Mohon tunggu...
Zulfa
Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Agama Islam Hamzanwadi Lombok Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurangnya Minat Membaca, Generasi Z Lebih Tertarik Mensecrol Beranda Media Sosial

5 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 5 Juni 2024   13:58 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi yang digadang-gadang akan membawa indonesia ke puncak Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang, justru mengalami penurunan dalam minat membaca atau literasi. 

Seperti yang kita ketahui, Generasi Z tumbuh beriringan dengan perkembangan teknologi. Di era sekarang akses untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah karena adanya jaringan internet yang menjadikan kunci untuk membagikan sebuah informasi.

Seiring perkembangan zaman provider layanan internet pun semakin bertambah banyak dengan harga yang sangat bersaing satu sama lainnya.

Munculnya telfon gadget yang bervariasi harganya, menjadikan kebutuhan sekunder bagi para Generasi Z.

Dengan adanya gadget dan luasnya jaringan internet membuat Generasi Z bisa bebas untuk membuka akses hiburan tanpa ada batasan.

Dengan kebebasan mengakses apapun dalam gadget membuat generasi z sering lupa dalam menjalani kewajibannya. Mereka menjadi lupa bahwa belajar dan membaca bisa menjadi satu hal yang penting untuk membentuk karakter anak bangsa Indonesia yang lebih baik.

Generasi Z menjadi malas membaca karena sudah tersedia banyak akses informasi untuk mendapatkan sebuah informasi.

Mungkin hal ini baik, akan tetapi akhirnya banyak disalahgunakan oleh setiap orang yang menggunakan internet.

Akhirnya Generasi Z hanya cukup copy dan paste semua tulisan di internet untuk dijadikan jawaban tanpa membacanya terlebih dahulu dan tanpa memahami apa isi tulisan itu.

Dari sekian banyaknya Generasi Z yang memanfaatkan jaringan internet dengan secara positif, tetapi ada juga Generasi Z yang memanfaatkan internet hal-hal yang negatif 

Hal tersebut menjadikan Generasi Z malas bersosialisasi secara langsung, malas membaca, dan juga malas melakukan kegiatan positif lainnya. Hal ini juga yang mengurangi kemampuan generasi z dalam berfikir kritis.

Pentingnya minat baca dalam perkembangan anak-anak sering diakibatkan oleh kurangnya penekanan dari pihak keluarga dan pihak sekolah. Kebanyakan orang tua lebih mendorong anak-anak mereka untuk mengejar prestasi akademik daripada membaca untuk kesenangan. Sementara itu, pihak sekolah sering memberikan tugas membaca yang terasa lebih sebagai kewajiban daripada hobi.

Turunnya minat baca pada Generasi Z memiliki dampak yang signifikan. Salah satunya adalah penurunan kemampuan membaca dan pemahaman literatur.

Kemampuan membaca adalah keterampilan yang penting dalam kesuksesan akademik dan profesional. Dengan kurangnya latihan membaca, Generasi Z mungkin menghadapi kesulitan dalam memproses dan memahami teks yang kompleks.

Selain itu, minat baca yang rendah juga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan kreativitas.

Menanamkan minat baca pada masa Generasi Z ini akhirnya memang merupakan tantangan yang cukup menjadi tugas kaum muda dan milenial juga untuk menyadarkan rekan seusianya, segenerasi, untuk membudayakan membaca.

Walau mungkin bentuk buku sudah dirasa kuno atau mungkin kurang cocok dengan kaum milenial, setidaknya memperbanyak e-book, e-comic atau electonic base lainnya akan mempermudah kaum milenial dalam mengembalikan semangat membaca dan memperoleh informasi yang positif.

Untuk menumbuhkan minat itu, mungkin perlu diadakan sebuah program hari membaca.

Mungkin hal ini akan menekan Generasi Z yang akhirnya harus membaca. Namun dengan cara itu, anak dapat membatasi dirinya bermain gadget. Selain itu, pendidikan di rumah dengan orang tua pun menjadi sangat penting untuk menumbuhkan kembali minat baca ini.

Orang tua harus memberikan waktu disiplin dalam memegang gadget. Sehingga anak bisa mengikuti disiplin itu dan terbawa terus sampai dewasa. Jika perlu, jangan berikan anak-anak gadget di masa mereka masih usia di bawah 10 Tahun.

Karena anak-anak di usia tersebut lebih banyak ingin menggunakan aplikasi bermain dibandingkan membaca.

Selain orang tua, guru ataupun dosen juga sangat penting dirasa untuk membangun minat membaca dari siswa maupun mahasiswa. Karena untuk meningkatkan kemampuan analisis, dibutuhkan banyak refrensi dari berbagai buku, jurnal, artikel, dan sumber bacaan lainnya. Oleh karena itu peran guru dan dosen sama pentingnya untuk peningkatan minat membaca siswa dan mahasiswa.

Bahkan jika ingin mencapai Indonesia emas, pemerintah juga harus ikut andil dalam memberikan fasilitas, agar dapat memudahkan generasi dalam mengakses informasi, dan data. Oleh karena itu pemerintah sangat diharapkan dalam membantu, terlebih dalam membangun perpustakaan.

Selain itu diperlukan juga kesadaran dari masing-masing individu,

 baik dari siswa maupun mahasiswa itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun