Mohon tunggu...
zulaihatul asfia
zulaihatul asfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030062 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perfeksionisme, Kekurangan yang Menyiksa Diri

17 Juni 2023   08:41 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:45 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau takarannya pas, perfeksionis bisa menjadi motivasi untuk menjalankan sesuat dengan sangat baik hingga mencapai tujuan apapun tantangannya. Perfeksionisme bukan tentang berjuang untuk keberhasilan melainkan menyempurnakan diri yang tidak sempurna.

Bereda dengan orang berstandar tinggi yang sehat, perfeksionis cenderung akan mencambuk dirinya dengan kalimat negative Ketika melakukan kesalahan meskipun sedikit.

Perfeksionis adalah seseorang yang cenderung memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri dan berusaha mencapai kesempurnaan dalam pekerjaan atau kinerja mereka. Mereka sering memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai keunggulan dan mungkin sangat kritis terhadap kinerja mereka sendiri atau karya orang lain. Perfeksionis mungkin menghabiskan waktu dan usaha yang signifikan pada tugas, berusaha untuk menghilangkan kesalahan atau ketidaksempurnaan.

Orang perfeksionis biasanya lahir karena mereka berada dalam lingkungan yang awalnya mengharuskan untuk selalu sempurna.

Meskipun pengejaran kesempurnaan dapat menghasilkan karya berkualitas tinggi, itu juga dapat memiliki efek negatif. Perfeksionis mungkin mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena kebutuhan konstan mereka akan kesempurnaan. Mereka mungkin mengalami kesulitan dengan perasaan ketidakpuasan dan kritik terhadap diri sendiri ketika mereka tidak mencapai standar yang tinggi. Selain itu, kecenderungan perfeksionis mereka dapat menyebabkan penundaan atau kesulitan menyelesaikan tugas, karena mereka mungkin takut membuat kesalahan atau tidak memenuhi harapan mereka sendiri.

Perfeksionisme ada dalam spektrum, dan tidak semua perfeksionis menunjukkan perilaku yang sama atau memiliki motivasi yang sama. Beberapa individu mungkin memiliki perfeksionisme yang adaptif, yang dapat mendorong mereka untuk mencapai hal-hal besar sambil menjaga keseimbangan yang sehat. Namun, perfeksionisme yang maladaptif dapat merugikan kesejahteraan seseorang dan dapat mengganggu hubungan personal dan kebahagiaan secara keseluruhan.

Jika kamu seorang perfeksionis dan itu menyebabkan kesulitan, mungkin bermanfaat untuk menjelajahi strategi untuk mengelola kecenderungan perfeksionismu. Ini mungkin termasuk menetapkan tujuan yang lebih realistis, berlatih kasih sayang pada diri sendiri, menantang percakapan negatif tentang diri sendiri, dan mencari dukungan dari orang lain. Penting untuk diingat bahwa setiap orang membuat kesalahan dan bahwa kesempurnaan adalah standar yang tidak dapat dicapai. Memeluk pola pikir yang lebih seimbang dan menerima diri sendiri dengan lebih baik dapat menghasilkan kepuasan yang lebih besar dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Tapi tidak sedikit pula orang yang justru sengsara dalam perfeksionisme tersebut. Memilliki harapan yang sempurna dan memaksakan standar tidak realistis pada diri sendiri dan orang lain.

Meskipun memiliki dorongan untuk mencapai kesempurnaan tampaknya bisa memiliki beberapa manfaat, menjadi perfeksionis juga memiliki kekurangan-kekurangan tertentu. Berikut adalah beberapa kekurangan yang mungkin dialami oleh seorang perfeksionis:

a. Tingkat stres yang tinggi. Perfeksionis cenderung merasa tertekan karena mereka selalu berusaha mencapai standar yang sangat tinggi. Mereka mungkin merasa cemas dan khawatir tentang membuat kesalahan atau tidak mencapai harapan mereka sendiri.

b. Prokrastinasi. Ironisnya, perfeksionis sering kali cenderung menunda tugas-tugas atau pekerjaan karena takut tidak dapat melakukan dengan sempurna. Mereka mungkin terjebak dalam siklus ketidakpastian dan kecemasan, yang menghambat kemajuan mereka.

c. Rendahnya kepuasan diri. Perfeksionis seringkali tidak merasa puas dengan hasil kerja mereka, bahkan ketika mereka telah mencapai hasil yang sangat baik. Mereka selalu mencari kesempurnaan dan merasa tidak pernah cukup baik.

d. Ketidakseimbangan hidup. Karena perfeksionis cenderung fokus pada tugas atau pekerjaan, mereka mungkin mengorbankan waktu dan perhatian yang seharusnya diberikan untuk hubungan pribadi, kegiatan rekreasi, atau istirahat yang diperlukan. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hidup dan kelelahan.

e. Ketidakmampuan menghadapi kegagalan. Perfeksionis sering kesulitan menghadapi kegagalan atau kesalahan. Mereka mungkin terlalu keras pada diri sendiri dan merasa sangat terpukul ketika mereka tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

f. Hambatan kreativitas. Perfeksionisme yang berlebihan dapat menghambat kreativitas karena perfeksionis cenderung terlalu khawatir tentang membuat kesalahan atau tidak mencapai tingkat kesempurnaan yang diinginkan. Hal ini dapat menghalangi eksplorasi ide baru dan percobaan yang berani.

Membebani hubungan interpersonal. Perfeksionis dapat menempatkan tekanan yang tinggi pada orang-orang di sekitar mereka, termasuk rekan kerja, keluarga, atau teman-teman. Mereka mungkin memiliki harapan yang tidak realistis dan sulit untuk puas dengan kinerja orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun