Mohon tunggu...
Zulfa Izdihar
Zulfa Izdihar Mohon Tunggu... -

Suka nulis hal-hal yang menurut saya menarik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tingkah Pria yang Bikin Wanita Geleng-geleng Kepala

14 September 2017   17:38 Diperbarui: 14 September 2017   19:49 3167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya sama sekali tidak menyadari bahwa ia memesan boneka dengan jumlah yang sama secara berturut-turut. Karena itu adalah tugas pegawai saya untuk meladeni konsumen lewat aplikasi chat online. Di profilnya sama sekali tidak ada foto. Namanya hanya satu kata dan saya pikir itu pun fiktif (dicari lewat google malah muncul foto orang yang berbeda-beda). Dua kali pelanggan tersebut memesan dengan cara yang unik dan pegawai saya yang menceritakannya. Akhirnya saya pun penasaran dan mencoba untuk melayani sendiri pelanggan tersebut.

Menurut catatan pegawai saya, pelanggan ini selalu memesan setiap tanggal 24 dengan jumlah boneka sebanyak 24 pula selama dua bulan. Saya ingin membuktikan apakah di bulan ketiga pada tanggal 24 nanti dia akan memesannya. Dan akhirnya terbukti pesanan itu tidak pernah berubah hingga bulan ke delapan.

Bulan ke delapan saya memutuskan untuk mengantar sendiri pesanan pelanggan tersebut. Jarak kota saya dan dia sekitar 856 kilometer. Kebetulan di kota tersebut saya mendapat ajakan kerja sama dari pengusaha lain untuk mengembangkan usaha. Pengusaha itu bahkan membelikan saya tiket pesawat beserta reservasi hotel selama tiga hari. Saya pikir ini kesempatan bagus dan sekalian bertemu dengan pelanggan misterius tersebut.

Saat saya mendarat di kota tersebut, ada satu sopir taksi yang menuliskan nama lengkap saya besar-besar. Wah, padahal saya tidak minta dijemput. Saya hanya mengabari pengusaha tersebut bahwa saya sudah mendarat dan sedang menunggu bagasi. Tetapi pengusaha ini begitu baik mengirimkan sopir taksi pada saya. Awalnya saya takut untuk ikut sopir taksi tersebut karena rawan sekali penculikan. Jangan-jangan ajakan kerja sama ini tipuan belaka. Apalagi saya wanita yang berangkat seorang diri.

Tetapi saya berusaha membuang pikiran negatif dan akhirnya ikut sopir tersebut untuk masuk ke dalam taksi. Sopir tersebut langsung mengantarkan saya ke alamat yang dimaksud. Sesampainya di sana, saya malah ribet sendiri. Karena belum sempat taruh barang di hotel, jadi saya terpaksa membawa tas jinjing, koper dan dua kantong plastik besar berisi 24 boneka.

Lalu saya mengabari pengusaha tersebut bahwa saya sudah sampai. Dua orang wanita yang menggunakan kaus kuning persis sama (sepertinya seragam pegawai) menghampiri saya. Mereka bahkan membantu membawa barang-barang saya. Saya dibawa masuk ke dalam kantor. Dari jendela kantor, saya bisa melihat puluhan pegawai sedang sibuk. Sepertinya ini usaha suvenir besar. Mungkin produk saya mau dijadikan salah satu produk suvenir.

Dan akhirnya saya bertemu dengan Pak Trian. Tubuhnya tinggi agak berisi dengan kulit yang agak gelap namun tetap terlihat menarik. Dialah pemilik tunggal perusahaan itu. Agaknya umurnya sudah mencapai kepala tiga.

Ia tersenyum dan menjabat tangan saya. Kami membicarakan hal-hal seputar bisnis dan kelanjutan kerja sama. Saya memberinya sampel boneka buatan saya dan Pak Trian langsung setuju. Kami menandatangani kontrak dengan materai dan sepakat bekerja sama selama dua tahun.

Sebelum saya pamit, Pak Trian memberikan kartu namanya. Ia bilang, saya boleh meminta apa saja selama saya berada di kota tersebut. Pegawainya akan selalu siap membantu saya. Saya berterima kasih dan segera pergi ke hotel yang sudah di reservasi oleh Pak Trian atas nama saya.

Di hotel tersebut, saya berusaha mencari alamat pelanggan misterius saya karena besok tanggal 24. Alamat tersebut agaknya tidak jauh dari hotel ini setelah saya lihat di google maps. Lalu saya segera membuka koper untuk mengambil peralatan mandi. Kartu nama Pak Trian jatuh dari saku saya. Saat saya mengambilnya, saya sadar bahwa alamat di kartu nama tersebut sama dengan alamat pelanggan misterius saya.

Saya coba merangkai kejadian satu persatu serta sikap Pak Trian kepada saya. Akhirnya saya berani menyimpulkan bahwa Pak Trian adalah orang yang sama dengan pelanggan misterius saya. Tiba-tiba tumbuh rasa aneh dalam diri saya yang membuat saya tidak dapat tidur malam itu. Sosok Pak Trian membayangi pikiran saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun