Seru! Stapac melanjutkan kemenangan sempurnanya sampai game 1 final IBL. Sampai saat ini Stapac baru mengalami kekalahan satu kali. Dengan rekor sempurna ini akan menjadi modal saat Stapac melakoni game 2 di Bandung dalam game 2 final IBL 2019/2019. Game 1 final IBL 2018/2019 telah usai, kemenangan diraih oleh Stapac Jakarta yang terus memimpin pertanding.Â
Pertarungan sengit terjadi walau Satria Muda  yang hanya mengandalkan Dior Lowhorn sebagai pemain asing namun mereka tak gentar menghadapi Kendal Yancy dan Savon Goodman yang keduanya bermain sangat apik dan membawa Stapac bermain sesuai dengan tempo yang biasa mereka mainkan.Â
Game 1 di Mahaka Square dibuka dengan seremoni kepada Cristiano Ronaldo Sitepu alias Dodo yang telah bermain selama 12 musim untuk Satria Muda, musim lalu ia memutuskan untuk pensiun dan sebelum game 1 final IBL Satria Muda memutuskan untuk mempesiunkan juga no 15 yang digunakan oleh Dodo.Â
Setelah seremoni dilanjutkan pemberian penghargaan wasit terbaik yang di raih oleh Harja Jaladri dan Local MVP of the year diraih oleh pemain Stapac Jakarta Kaleb Ramot Gemilang.
Diluar prediksi, Satria Muda menurunkan Rizal Falconi dan Juan Laurent sebagai starter mendampingi Dior Lowhorn, Hardianus dan Arki dari kubu Stapac, Stapac menurunkan 5 pemain terbaiknya dari awal laga Savon Goodman, Kaleb, Mei Joni, Kendal Yancy dan Widyanta. Stapac sempat tertinggal di kuarter pertama 10-4 atas beberapa permainan cepat dan apik nya centre Dior Lowhorn di paint area Stapac dan juga peran Arki yang aktif dalam rebound, tak tinggal diam Coach Gibet mengambil time out dan Stapac mulai kembali mengimbangi permainan Satria Muda.Â
Satria Muda menghasilkan beberapa kali turnover di kuarter pertama dan alhasil Rizky mampu mencuri bola dan menembakan 3 angka di buzzer beater penghujung kuarter pertama yang semakin membuat ramai pendukung Stapac yang ada di Mahaka Square dan Stapac pun mengakhiri kuarter pertama dengan keunggulan 21-18.Â
Diawal kuarter 2 Satria Muda tetap memberikan pertarungan yang sengit kepada Stapac dan terbukti mampu terus menipiskan skor namun turnover yang menjadi masalah Satria Muda malam itu mampu memberikan keuntungan bagi Stapac dan diakhiri oleh keunggulan Stapac dengan skor 36-29.
Memasuki kuarter 3 kedua tim tidak mengurangi serangannya dan Satria Muda bermain semakin aggresif dengan tembakan 3 angka dari Hardianus mampu menipiskan skor menjadi 37-44 masih keunggulan bagi Stapac dan juga blok dari Savon Goodman kepada Dior Lowhon menutup Kuarter 3 masih dengan keunggulan Stapac atas Satria Muda dengan 54-41.Â
Kuarter 4 menjadi penentuan pertandingan game 1 ini Stapac sempat unggul 64-48 di 5 menit terakhir, namun justru Stapac dibawah 5 menit terakhir kecolongan dengan terjadinya turnover yang bisa diselesaikan dengan baik oleh dunk dari Laurentius dan juga terlihat beberapa kali Hardianus bisa melakukan drive ke paint area stapac. Kuarter 4 sempat merugikan Satria Muda karena Arki Dikania Wisnu justru harus terkena fouled out tapi dengan tensi final tinggi Satria Muda sempat menipiskan angka menjadi 64-74 di 1 menit 12 detik terakhir kuarter 4.Â
Namun Stapac tetap tidak mengurangi ketatnya pertahanan yang dibangun yang mampu membuat Satria Muda harus melakukan turnover dan memberi angka bagi Stapac. Stapac akhirnya menutup game 1 dengan keunggulan 79-68. Dengan kemenangan ini Stapac unggul 1-0 dari Satria Muda dari game of 3 final IBL 2018/2019 ini. Stapac hanya butuh 1 kemenangan lagi untuk memastikan mereka meraih gelar juara IBL 2018/2019.
Selain keseruan antar Centre Savon Goodman dan Dior Lowhorn malam itu persaingan sengit antara Point Guard Widyanta dan Hardianus juga menonjol. Keduanya memiliki perbedaan dalam gaya bermain Hardianus yang lebih banyak melesakan tembakan-tembakan 3 angka akuratnya berhasil mencetak 17 points 2 asis dan 1 steal dan Widy yang lebih banyak bermain masuk ke paint area melakukan lay up berhasil membekukan 11 point 3 asis dan 2 steal.
Kemenangan Stapac tak lepas dari rotasi pemain yang dilakukan oleh Coach Gibet yang mampu membuat pemain utama Stapac terjaga fisik dan kualitas pemain cadangan dari Stapac yang mumpuni membuat mereka tetap konsisten dalam menjaga permainan, selain itu kunci lainnya adalah mampu menahan gerakan-gerakan dari Dior Lowhorn yang sangat mendominasi di area kunci Stapac dengan melakukan trap-trap bahkan triple team Dior Lowhorn saat mendapat bola di paint area. Dengan begitu di game 1 Dior Lowhorn hanya mampu mencetak 14 points sedangkan Savon Goodman mampu mencetak 21 points.Â
Pemain bench Satria Muda sangat disayangkan tidak mampu step up di partai ini pemain seperti Avan Seputra, Kevin Jonas dan Juan Laurent bermain jauh dibawah performa mereka seperti direguler dan semi final kemarin dan tidak dapat banyak membantu pemain utama seperti Arki, Dior dan Hardianus yang bermain sungguh luar biasa malam tadi. Faktor Jamar yang cidera pun memberi dampak atas permainan Satria Muda.Â
Pada final game 2 diharapkan para pemain ini mampu menunjukkan permainan yang apik dan juga Satria Muda harus bisa memecahkan ketatnya pertahanan yang dibangun oleh Stapac agar tidak lagi tercipta banyak turnover.Â
Dari sisi Stapac pertarungan mental harus dilawan, Stapac jangan terbuai oleh game 1 yang mereka menangi dan mengurangi intensitas permainan melawan Satria Muda. Mereka harus tetap menjaga konsistensi permainan dengan pertahanan yang kuat dan mengatur tempo permainan agar tidak terbawa oleh tempo cepat yang diterapkan oleh Satria Muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H