Mohon tunggu...
Zubaili
Zubaili Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer - Aceh. "Belajar Harus Berguru, Bukan Meniru"

Menulis adalah bagian dari belajar. Dengan belajar, kita bisa mengajar... Dengan mengajar, kita bisa belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Terakhir Buku Kecil Harianku (1)

1 Juni 2024   11:45 Diperbarui: 1 Juni 2024   11:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, hati-hati dijalan." Jawab kedua orang tuaku secara serentak.

***

Aku tiba di depan sekolah dan melihat penggerek bendera baru saja meninggalkan tiang bendera menuju pos mereka kembali, pertanda bendera baru saja usai dikibarkan. Sesampai di pintu masuk, Aku disambut oleh ibu Nurhayatun dan Pak Radhi yang bertugas piket pada hari itu.

"Sekarang sudah jam 07.45 Wib. Kamu terlambat 15 menit!"

Suara pak Radhi yang lantang, sambil menunjukkan jam bermerek  Seiko yang ada ditangannya , membuatku menundukkan kepala, merasa bersalah dan menyesal.

 "Iya, pak. Saya terlambat." Sahutku singkat.

Kemudian Aku digiring Pak Radhi ke barisan orang-orang yang bermasalah, disana sudah menunggu beberapa kawan kelasku yang sudah menjadi langganan hukuman dari Pak Radhi, dan mereka menyambutku dengan tertawa kecil sambil berucap:

  "Kita sudah bertambah kawan baru" Ucap satu orang dari mereka dengan muka meledek.

 

  Aku hanya bisa tersenyum jengkel sambil terbesit dalam hatiku;

   "hmm...Untuk hari ini aku menjadi kawan kalian, tetapi aku tidak akan mengikuti jejak-jejak kalian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun