Beberapa tahun terakhir umat Islam dunia dikejutkan dengan berita yang menggenaskan yang terjadi di Xinjiang. Tidak lain adalah penindasan terhadap kaum minoritas di sana.
Bahkan 50 Negara PBB mengutuk keras pelanggaran HAM tersebut. Sikap ekstrimisme yang melampaui batas itu dilakukan dengan dalih fanatik terhadap agama.Â
Padahal bangsa Uighur hanya menjalani ibadah agamanya sebagai umat Islam. Pada Bulan Ramadhan yang lalu mereka dilarang berpuasa. Apabila ketahuan berpuasa mereka akan ditangkap oleh pihak otoritas China.
Siapakah sebenarnya bangsa Uighur itu? Apakah "dosa" mereka sehingga menerima perlakuan yang biadab oleh pihak yang berkuasa? Apakah tanah yang mereka diami itu bukan tempat asal mereka?Â
Sebelum mengetahui penderitaan yang dialami oleh bangsa Uighur. Ada baiknya kita melihat siapakah mereka? Dalam sejarah, Uighur merupakan salah satu bangsa Turki yang tertua. Ia mempunyai sejarah dan peradaban yang luar biasa.Â
Dalam istilah Turki lama, Uighur diartikan dengan persatuan, ikatan. Mereka terikat dalam persaudaraan mayoritas Muslim. Telah menerima Islam sejak abad ke-10. Selama berabad-abad Islam telah ada dan terasimilasi dengan budaya Uighur di Xinjiang.
Xinjiang merupakan nama tempat yang diberikan kemudian. Xinjiang berarti wilayah baru, awalnya ia bernama Turkistan Timur dan tidak termasuk bahagian dari China.Â
Ini membuktikan bahwa Uighur bukanlah bangsa China. Mereka adalah bangsa tersendiri, mempunyai negara dan pemerintahan yang sah.Â
Orang-orang Uighur memiliki kekuasaan politik sejak tahun 605 M. Uighur telah mendirikan Kerajaan Khaganate Uighur Orhun pada tahun 744 M. Kerajaan ini merupakan kesultanan yang paling berkuasa di Asia Tengah dan Turkistan Timur. Mereka menguasai ekonomi dan kebudayaan Asia.Â
Khaganate Uighur Orhun berkuasa hampir satu abad sehingga runtuh pada tahun 840 M. Pada masa ini, istilah Uighur bersifat politis. Artinya Uighur adalah gabungan atau persatuan dari suku-suku.
Pemerintah pada masa ini diberikan gelar dengan Khagan. Secara turun-temurun gelar ini dipakai kepada pemimpin mereka. Pemimpin yang terakhir yang memerintah Kerajaan Khaganate ialah Ho Sa Khaghan (839-840).