"Iya, hati-hati dijalan." Jawab kedua orang tuaku secara serentak.
***
Aku tiba di depan sekolah dan melihat penggerek bendera baru saja meninggalkan tiang bendera menuju pos mereka kembali, pertanda bendera baru saja usai dikibarkan. Sesampai di pintu masuk, Aku disambut oleh ibu Nurhayatun dan Pak Radhi yang bertugas piket pada hari itu.
"Sekarang sudah jam 07.45 Wib. Kamu terlambat 15 menit!"
Suara pak Radhi yang lantang, sambil menunjukkan jam bermerek  Seiko yang ada ditangannya , membuatku menundukkan kepala, merasa bersalah dan menyesal.
 "Iya, pak. Saya terlambat." Sahutku singkat.
Kemudian Aku digiring Pak Radhi ke barisan orang-orang yang bermasalah, disana sudah menunggu beberapa kawan kelasku yang sudah menjadi langganan hukuman dari Pak Radhi, dan mereka menyambutku dengan tertawa kecil sambil berucap:
 "Kita sudah bertambah kawan baru" Ucap satu orang dari mereka dengan muka meledek.
Â
 Aku hanya bisa tersenyum jengkel sambil terbesit dalam hatiku;
  "hmm...Untuk hari ini aku menjadi kawan kalian, tetapi aku tidak akan mengikuti jejak-jejak kalian."