Mohon tunggu...
Zubairi
Zubairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Artikel Ringan

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Diary

3 Kata dan Kalimat dalam Jual Beli yang Bikin Galfok

5 Januari 2023   13:20 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:22 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam ranah jual-beli, singkatan kata memang sudah lumrah dilontarkan oleh penjual dan pembeli. Tentu saja untuk mempersingkat maksud penyampaiannya. Biar lebih fleksibel. Jika misalkan sampeyan sudah pernah atau bahkan lama berkecimpung di dunia jual-beli, lalu pernah nggak paham akan singkatan suatu pesan, tapi sampeyan nggak menuliskannya, izinkan saya sedikit mengulasanya di sini. 

Namun, jika misalkan sampeyan masih belum terjun ke dunia jual-beli, atau masih pemula dan belum paham, nggak tahu akan singkatan frasa dalam jual beli, tapi punya keinginan bergelut di sana, maka sebaiknya pahami dulu singkatan berikut. 

#BD

BD singkatan sebuah kata yang sempat membingungkan saya. Saya kira, Bidadari, Belum Datang atau BiDan. Ternyata salah. BD adalah singkatan dari kata Booked. 

Kata Booked, jangan cari di KBBI. Serius ini. Sebab di sana, nggak ada. Saya sudah mencoba mencari kata itu. Yang ada hanya kata "boogie-woogie, bokeh, bokep" dan lain-lain.

Awalnya saya betul-betul tak paham apa itu Booked. Saya kira Buket, seperti yang orang-orang pegang saat selesai wisuda maupun pasca sidang proposa/skripsi itu. Ternyata bukan. Sebab, itu bahasa Inggris. Booked (dipesan). Artinya barang itu sudah dipesan oleh orang lain. 

Contoh. "Barangnya masih ada nggak, Mas? Kalau masih ada, akan saya cek besok siang."

"Maaf, Mas. Barang ini sudah di BD (dibooked) orang lain dan akan dicek besok pagi." 

#BH

Dulu, dulu sekali (nggak usah dulu dua kali). Saya membantu teman saya menjual sepeda motornya. Saya jual lewat online di Marketplace Facebook. Setelah saya posting, beberapa menit berlalu, ada orang yang tanya gini: 

"Motornya masih ada nggak, Mas?" 

"Ya. Ada, Mas." 

"BH berapa, Mas?"

Sejenak saya diam. Tak reflek membalas pesan orang itu. Bukan sombong. Bukan pula tak mau belajar militansi agar barang yang saya posting cepat laku, nggak, lho. 

Tapi, saya bingung. Kok ya malah tanya BH ke saya. Kebingungan saya ada dua. Pertama, dia kan tanya BH berapa. Pemahaman saya, ya banyak. Sebab, di pasar, BH lebih dari 10 eks yang dijual. Pun perempuan yang mengenakan BH, juga tak sedikit.  

Kedua, dia kan tanya BH berapa. Saya kira harga BH nya yang berapa. Saya pusing. Sebab, saya tuh nggak tahu soal harga BH. Nggak pernah beli BH. Sebab, ya nggak mau dianggap gila, ngapain saya mau beli BH? 

Saya berpikir, ini kan jual beli motor, maka nggak mungkin BH yang dia maksud adalah BH yang lazim dipakai sama kaum perempuan itu. Mustahil. Akhirnya, saya bertanya ke teman saya. Ternyata, BH adalah singkatan dari Buka Harga. Maksudnya, dia bertanya harganya berapa dari barang yang yang saya posting. Baik itu harga Nego ataupun Net. 

Ingat, BH adalah Buka Harga. Bukan Buka.......?

#TT 

Waktu itu, saya mau jual hape. Pemasarannya tentu saja masih lewat media online, Facebook. Singkat cerita, akhirnya ada orang yang bertanya: hp nya minusnya apa. 

Saya jawab minus pemakaian saja. Barang oke dan mulus. (Lebih mulus dari aspal Mandalika dan jalanan rusak di Sumenep, Madura).

Tiba-tiba orang itu bilang gini, "kalau TT bisa nggak, Mas. Dan harus nambah berapa?" Saya sungguh dungu, nggak paham. Ha? TT. Pikiran saya ke mana-mana. Traveling liar. Sampeyan juga, kan?

Saya mencoba memahami kalimat "TT bisa nggak". Bisa apanya anying? Sungguh saya nggak paham. Saya merasa bodoh sekali. 

Terus frasa "nambah berapa" bikin mumet. Hayya masak TT mau ditambah? Pikiran saya, TT kan ada dua. Maksud saya, huruf "T" nya yang ada dua, Wi...Saprawi. Jadinya, TT.  

Lantas, apa itu TT?

Ternyata, TT adalah singkatan dari frasa Tukar Tambah. Bagi saya, dulu, kalimat Tukar Tambah sebenernya sudah nggak terlalu asing di telinga ciptaan Tuhan ini. Tapi, singkatannya itu, lho yang bikin saya nggak paham. TT. Ha? TT. Apalagi yang tanya orangnya perempuan, semakin memperkuat asumsi kalau tingkat pendidikan, saya ternyata masih rendah sekali. Perlu saya banyak tanya dan mendengar lebih baik lagi.

Setidaknya, dari saya, itulah tiga singkatan kata atau frasa yang perlu diketahui oleh Sampeyan jika masih gelap alias belum pengalaman di dunia pemasaran jual-beli. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun