Mohon tunggu...
Zulfa Izdihar
Zulfa Izdihar Mohon Tunggu... -

Suka nulis hal-hal yang menurut saya menarik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tingkah Pria yang Bikin Wanita Geleng-geleng Kepala

14 September 2017   17:38 Diperbarui: 14 September 2017   19:49 3167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pria jatuh cinta pada seorang wanita, ada saja hal yang bisa dilakukan agar bisa tetap dekat dengan pujaan hati. Dari hal yang romantis sampai hal konyol pasti sudah pernah dicoba agar dapat perhatian si dia. Berikut ini tingkah-tingkah konyol dan romantis pria yang bikin hati wanita meleleh dan malah bikin jengkel. Seperti apa sih?

Sengaja Mengulur Waktu - Joana

Kalau yang ini benar-benar bikin saya kesal ya. Jadi saat magang itu ada salah satu teman kampus (tapi beda jurusan) yang satu kantor sama saya. Memang saya merasa anak ini beda banget kalau lagi sama saya dibandingkan pas sama teman-teman yang lain. Perlakuannya ke saya terkesan lebih hati-hati dan selalu takut salah bicara. Padahal kalau sama teman saya yang sesama cewek saja dia ngomongnya lugas tanpa basa-basi.

Hari itu cowok ini kebetulan tidak bawa motor karena dia nebeng sama temannya. Nah kebetulan temannya itu ada keperluan mendadak di kampus dan dia pergi tapi tidak balik-balik sampai jam kerja selesai. Cowok ini kemudian menjelaskan hal itu ke saya dan minta tolong untuk saya agar memperbolehkannya ikut satu motor sama saya. Sebelumnya, cowok ini sudah bertanya di daerah mana rumah saya dan dia bilang daerah tersebut searah dengan kontrakannya.

Saya saat itu tidak berpikir macam-macam dan mengiyakan saja. Lagi pula, saya toh tidak punya perasaan khusus ke dia. Menurut saya tidak ada salahnya membantu teman. 

Jadilah dia mengemudi motor saya dan saya duduk di belakang. Hari sudah mulai gelap dan banyak orang sudah pulang bekerja sehingga jalanan biasanya menjadi agak macet. Jadi cowok ini bilang mau ambil rute lain supaya tidak macet. Saya iyakan saja.

Ternyata, rute yang dia ambil itu menurut saya lebih jauh dan macetnya lebih parah daripada dugaan saya. Jika mengambil jalan yang biasanya, macetnya tidak separah itu. Saya mengeluh dan terus bertanya, "kapan sampainya?". Tetapi dia selalu menjawab "sebentar lagi,". Di atas motor pun dia selalu berusaha mengajak saya berbicara tetapi saya tidak mau meladeninya lama-lama. Antara kesal, lelah dan pantat saya yang mulai panas karena duduk di atas jok motor terlalu lama. Bahkan kaki saya pun tiba-tiba terasa pegal karena duduk dengan posisi yang sama selama hampir satu setengah jam. Saat itu saya sangat menyesal bersedia mengantarnya pulang. Jika saja ia mau lewat jalan yang biasanya, pasti hanya butuh paling lama tiga puluh menit!

Saat sudah sampai kontrakannya, saya menolak untuk masuk dan ingin segera pulang karena jam sudah menunjukkan hampir jam setengah 7 malam. Biasanya ibu saya khawatir jika jam pulang saya selarut ini. karena saya tidak bilang ada acara apa pun hari ini, jadi seharusnya saya sudah sampai rumah jam 17.45. Lalu ia menawarkan untuk menunjukkan jalan pulang  sampai ke daerah rumah saya karena saya tidak ingat jalannya (cowok ini terlalu banyak lewat jalan tikus yang belokannya berbelit-belit dengan dalih jalan pintas).

Jadi kami menggunakan dua motor. Ia di depan, dan saya membuntutinya. Saat pulang itulah saya tahu kalau sebenarnya ada jalan yang lebih singkat untuk sampai ke rumah saya dari kontrakannya. Dan itu hanya butuh sepuluh menit!

Saya langsung misuh-misuh dalam hati dan berjanji tidak akan pernah mengantar cowok ini pulang lagi. Waktu dan tenaga saya habis di jalan karena dia. Saat saya sampai rumah, dia berusaha untuk menelepon saya tapi tidak saya gubris. Seminggu kemudian, waktu magang dia habis dan ia pergi dari kantor. Saya sangat lega tidak bertemu dengan dia lagi.

Berusaha Terlihat Buruk - Rani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun