Mohon tunggu...
Zuhrotun Nisa
Zuhrotun Nisa Mohon Tunggu... Universitas Pekalongan

Mahasiswa Peminatan Epidemiologi || Kesehatan Masyarakat || Fakultas Ilmu Kesehatan. Email : zuhrotunnisa11@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fenomena Kecanduan Penggunaan Gawai (Gadget) terhadap Kesehatan Jiwa pada Anak Remaja

28 Oktober 2020   17:15 Diperbarui: 28 Oktober 2020   18:09 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Beberapa kasus yang tengah marak akhir-akhir ini terkait gangguan kejiwaan (mental, emosional dan perilaku) yang dialami anak akibat kecanduan gadget pada anak merupakan masalah yang dianggap penting dan harus di waspadai oleh seluruh orang tua yang memiliki anak terutama usia pre sekolah dengan kebiasaan memainkan gadget (Wulandari & Hermiati, 2019).

Dari riset yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), anak-anak Indonesia yang kecanduan gadget jumlahnya sekitar 20%. Ini belum termasuk yang masih pada tahap problematic level (sudah tampak bermasalah meski belum sampai level kecanduan). Saat ini populasi anak dan remaja Indonesia berkisar 90 juta jiwa, jumlah 20% dari 90 juta rasanya sudah harus membuat kita waspada, karena ini banyak sekali (Mega, Sulastri, & Khodijah, 2020).

Kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena produksi hormon dopamine yang berlebihan menganggu kematangan fungsi prefrontal korteks yaitu mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Orang yang sering menggunakan gadget cenderung mengalami hambatan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar Salah satunya perihal berkurangnya aktivitas fisik yang seharusnya dilakukan sang anak (Rini & Huriah, 2020).

Untuk itu perlu adanya batasan dalam menggunakan gadget pada anak. Perilaku penggunaan gadget dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan. Kurangnya pemahaman tentang dampak penggunaan gadget  menjadikan anak-anak berperilaku menggunakan gadget secara berlebihan (Anggraeni, 2019).

A. Definisi Gadget

Kata gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang mempunyai fungsi khusus. Pengertian lain gadget yaitu sebuah perangkat atau teknologi elektronik yang berkembang pesat dan mempunyai fungsi tertentu dengan berbagai jenis diantaranya yaitu smartphone, mobile phone, iphone, blackberry, ipad, tablet, dan netbook (Zaini, 2019).

B. Definisi Kesehatan Jiwa

Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan jiwa didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. 

C. Sisi Positif dan Negatif dari Penggunaan Gadget

Sisi positif dari penggunaan gadget adalah hidup menjadi praktis selain itu ada:

Edukasi

Searching hal-hal yang belum diketahui

Belajar hal baru

Mencari ide

Silahturahim

Selain ada sisi positif, ada juga sisi negatif dari penggunaan gadget yaitu gadget dapat mengubah otak, antara lain:

Attention, emotion, dan decision making yang lama-lama berakibat menjadi suatu kecanduan.

Seolah-olah multitasking tetapi justru mengurangi konsentrasi dan kemampuan berfikir. Penulis Emotional First Aid: Practical Strategies for Treating Failure, Rejection, Guilt and Other Everyday Psychological Injuries, Guy Winch, PhD berpendapat, saat seseorang sedang fokus melakukan satu hal, maka kinerja otak pun ikut melambat. Artinya otak manusia tidak akan bisa menerima perintah untuk fokus lagi saat sedang melakukan sebuah pekerjaan. Semakin sering melakukan multitasking semakin sulit juga bagi seseorang untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang bersifat kognitif, seperti membaca buku pelajaran atau lainnya. Dikutip dari Dailymail dalam jurnal yang berjudul Cyberpsychology and Behaviour, membenarkan orang yang sering melakukan multitasking memiliki kesulitan yang besar untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang bersifat intelektual.

Phantom vibration syndrome yaitu keinginan untuk mengecek lebih sering dan dalam situasi, merasa bahwa pesan akan segera datang, jika tidak mengecek gatal untuk mengecek pesan dan informasi.

Dopamin yaitu suat senyawa di otak yang berperan dalam sistem "keinginan dan kesenangan" sehingga meningkatkan rasa senang dan puas.

 Gadget menjadikan berfikir hanya dirinya sendiri, bukan saya dan orang lain.

Gadget cerdas 3x lebih besar peluangnya untuk mempengaruhi kecandua anak dari pada computer

Visual yang berubah cepat sanagt berbahaya bagi anak karena menjadi pemicu ADHD yang mempengaruhi daya konsentrasi dan kematangan lobus frontalis, daya emosi, dan daya pikir.

D. Dampak Kecanduan Gadget

Beberapa dampak yang dapat muncul akibat kecanduan gadget yaitu :

Dampak secara fisik antara lain :

Masalah pada mata

 Karena terlalu lama menatap layar gawai, mata bisa menjadi bermasalah. Beberapa masalah pada mata yang berisiko terjadi pada pecandu gadget adalah mata lelah, mata kering, dan penglihatan terganggu.

Kebiasaan makan yang buruk, sehingga bisa menyebabkan kurang gizi, obesitas, diabetes, penyakit jantung, bahkan infertilitas.

Infeksi

Layar gadget adalah sarangnya jutaan kuman. Bahkan ada riset yang menyatakan bahwa kuman E.coli penyebab diare paling banyak ditemukan pada gadget. Hal ini membuat orang yang sering bersentuhan dengan gadget lebih berisiko terkena infeksi.

Nyeri di bagian tubuh tertentu

Orang yang sudah kecanduan gadget mungkin tidak menyadari bahwa lehernya sering tertekuk dan jari-jari tangannya tidak berhenti mengetik  di layar gawainya. Hal ini membuat mereka rentan mengalami sakit leher, nyeri bahu, serta nyeri pada jari-jari dan pergelangan tangan.

Kualitas tidur yang buruk sehingga bisa mengganggu prestasi akademik

Gangguan pertumbuhan.

Dampak secara psikologis antara lain : 

Depresi

Kesendirian

Kegelisahan

Agresif

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif yang berdampak pada kerja memori menjadi lemah

Kurang empati

Phobia sosial

Tidak dapat mengendalikan dorongan untuk menggunakan Internet / teknologi

E. Cara Mencegah Kecanduan Gadget 

Jika anak remaja kecanduan gadget, kamu dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu terhindar dari masalah ini, misalnya:

Tetapkan batas waktu yang ketat untuk penggunaan gadget di rumah maksimal satu jam.

Orang tua mengedukasi diri tentang gadget.

Berikan pengajaran soal perilaku di internet.

Tentukan area bebas gadget, misalnya tidak menggunakan gadget ketika berada di kamar mandi, dapur, atau kamar tidur.

Luangkan waktu bersama anak untuk memahami sumber kecanduannya. Penting bagi orang tua untuk mengetahui apa yang membuat anak-anak merasa senang berlama-lama menggunakan gadget.

Ganti waktu penggunaan gadget dengan aktivitas yang lebih sehat, misalnya berolahraga atau membaca buku.

Ciptakan lingkungan positif di rumah.

Referensi :

Anggraeni, S. (2019). Pengaruh Pengetahuan Tentang Dampak Gadget Bagi Kesehatan Terhadap Perilaku Penggunaan Gadget Pada Siswa SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin. 6(2), 64--68.

Mega, Sulastri, E., & Khodijah, U. P. (2020). PENGARUH PERKEMBANGAN ANAK TERHADAP KETERGANTUNGAN GADGET ( SMARTPHONE ) PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. 7, 149--160.

Rini, M. K., & Huriah, T. (2020). Prevalensi dan Dampak Kecanduan Gadget Pada Remaja: Literature Review. 5(1), 185--194.

Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL DAN EMOSIONAL PADA ANAK YANG MENGALAMI KECANDUAN GADGET. 3, 382--392.

Zaini, M. (2019). Persepsi Orangtua terhadap Hadirnya Era Teknologi Digital di Kalangan Anak Usia Dini. 3(1), 254--264. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.127

Smith, M. HelpGuide (2019). Smartphone Addiction.

WebMD (2019). Ways Your Smartphone Can Wreck Your Health.

Shoukat, S. (2019). Cell Phone Addiction and Psychological and Physiological Health in Adolescents. EXCLI Journal. 18, pp. 47--50.

Guo, Ningyuan. 2020. Problematic Smartphone Use and Mental Health in Chinese Adults: A Population-Based Study. International Journal of Environmental Research and Public Health. 17, 844.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun