Sehingga seringkali tidak diketahui darimana sumbernya, apakah dari Al-Qur’an, Sunnah, atau dari pengalaman panjang kaum muslimin yang setiap periode tertentu membentuk dan memadatkan kepentingannya sehingga tahap demi tahap kepentingan yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi siswa di dunia yang dianggap sebagai bagian integral dari ajaran islam.Â
Tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu ataupun guru diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat dan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan islam. Pendidikan islam harus mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan akibat munculnya era society 5.0.Â
Akibat pendidikan agama semacam ini, kaum muslimin biasanya lebih merasa benar berpegang kepada produk-produk pemikiran konfensional yang tidak begitu jelas dari mana berasal dari pada berpegang langsung kepada Al-Qur’an dan Sunnah (Syukur, 2020). Tantangan tidak harus dimaknai sebagai sesuatu yang membuat sulit, atau kadang menghambat sesuatu yang ingin dicapai, tetapi tantangan adalah penggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah (Pewangi, 2016).Â
Menurut (Zubaedi, 2012), ketika globalisasi dihadapkan dengan pendidikan Islam, maka muncul dua implikasi sekaligus, yakni peluang dan ancaman. Sebagai peluang, globalisasi di satu sisi akan memudahkan pendidikan Islam untuk mengakses berbagai informasi secara cepat, juga memudahkan pendidikan Islam untuk menyebarluaskan produk-produk keilmuan yang memberikan manfaat bagi masyarakat.Â
Masa Era Society 5.0 berarti suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia atau bisa disebut (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Contohnya yaitu aplikasi yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dengan adanya konsep era society 5.0 ini yang lahir dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi dalam kedudukan dari peran manusia. Society 5.0 adalah masyarakat yang menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti internet untuk segala sesuatu, kecerdasan buatan yang dibuat oleh negara jepang di era society 5.0, data dalam jumlah besar, dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai pengganti dari aktivitas manusia (Santoso, 2020).
KESIMPULAN
Pendidikan era globalisasi membantu mengembangkan kepribadian peserta didik guna menjadi pribadi yang memiliki integritas tinggi. hal itu menjadi tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik. pendidikan islami harus mampu bersaing dengan tantangan globalisasi. pada era society 5.0 ini, diharapkan guru pendidikan islami dapat menghadapi tantangan-tantangan yang dapat memberikan inspirasi yang membentuk sumber daya manusia yang unggul. guru pendidikan islam juga harus memiliki kemampuan-kemampuan yang sejalan dengan tantangan era globalisasi pendidikan islam juga harus dapat melakukan langkah strategis dengan membangun sebuah paradigma keilmuan yang integratif.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. (2009). Ilmu pendidikan Islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner. Bumi Aksara.
Dewey, J. (1930). Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of Education. 434. http://books.google.com/books?id=tfUvXujrJHEC&pgis=1