Mohon tunggu...
ZUHRAINIATI
ZUHRAINIATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Miris! Budaya Lokal Mulai Tenggelam, Begini Cara untuk Mengangkat Budaya Lokal agar Mendunia dengan Internetnya Indonesia

15 Juli 2022   22:40 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:45 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya merupakan warisan nenek moyang yang wajib untuk kita lestarikan. Budaya memiliki nilai yang sangat berharga dan merupakan identitas suatu bangsa. Jika mendengar kata 'budaya' kita pasti berpikiran bahwa budaya hanya sekedar tarian, alat musik, pakaian, bahasa, makanan, dan sebagainya. Namun  lebih luas dari itu, definisi budaya adalah cara hidup suatu kelompok atau masyarakat yang mencakup keseluruhan sikap dan pola perilaku yang diwariskan pada generasi selanjutnya. Oleh karena itu, budaya dapat dikatakan sebagai jati diri suatu bangsa. Keragaman budaya dapat menjadi daya tarik suatu negara di mata dunia. Dahulu, Indonesia dikenal dengan dengan negara yang kaya akan kebudayaan yang beranekaragam. Karenanya banyak turis yang berkunjung hanya untuk menyasikan keunikan budaya lokal Indonesia.

Sumber gambar : https://eventkampus.com/blog/detail/570/lunturnya-budaya-di-indonesia
Sumber gambar : https://eventkampus.com/blog/detail/570/lunturnya-budaya-di-indonesia

Di era globalisasi sekarang ini, budaya Indonesia semakin luntur terbawa arus. Globalisasi membuat budaya asing masuk ke Indonesia dengan sangat cepat sehingga budaya lokal mulai terkikis. Hal ini dapat dilihat dari perilaku generasi muda saat ini. Mereka lebih memilih untuk mengikuti trend budaya asing dari pada budaya lokal karena dianggap gaul dan modern. Tak jauh berbeda dari generasi muda, para orang tua pun seolah -- olah menormalisasikan perilaku moderenisasi ini. Contoh lain dari sisi penggunaan bahasa, generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa daerah, bahkan banyak dari kalangan pemuda yang tidak bisa berbahasa daerah tempat kelahiran mereka, sungguh miris! Kini musik K -- pop sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sementara lagu tradisional? Liriknya pun sudah dilupakan. Mereka berbondong -- bondong untuk memenuhi lifesyle orang asing meskipun mempunyai dampak negatif dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Akibat yang di khawatirkan adalah Indonesia kehilangan identitas dan jati dirinya sehingga menjadi negara yang lemah dan mudah dikuasai oleh negara lain. Tentunya fenomena ini tidak bisa dibiarkan terus berlarut - larut. Kita sadar bahwa ada yang salah pada negeri ini maka kita harus segera memperbaikinya. Jika dibiarkan maka dampaknya akan semakin buruk dan menjadi -- jadi. Lalu bagaiman solusinya?

Teknologi digital sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi di seluruh dunia. Di era perkembangan teknologi, internet sudah mejadi kebutuhan primer bagi setiap orang. Bagaimana tidak? Hampir semua bidang kehidupan tidak lepas dari pengggunaan internet mulai dari bidang pendidikan, sosial, ekonomi, pariwisata, pemerintahan, budaya, dsb. Internet sudah dapat diakses berbagai kalangan baik anak usia dini, remaja, dewasa hingga lanjut usia, dari masyarakat perkotaan hingga perdesaan. Jika pada tahun 1969 internet hanya sebuah jaringan komputer yang dibuat oleh ARPA, kini internet sudah menjelma menjadi 'penguasa dunia'. Menurut Hootsuite dan We Are Social dalam laporan "Digital 2022 April Global Start Report" diketahi bahwa penggunaan internet dunia kini mencapai 5 miliar atau setara dengan 63% populasi penduduk dunia. Penggunaan internet semakin melonjak sejak adanya pandemi Covid 19 pada tahun 2020 silam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh  Alvara Research Center, pada tahun 2020 pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan internet meningkat sebanyak 8,1% dari tahun sebelumnya yaitu 6,1%. Ini berarti pengeluaran atas kebutuhan internet naik sebesar 2%. Sementara untuk alokasi waktu, rata -- rata penggunaan internet perhari adalah 9,6 jam dan terdapat sebanyak 15,8% penggunaan internet di atas 13 jam.

Sumber gambar: https://indihome.co.id/
Sumber gambar: https://indihome.co.id/

Hal di atas cukup membuktikan fakta bahwa internet telah menguasai dunia. Dengan kemampuan internet yang dapat menyebarkan informasi dalam bentuk teks, suara dan video dapat kita manfaatkan untuk mengangkat kembali budaya lokal ke tengah -- tengah masyarakat terutama generasi muda bahkan hingga mendunia. Tentunya untuk menjalankan misi tersebut, kita membutuhkan layanan internet yang lancar dan dapat di andalkan. Tidak dapat di pungkiri tanpa layanan internet yang memadai hal tersebut hanyalah omong kosong belaka. Untuk mendukung perkembangan internet saat ini, Telkom Indonesia menyediakan IndiHome. IndiHome adalah layanan internet yang mempunyai banyak keunggulan, diantaranya jaringan internet yang cepat, stabil, andal dan canggih yang memungkinkan aktivitas tanpa batas. Dengan IndiHome, internet kini dapat di akses hingga ke pedesaan sekalipun. Nah, kita dapat memanfaatkan internetnya IndiHome sebagai internetnya Indonesia untuk mengangkat budaya lokal yang mundunia.

Agar dapat terus bertahan seiring dengan perkembangan teknologi, maka budaya haruslah mengikuti perkembangan teknologi. Jadi tidak ada istilah budaya yang ketinggalan zaman, justru budaya beriringan dengan perkembangan zaman. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk menyelaskan budaya dengan perkembangan zaman dan langkah apa yang harus kita lakukan? Berikut adalah 3 cara jitu yang dapat kita terapkan dengan mudah.

1. Share

Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan meng-share hal -- hal menarik tentang budaya di sekitar kita di media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok, Youtube, dsb. Tentunya budaya yang dikemas menjadi sesuatu yang lebih menarik. Contohnya pada Instagram dengan membuat desain feed yang menarik tentang fakta unik suatu budaya, dan membuat video reel yang berbau budaya. Kemudian juga dengan mebuat vlog belajar budaya, kunjungan ke tempat bersejarah, dan sebagainya. Dengan akses internet tanpa batas memungkinkan postingan kita akan dilihat oleh pengguna media sosial di seluruh dunia hingga orang akan familiar. Maka budaya yang sudah lama tenggelam akan timbul kembali dalam versi yang baru yang lebih menarik. Jika dilakukan dengan rutin dan teratur maka akan menghasilakan perubahan yang bertahap. Minimal hal ini cukup efektif untuk mengsosialisasikan budaya pada dunia. Dan tahukah kamu dari bagaiman proses sesuatu menjdi trending? Ya, dengan menciptakannya, dan menyebarluaskan, jika banyak orang yang tertarik dan meminatinya, maka orang akan mengikutinya.  Bisa jadi kita dapat menciptakan trend budaya yang menarik seperti pakaian adat yang dimodifikasi menjadi pakaian sehari -- hari, dan lain sebagainya. Tidak ada yang tidak mungkin!

2. Promotion

Langkah berikutnya yang patut untuk kita coba adalah dengan mempromosikan atau menawarkan produk budaya yang kita miliki. Misalnya mempromosikan makanan khas daerah untuk dijual dengan memanfaaatkan sosial media. Lalu buatlah list harga dengan berbagai variasi menu -- menu unik. Jika awalnya orang mencoba hanya karena penasaran dengan sesuatu yang berbau 'warisan nenek moyang', namun jika mereka suka mereka akan terus membeli makanan tersebut dan merekomendasikannya kepada kerabat. Semakin banyak orang yang berhasil terpikat, makanan tersebut akan viral dan terkenal. Jadi selain dapat mengangkat budaya lokal, kita juga akan mendapatkan keuntungan penjualan. So, tidak ada salahnya untuk di coba.

3. Collaboration

Sumber gambar: https://www.researchgate.net/profile/Amirudin-Dako
Sumber gambar: https://www.researchgate.net/profile/Amirudin-Dako

Kolaborasi antara perkembangan teknologi dan budaya ini adalah usaha untuk menyelaraskan budaya di tengah perkembangan teknologi. Kolaborasi antara budaya dengan teknologi akan menjadikan budaya lokal Indonesia bagaikan 'makanan sehari -- hari' di dunia. Contoh koraborasi teknologi dan budaya adalah aplikasi belajar bahasa daerah, nama produk digital yang berasal dari bahasa daerah, program televisi tentang keragaman budaya, kalender pendidikan berbasis kebudayaan, dsb. Seperti yang pernah diciptakan oleh Amirudin Dako yaitu kalender berbasis kearifan lokal, kemudian aplikasi baca tulis dan permainan aksara Jawa "Hanacaraka" oleh pemerintah DIY serta ada pula aplikasi smart city berbasis kearifan lokal oleh pemerintah kota Cirebon. Jadi dengan dukungan pemerintah dan masyarakat serta kemauan yang kuat maka perkembangan teknologi dan budaya dapat berkolaborasi dengan baik.

Sebagai generasi muda kita berperan sebagai agen of change kita harus bida membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Jadi, mari kita upayakan untuk mengangkat budaya lokal ke mata dunia dengan memanfaatkan lajunya layanan internet IndiHome. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi?

Referensi :

Fauziah, I. 2016. Lunturnya nilai - nilai lokal di Indonesia. https://www.kompasiana.com/isnafauziah09/58344aab8efdfd551265190c/lunturnya-nilainilai-lokal-di-indonesia

Supriyatno, Helmi. 2019. Lunturnya Budaya Tradisional di Era Digital. https://www.harianbhirawa.co.id/lunturnya-budaya-tradisional-di-era-digital/

Veneumagz.com.2021. Mengenal budaya melalui digital. https://venuemagz.com/literasi-digital/mengenalkan-budaya-melalui-digital/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun