"Indonesia yang sekarang bukan Indonesia yang dulu, Bung!," misalnya tetap ada pongah. Ya tau, toh Filipina yang sekarang juga bukan Filipina yang dulu, kok. Generasi keduanya sudah berubah. Dan justru perubahan itulah yang harus diwaspadai, bukan malah tetap dianggap tak punya taji sama sekali.Â
Jika Tom Saintfiet kalian hujat, kenapa Shin Tae-yong tidak?
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mengapa Shin Tae-yong tidak kalian hujat? Padahal, STY juga optimis, akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih kemenangan atas Irak pada 6 Juni mendatang.Â
Jika Tom dirujak karena punya harapan, kok STY dibela. Ada yang bilang tidak ada yang tidak mungkin harus optimis, dan komentar lain yang mendukung kemenangan Indonesia.Â
Lha, bedanya STY dengan Tom apa dah? Wong sama-sama berharap meraih kemenangan, kok. Gini, lho. Secara head to head Indonesia memang unggul jauh atas Filipina. Begitu pula dengan Irak yang unggul jauh atas Indonesia.Â
Jika Filipina lewat Tom berharap menang atas Indonesia, dosakah dia? Jika Indonesia melalui STY berharap bisa menaklukan Irak, salahkah dia? Nggak ada. Tapi, kenapa kalian menghujat Tom terang-terangan?
Kesamaan Tom Saintfiet dan STY di sisi lain adalah: nggak bikin saldo rekening kita berkurang, nggak bikin rumput GBK jelek, nggak bikin harga beras menggila dan nggak ikutan korupsi tata niaga komoditas timah. Terus, kalian punya masalah apa sih sama Tom Saintfiet kok begitu liarnya tanggapan sampean?Â
Harusnya harapan Tom bikin kita makin optimis tanpa harus menghujatnya
Saya sendiri mendukung Indonesia, bukan Filipina. Tapi, harapan positif Tom yang begitu tinggi, seharusnya membuat kita tetap tidak menganggap The Azkals sebagai pasukan yang lemah dan mudah dikalahkan. Justru, gertakan Tom ini, seharusnya mampu membuat kubu Indonesia tampil lebih spartan. Tepis harapan Tom dengan rasa optimisme kemenangan Indonesia kontra Filipina tanpa harus menghujatnya.Â
Toh suara Tom Saintfiet ini bagus, kok. Bayangkan jika Tom bilang begini, "kami pesimis menghadapi Indonesia, mereka tim kuat dibanding kami" ya itu aneh. Seaneh kalian yang suka komen seenaknya itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H