"Seluruhnya! Untuk amanat, istirahat ditempaaaaaat, Graaaaaak!" Tiba-tiba suara yang nyaring yang berasal dari pemimpin upacara membuat aku tersentak dan terbangun dari lamunanku, nasehat dari pembina upacara segera dimulai. Aku dan kawan-kawan pun langsung merapikan barisan dan bersiap-siap mendengarkan amanat upacara yang disampaikan oleh Pak Duden, Pembina upacara pada hari ini.
      " Jadilah manusia yang bermanfaat untuk yang lain." Ujar Pak Duden.
      " Ingat! Jadilah siswa- siswi yang bisa membanggakan kedua orang tua kalian, guru-guru kalian, dan membawa nama harum sekolah hingga mendunia. Raihlah cita-cita kalian setinggi pohon kelapa." Sambung Pak Duden dengan nada serius, dan disambut tawa oleh semua yang hadir diupacara tersebut, tak terkecuali kepala Sekolah.
 Aku tidak menyia-nyiakan nasehat-nasehat guru, baik yang disampaikan disaat upacara, acara-acara tertentu, ataupun nasehat yang disampaikan di dalam kelas disaat proses belajar mengajar, dan aku pun selalu mendengarnya dengan khusyuk sambil menyimpan dalam memori kepalaku, yang seperti lazimnya setiap pulang sekolah aku selalu menumpahkan nasehat-nasehat guru dalam sebuah buku kecil yang semuanya berisi kumpulan nasehat-nasehat guruku , buku itu tersimpan rapi didalam lemari kamar tidurku, dan lebih kurang 2 halaman lagi akan menjadi sebuah buku kecil dan suatu saat nanti akan kujadikan sebuah buku Best Seller.
***
(Bersambung)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H