamnya
Tak peduli ada air mata
Sang perampas cinta
Sengsaramu kan tiba
Seiring adanya do'a
Dari makhluk tak berdosa
Tampunik, 01 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H