Pernahkah kau mendengar lagit rapuh yang terpaksa berdenting
Matahari setengah terang dan rembulan kelabu
Coba dengar pula lolong panjang ajag pengawal malam - malam kelam hutan panjang
Meremang hakiki pada akal setengah tersadar
Kearah mana peradaban kan condong memaling pandang
Culas yang ramah tersamar senyum getas birokrat garong
Dibelakangnya...berbaris macan menyandang bakul kosong
Lumbung - lumbung dikampung pada kosong ? Itu lain cerita
sang raja menderap angkuh di leret kepala jelata...
Apa pedulinya tenteng lengen kekar pak tani yang kelu dimulut karung - karung pupuk kosong
Ttumpukan benih pada mati
Tangkai cangkul rapuh bertelekan musim
Sekejab kering...sekejab banjir..
Sebentar hama...sekedarnya garong ( katanya)
Ahhh...Para nelayan manti kelelep semata
Dijantung pantai kelojotan digedor renten
Pret...lah semua
Semua juga udah tau
Cukup tahu
Tanggapan ?
Buah kerja nyata ?
Buat apa
Toh sekalipun rumah besar bersama ambruk dimakan gempa
Kita tinggal susun proposal rumah baru yang lebih mentereng...
Lebih komplit...
Lebih...
Rakyat tinggal...
lebih....
Hekkk.....
Lenteng Agung, 10 Agustus 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H