Pagi yang cerah dalam otak  dan hati bergumam, "apa yang akan penulis lakukan ketika mendapat jam pertama di sebuah ruang kelas?". sebuah pertanyaan bagi setiap guru ketika akan mengajar tanpa konsep atau rencana pembelajaran.Â
Senyum peserta didik menjadi pemantik semangat untuk memberi feed back senyum balik ke semua anak didik ketika masuk salah satu ruang kelas, kemudian kubuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan membaca asmaul husna yang sudah menjadi tradisi di sekolah kami.Â
Diatas merupakan salah satu tahap pengajar dalam mengawali sebuah proses pembelajaran di ruang kelas, bagi penulis yang berprofesi sebagai seorang pengajar disalah satu sekolah menengah atas memiliki gambaran terhadap proses pembelajaran yang ada di lingkungan tempat penulis mengajar.
Dari sekian rekan sejawat hanya beberapa saja yang sudah sesuai dengan predikat sebagai guru profesional, dalam proses belajar mengajar banyak teman sejawat yang sudah memiliki sertifikat pendidik yang masih menggunakan model ceramah yang menurut penulis model ceramah merupakan model pembelajaran yang sudah usang karena proses pembelajaran yang teacher centered  yang seharusnya untuk pembelajaran di era globalisasi ini berporos pada student centered.Â
Padahal harusnya dengan status sebagai guru profesional, dalam proses pembelajaran guru harus lebih inovatif dengan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, contoh : Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, dll.Â
Dan status sebagai guru profesional harus mau melakukan hal-hal untuk inovatif dalam proses pembelajaran, kenapa penulis mengatakan seperti itu, karena disaat kita istirahat ataupun mendengar teman sejawat setelah mengajar dan / atau sedang mengajar kita sharing tentang bagaimana ketika melakukan proses pembelajaran.Â
Dari fenomena tersebut penulis merasa dan timbul pertanyaan dengan keadaan tersebut, kok mereka sudah dikatakan guru profesional? jalur mereka mendapat status sebagai guru profesional melalui PLPG yang menurut dari cerita pengalaman teman sejawat selama kurang lebih 14 hari mereka digembleng supaya menjadi mendapat sertifikat pendidik.Â
Kenapa tidak ada evaluasi dari lembaga yang berwenang setelah mereka menyandang guru profesional?. Menurut penulis perlu dikaji dan evaluasi guru yang sudah menyandang status guru profesional supaya pendidikan di Indonesia bisa sejajar dengan negara berkembang atau maju lainnya.Â
Karena penulis yang saat ini sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru mendapatkan banyak ilmu, wawasan bagaimana proses untuk menjadi guru profesional.Â
Langkah-langkah seorang guru profesional harus diaplikasikan disekolah kepada para peserta didik supaya mereka mendapatkan hasil belajar yang tentunya bermanfaat.Â
Bukan hanya sekedar meluluskan peserta didik. Apakah saya masih dikatakan guru profesional?, apakah pertanyaan seperti itu muncul dibenak teman sejawat yang sudah menyandang guru profesional? yang setiap 3 bulan mendapat tunjangan profesi, yang mana tunjangan itu apa sudah sesuai dengan predikat guru profesional.Â