Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Asing dalam Keramaian

12 November 2024   18:00 Diperbarui: 12 November 2024   18:03 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tragedi terbesar dalam hidup adalah kenyataan bahwa kita semua ditakdirkan untuk berjalan sendiri, meskipun kita merasa telah menemukan seseorang tuk berbagi beban. Ada jurang yang tak terjembatani antara jiwa, celah yang tak dapat dilintasi oleh cinta, persahabatan, atau ikatan apa pun. 

Kita ini, pada dasarnya, makhluk yang lahir dengan kesendirian, terperangkap dalam ilusi kebersamaan. Menggenggam momen-momen kedekatan yang fana, berharap itu akan bertahan, meski perlahan akan memudar ke dalam ruang kosong dalam pikiran kita sendiri. 

Kesendirian adalah hakikat yang tak terbantahkan, rasa keterpisahan yang tersamar di balik kehangatan pertemuan dan kebersamaan. Lalu Seiring waktu, kita menyadari bahwa hubungan terindah sekalipun tak pernah sepenuhnya menyatukan bagian kosong itu.

Dan keterasingan ini membuat kita terus mencari–tak lagi karena kita percaya akan benar-benar menyatu atau terhubung dengan hal atau orang lain, tapi karena momen-momen itu betapapun singkatnya, tetap memberikan makna.

Kesepian yang tak terelakkan, menuntun pada pencarian yang tak pernah usai, mencari orang lain sebagai pelengkap dari kekosongan yang mengisi hati. Kita mencari pelengkap diri, menemukan makna dalam kebersamaan yang sementara–sebuah pelabuhan yang memberi kita ketenangan, meskipun hanya untuk sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun