Malean Sampi
Malean Sampi adalah festival balapan sapi tradisional yang diadakan setelah panen besar, biasanya pada bulan April. Acara ini merupakan bentuk rekreasi dan hiburan bagi masyarakat Sasak. Dimulai sejak abad ke-18, Malean Sampi adalah simbol persatuan dan kebahagiaan masyarakat lokal setelah melewati musim tanam yang panjang.
Bau Nyale
Festival Bau Nyale adalah salah satu perayaan terbesar di Lombok, di mana masyarakat berkumpul di pantai untuk menangkap cacing laut yang dikenal sebagai Nyale. Festival ini terkait dengan legenda Putri Mandalika, yang dipercaya menjelma menjadi cacing laut demi menghindari pertempuran antar pangeran yang memperebutkan dirinya. Bau Nyale digelar setahun sekali, biasanya pada bulan Februari atau Maret, dan menjadi daya tarik wisata budaya yang luar biasa.
Bahasa Sasak
Bahasa Sasak adalah bahasa asli Suku Sasak yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Lombok. Bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah di Bali, seperti di Desa Tianyar dan Celukan Bawang. Penggunaan bahasa Sasak masih sangat hidup dan menjadi identitas budaya bagi masyarakat setempat.
Lombok adalah pulau yang kaya akan warisan budaya dan tradisi, terutama dari Suku Sasak. Berbagai adat istiadat, ritual, dan seni yang masih dipertahankan hingga kini menjadikan Lombok sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang menawan. Dari Desa Sade yang masih menjalankan tradisi Wetu Telu hingga festival Bau Nyale yang sarat legenda, Lombok menawarkan pengalaman yang autentik bagi para pengunjung. Dengan populasi mayoritas Muslim, masyarakat Lombok menjalani kehidupan yang dipengaruhi oleh Islam namun tetap menjaga akar tradisi lokal mereka. Kombinasi ini menjadikan Lombok sebagai destinasi yang unik dan layak untuk dikunjungi, baik untuk menikmati keindahan alam maupun mempelajari budaya yang kaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H