Mohon tunggu...
Sang Pangeran
Sang Pangeran Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita itu

18 Januari 2019   09:56 Diperbarui: 18 Januari 2019   11:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya akan mengingatmu sampai aku lelah.

Akan aku biarkan hatiku... dan bibirku menyebut namamu sesekali sampai aku muak.

Sampai nanti, saat semuanya berlalu. Saat sekali lagi aku menemukan dia yang akan membuatku tertawa. Menemukan dia yang akan mengisi hidupku dan menambah warna dalam hariku. Saat aku bertemu dia yang mengisi hatinya dengan namaku. Maka saat itu, aku akan memperjuangkan semuanya, mempertahankannya. Tak akan aku biarkan perbedaan membuatku takut dan mundur. Dan aku pasti bisa melepasmu. Meletakkanmu dalam bingkai masa lalu.

Aku bersandar sejenak, untuk sesaat melihat tepian pantai. Menyaksikan bagaimana ombak bergulung dan berakhir menjadi buih di tepian. Kuhela nafas panjang, dan menhembuskannya perlahan-lahan. Nanti? Kapan nanti itu? Kapan aku baru bisa berhenti merindukanmu? Ah..tepatnya, kapan aku berhenti menyadari bahwa namamu masih membawa pengaruh besar dalan hatiku.

Ya..akan aku lakukan. Akan aku perjuangkan, walau aku tidak tau kapan baru bisa melupakanmu, kapan baru mampu mengikhlaskanmu. Tapi saat itu pasti datang. Saat dimana aku mampu tersenyum tanpa mengingatmu, saat dimana aku tertawa tanpa berharap bisa mendengar tawamu. Dan dia , orang yang akan menggenggam tanganku. Aku berjanji tak akan melepaskan tanganya. Tidak lagi. Karna bukankah cinta sejatinya mempersatukan dua hati yang berbeda. Maka akan aku hadapi perbedaan itu.

Tapi mimpi... seandainya Tuhan menawarkan kepadaku untuk mengulang kembali ke masa lalu. Ke saat dimana pertama kali kita bertemu. Dan Tuhan menawarkan pilihan lain untukku. Tidak akan ada yang berubah untukku. Karna tidak ada satu pertemuan pun yang aku sesali. Maka..jika memang Tuhan menawarkanku untuk kembali, aku akan tetap berjalan memasuki ruangan itu, tempat dimana kau duduk disamping jendela dan menghentikan waktumu karnaku. Menatapku.

Ku hela nafas panjang mengakhiri tulisanku. Ku baca sekali lagi..dan aku merasa puas. ini bukan hanya sebuah tulisan untukku. Ini rinduku, kasih sayangku, ini kenanganku, dan ini pesanku. Pesan yang mungkin tak akan pernah tersampaikan. Pesan yang mungkin hanya akan jadi cerita. Pesan yang hanya akan tersimpan dalam otakku. Tapi seandainya bisa..bolehkah pesan ini ditemukan. Bolehkah pesan ini tersampaikan. Sebagai akhir dari sebuah harapan. Bagian penutup dari sebuah cerita.

Maka dengan mengumpulkan seluruh keberanian. Ku klik "publish" pada blog ku. Setidaknya kalau hanya ini, masih sanggup aku lakukan. Ah...sepertinya aku memang penakut.

Dua minggu kemudian

Aku masuk ke kamarku dengan menenteng sepiring nasi goreng dan segelas air putih. Ku perhatikan tanda lampu berkedip dari ponselku. Dengan malas kuraih ponselku. Pasti pesan dari kantor. Padahal sudah susah payah laporan kemarin aku selesaikan. Setidaknya, biarkan aku istirahat sebentar. Ku letakkan piringku untuk membuka email masuk.

Begitulah cerita yang disampaikan sahabatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun