Mohon tunggu...
Zulfa Aini
Zulfa Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimis Hadapi Covid-19: Menebar Nilai Utama dalam Milad Muhammadiyah Ke-109

29 November 2021   01:12 Diperbarui: 29 November 2021   01:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang menyebarluaskan ajaran Islam dengan cara yang berkemajuan. Menyebarluaskan dalam istilah Islam dimaknai sebagai dakwah, dan berkemajuan dicirikan dengan wujud gerakan tajdid. Muhammadiyah terus berusaha dalam menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Muhammadiyah memiliki banyak peran yang selama ini sudah dijalankan yakni Menjadi bagian penting dari proses membangun, merawat, mengembangkan, dan memajukan bangsa Indonesia, serta turut berperan dalam menciptakan kesejahteraan dan perdamaian dunia. 

Kiprah Muhammadiyah yang telah dimulai sejak awal terbentuk hingga kini sudah enggan diragukan lagi. hadirnya Muhammadiyah melalui peran kelembagaan maupun melalui peran tokoh-tokohnya memberi kontribusi positif yang tak ternilai bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Seperti tahun sebelumnya, Milad Muhammadiyah kali ini masih dalam kondisi pandemi covid-19. Namun kita semua harus bisa bangkit dari pandemi dan lincah menyelesaikan segala permasalahan yang ada di dalam negeri. Serta mampu memanfaatkan berbagai potensi dan kesempatan demi bangkit dari pandemi dan menyingkirkan persoalan negeri. Dalam milad Muhammadiyah yang ke-109 tepatnya diperingati pada tanggal 18 November 2021 mengusung topik "Optimis Hadapi Covid-19, Menebar Nilai Utama".

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini dibutuhkan sikap optimis mengatasi segala persoalan. Sikap optimistik disertai usaha yang hebat untuk bangkit harus dilakukan oleh semua elemen negara baik pemerintah maupun seluruh rakyatnya. Tentu saja semua orang sangat mengharapkan pandemi dan masalah negeri dapat diselesaikan dengan segera.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri". (Q.S. Al-Ra'du: 11).

Pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga tentang pentingnya manusia untuk memelihara kehidupan yang menyangkut keturunan, harta, akal, jiwa dan raga dengan segala relasinya harus dijaga penuh pertanggungjawaban dalam satu kesatuan di bawah pondasi hidup beragama sebagaimana menjadi tujuan syariat Islam yakni tercapainya kemaslahatan umum. 

Disampaikan oleh ketua umum PP. Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. bahwa, pandemi ini masalah bersama yang niscaya menjadi pelajaran serta hikmah yang dapat menumbuhkan pandangan dan sikap luhur berbasis nilai-nilai utama. Nilai-nilai utama tersebut diantaranya:

Pertama, nilai ketauhidan untuk kemanusiaan 

Segala kehidupan manusia harus berdasarkan tauhid( meng esakan Allah), kita semua harus seanantiasa patuh dan taat hanya kepada Allah. Sebagai ibadah kepada Allah, kita juga harus senantiasa menjunjung tinggi agama Islam dan berbuat baik dengan sesama. Dari musibah pandemi Covid-19 ini hikmah yang dapat dipetik yakni menguatkan keyakinan orang-orang yang beriman bahwa bertauhid akan menimbulkan kepedulian terhadap persoalan kemanusiaan, termasuk menyelamatkan jiwa manusia.

Kedua, nilai pemuliaan manusia

Pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran akan pentingnya untuk memuliakan sesama manusia. Bersama-sama berusaha untuk mengatasi virus Covid-19 dan melakukan vaksinasi sebagai ikhtiar memelihara dan memuliakan manusia sebagai makhluk Allah. "Kehilangan satu nyawa sama dengan seluruh nyawa manusia, sebaliknya menjaga kehidupan satu jiwa manusia sama dengan memelihara seluruh manusia". (Q.S. Al-Maidah: 32).

Ketiga, nilai persaudaraan dan kebersamaan.

Pandemi ini merupakan persoalan semua umat manusia. Sebagai umat Islam kita diajarkan bersabar dan tawakal dalam menghadapi segala musibah. Namun bukan berarti kita mengabaikan dan acuh terhadap keadaan, termasuk dalam keadaan dan penderitaan orang lain yang terpapar virus covid-19. Dalam hal ini diperlukan rasa persaudaraan dan kebersamaan dari semua pihak sebagai wujud pelaksanaan nilai utama untuk menjalani kehidupan bersama di tengah perasaan satu nasib.  Kondisi darurat dan musibah ini sungguh memerlukan sikap persaudaraan dan kebersamaan seluruh masyarakat dengan nilai kasih sayang dan saling menolong.

 Keempat, nilai kasih sayang

Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dalam wujud kepeduliaan, empati, simpati, serta kebersamaan atas kondisi dan sesama. Jika tidak bisa membantu sesama dengan tindakan maupun materi setidaknya kita tidak menambah masalah dan beban mereka. Nilai kasih sayang antar manusia terhubung dengan kasih sayang Allah, sebagaimana hadis Nabi yang artinya: "Orang-orang yang penyayang itu akan dikasihi oleh Yang Maha Penyayang dan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, maka sayangilah makhluk yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit" (H.R. 'Abdullh bin 'Amr r.a.). 

Kelima,  nilai tengahan atau moderat.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 Muhammadiyah mengembangkan pendekatan wasaiyah (sikap tengahan) dengan mengambil langkah berdasarkan pertimbangan rasional ilmiah dan spiritual-rohaniah. Sebagai muslim kita tidak boleh memiliki sifat takut berlebihan dalam menghadapi keadaan. Sebaliknya jangan bersikap nekad tanpa pertimbangan. Adapun sikap yang dianjurkan ialah syaj'ah, yakni berani dengan seksama. Ajaran sikap tengahan dalam menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan bertujuan agar kita tidak terjebak pada sikap ekstrem dan berlebihan.

Keenam, nilai kesungguhan berusaha

Sikap bersungguh sungguh, optimis disertai ikhtiar harus selalu ada dalam diri kita dalam menjalani kehidupan. Untuk mengubah keadaan yang buruk dari pandemi Covid-19 ke situasi yang lebih baik, semua orang harus bersama-sama bertekad mengubah keadaan pandemi ini agar segera berakhir dengan tetap berserah pada kekuasan Allah. 

Optimisme dalam wujud tekad dan ikhtiar untuk berubah akan menjadi jalan dalam memecahkan persoalan-persoalan umat dan bangsa. Dengan usaha tekad dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, bersatu, dan optimis maka Allah akan meringankan beban hidup dan membuka jalan kesulitan menjadi kemudahan. Selama manusia terus gigih berikhtiar dan tawakal, atas pertolongan dan kasih sayang  Allah maka beban hidup dan kesulitan akan berbuah menjadi jalan lapang dan kemudahan (Q.S. Al-Insyir:  1-8).

Ketujuh, nilai keilmuan atau ilmiah

Manusia memerlukan ilmu pengetahuan yang harus terus menerus diperbarui, dikembangkan, dan disempurnakan untuk meneruskan kehidupan. 

Ajaran Islam bahkan meniscayakan umatnya agar berilmu dan beriman .Ilmu pengetahuan dan teknologi penting disertai hikmah agar tidak mengarah pada keangkuhan. Berbagai  ilmu dan beragam kepercayaan selalu hadir dalam memahami dan menghadapi suatu kejadian sebagai bagian dari keragaman dunia keilmuan dan kehidupan. 

Sudah selayaknya orang yang berilmu menerima dan memghadapi musibah secara bersama-sama, sehingga dapat bersatu menghadapi dan mengatasi musibah yang berat seperti pandemi Covid-19 ini sekalipun. Ilmu dan akal pikiran manusia menurut perspektif Islam harus bersendikan tauhid, iman, dan takwa  agar tidak terseret pada arus pikiran kesesatan.

Kedelapan, nilai kemajuan

Islam merupakan agama yang berkemajuan (dn al-aarah, the religion of progress). Kemajuan menurut ajaran Islam adalah segala kebaikan dan keutamaan yang melahirkan kemaslahatan hidup bagi seluruh umat manusia dan rahmat bagi semesta alam. 

Al-Qur'an dan Sunah Nabi sebagai sumber utama ajaran Islam mengandung nilai-nilai dan pesan ajaran tentang kemajuan. Kemajuan akan membawa kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat. 

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya membangkitkan nilai dan akhlak kemajuan bagi seluruh umat Islam atas musibah pandemi covid-19 ini. 

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini Muhammadiyah secara teologis memandang kehidupan sebagai sesuatu yang luhur, berharga, dan bermakna. Persoalan pandemi ini dibalut dalam dimensi iman, tauhid, dan ablun min Allh yang terhubung langsung dengan ablun min an-ns, ilmu, ihsan, dan amal saleh yang bermakna. Ajaran tentang kemajuan Islam sangat penting untuk membangkitkan kehidupan kaum muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dengan peringatan Milad Muhammadiyah yang ke-109 ini, semoga lahirnya Muhammadiyah ditakdirkan Allah SWT untuk menjadi "Sang Pencerah" bagi umat manusia. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun