Ternyata setelah saya cek di google, Bank BSI itu ada Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep. Ya, di Sumenep, ada desa yang namanya Kolor.Â
Ketiga, saya sendiri sering banget saat mau ngopi atau ada keperluan ke daerah perkotaan, pamitnya sama orang tua bukan ke kota. Tapi, ya ke Sumenep. Dan orang tua saya nggak tanya ke Sumenep bagian mana. Mereka sudah paham kalau saya bakal beranjak ke kota.Â
Keempat, sekitar seminggu yang lalu, teman saya mau bepergian ke Desa Kebonagung, Kecamatan Kota Sumenep. Awalnya saya nggak tahu kalau tujuannya ke situ. Sebab, bilangnya bukan "ke Kebonagung" atau "ke kota" tapi "ke Sumenep".
Intinya, kalau ada orang Sumenep bilang "sedang di Sumenep", besar kemungkinan berarti itu sedang di perkotaan.
Memang, ini agak gimana ya kedengarannya. Kek kurang masuk akal. Udah tinggal di Sumenep, mau ke kota, lha tapi pamitnya mau ke Sumenep pula.Â
Saya pernah bilang ada di "Sumenep" dikira malah ada di "kota"
Saya kan tinggal di salah satu desa di Kabupaten Sumenep. Maka, saya disebut orang Sumenep. Karena saya tak merantau, maka saya ada di Sumenep.Â
Nah, saat itu teman WA chat saya, nanya saya ada di mana, kebetulan dia ada di wilayah kota. Saya bilang sedang ada di Sumenep. Tak lama, dia VC dan misuh-misuh enjoy karena melihat saya sedang tiduran di kamar.Â
Salah saya di mana? Padahal, udah bener sih saya sedang ada di Sumenep. Cuma, nggak di kawasan kota, tapi di desa saya sendiri. Lagi pula, saya kan nggak bilang sedang di kota, tapi sedang di Sumenep.Â
Terakhir. Saya rasa ini lebih seksi, dan jelas lebih menarik. Tentu saja hal itu sama, tentang kota dan Sumenep tadi. Apa itu? Bersambung!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H