Mohon tunggu...
Zulfahmi Syamsuddin
Zulfahmi Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Akademisi, Peneliti bidang Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam

Berbuat yang Terbaik, Bermanfaat bagi Dunia dan Bermakna bagi Akhirat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketinggian Bahasa dan Budi Bicara Imam As-Syafi'i

13 Mei 2023   15:47 Diperbarui: 13 Mei 2023   15:48 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Imam As-Syafi'i merupakan seorang ulama besar dari keturunan Bani Muthalib. Beliau terkenal sebagai seorang ulama yang genius dan cerdas akalnya. Pencetus Mazhab Syafi'i dengan kepakarannya dalam berbagai bidang.

Keilmuan dan kepakarannya diakui oleh ulama pada masanya. Hal ini diceritakan oleh murid-murid dan ulama yang hidup sezaman dengannya. Bahkan sampai masa kini pengiktirafan itu tidak sirna.

Dalam Thabaqat As-Syafi'iyyah Al-Kubra, As-Subki menukilkan perkataan Imam As-Syafi'i:

"Siapa yang mempelajari Al-Qur'an hebat nilai dirinya, siapa yang mendalami Fiqh tinggi kedudukannya, siapa yang menguasai hadits mantap hujahnya, siapa yang menggeluti bahasa lembut pribadinya, siapa yang mendalami ilmu hisab bergelora akalnya, dan siapa yang tidak memelihara diri tiada sedikitpun manfaat ilmu baginya".

Perkataan As-Syafi'i menunjukkan kepribadian dan kelembutan budi bahasanya. Hal ini tidak terlepas dari dorongan kuat untuk menuntut ilmu terutama dari ibunya. Sejak usia dua tahun As-Syafi'i dibawa oleh ibunya ke Mekah.

Di sana beliau belajar Al-Qur'an dan Hadist. Usia tujuh tahun beliau telah menghafal Al-Qur'an. Kemudian Beliau mengembara ke perkampungan Bani Huzail. Tempat yang terkenal dengan mutu Bahasa Arab yang terbaik.

Imam As-Syafi'i tinggal bersama Bani Huzail selama tujuh belas tahun. Maka tidak heran apabila beliau fasih berkata-kata dan bijaksana mengatur bicara.

Imam Malik gurunya sangat kagum ketika mendengar As-Syafi'i membaca Kitab Muwatha' dengan kelancaran lidah dan kefasihannya.

Ketika beliau pergi ke Mesir, banyak orang yang menjadi makmum kepada Imam As-Syafi'i dalam shalat. Mereka tidak pernah mendengar bacaan shalat yang lebih baik daripada bacaan As-Syafi'i. 

Setelah selesai shalat, beliau mulai bicara. Tidak pernah para jamaah mendengar perkataan yang begitu menarik sebelumnya. Inilah yang menyebabkan mereka mulai tertarik dengannya.

Ketinggian dan gaya bahasa beliau amat mudah difahami. Sehingga nasehatnya mudah difahami dan meninggalkan kesan bagi pendengarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun