A. Pengertian dan Sejarah Metode Tamyiz
Pengertian tamyiz dalam ilmu Nahwu Sharaf, adalah isim (tidak bisa berupa fi'il dan huruf, jumlah dan dzorof) yang selalu dibaca nashob, serta menjelaskan mengenai benda yang sifatnya masih samar atau belum jelas. Metode tamyiz ini pertama kali diterbitkan (launching) tepatnya pada tanggal 14 Juli 2009 di Jakarta.Â
Metode tamyiz merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abaza MM dalam jangka waktu yang cukup lama. Hasil riset atau penelitian tersebut juga merupakan sebuah perpaduan antara pengalaman Abaza MM saat mengikuti pembelajaran kitab kuning dengan gurunya yang bernama Kyai Anaz Tamyiz semasa kecilnya dulu, tepatnya di Tajung (musholla) at- Tamyizi Indramayu.Â
Pondok pesantren yang berada di Jawa Tengah, yang bernama pondok pesantren Bayt Tamyiz, adalah salah satu pondok pesantren di Jawa yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang terletak pada desain atau pola pengajarannya, yaitu dengan menggunakan metode tamyiz.Â
Perlu diketahui, bahwasannya metode tamyiz ini tidak hanya dapat diajarkan pada pendidikan tingkat SMA/MAN saja, tetapi juga bisa diajarkan pada tingkat SMP, SD bahkan ditingkat perguruan tinggi sekalipun.Â
Metode tamyiz ini sangat unik, bisa membantu seorang anak untuk bisa dalam menerjemahkan Al-Qur'an dengan memenuhi syarat yang ada di dalam pondok tersebut dan harus dipenuhi oleh setiap anak untuk memulai belajar metode tamyiz, supaya nantinya metode tamyiz ini mudah untuk diajarkan dan dipahami ketika proses belajar mengajar berlangsung.Â
Syarat yang harus dipenuhi oleh seorang anak atau santri yang ingin belajar menerjemahkan Al-Qur'an dengan metode tamyiz tersebut, yaitu harus bisa membaca Al-Qur'an terlebih dahulu.
Tujuan metode tamyiz ini, yaitu supaya anak-anak dan orang tua bisa membaca Al-Qur'an, menerjemahkan Al-Qur'an lebih lebih lagi bisa menerjemahkan kitab kuning. Karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, Abaza MM melakukan perubahan secara mendasar tentang pembelajaran nahwu sharaf sebagai ilmu atau alat yang bisa membantu banyak orang orang untuk bisa membaca menerjemahkan, mengamalkan Al-Qur'an serta kitab kuning.Â
Perubahan yang dilakukan oleh Abaza MM dilakukan pada tiga aspek, yaitu latar belakang pembelajarannya harus naasyin al-'arabiyyah, tujuan pembelajarannya sendiri lebih kepada menerjemahkan Al-Qur'an dan kitab kuning, serta pendekatan pembelajarannya lebih menggunakan pendekatan tarkib bahasa, yang dimulai dari lafadz, kalimah, dan kemudian jumlah.
B. Tahapan-tahapan Metode Tamyiz
Metode tamyiz itu sendiri memiliki dua jenis, yaitu ada yang dikhususkan
untuk peserta didik dan da juga yang dikhususkan untuk pengajar atau tutornya
(pembimbing). Metode yang dikhususkan untuk peserta didik, itu ada tiga
tahapan, yaitu banyak meniru, sedikit berpikir, dan sedikit menghafal.Â
Sedangkan metode yang dikhususkan untuk pengajar atau tutor, itu mempunyai tiga tahapan juga, yaitu memperdengarkan, memperlihatkan, dan menuntun. Jadi, pelajar atau peserta didik dalam menggunakan metode tamyiz ini dianjurkan untuk banyak banyak meniru, berpikir, dan menghafal terkait dengan apa yang diperdengarkan dan diperlihatkan oleh pengajar (guru, tutor) serta mengikuti arahan dan tuntutan dari pengajar tersebut.
Tahapan belajar dengan menggunakan metode tamyiz ini lebih dan sering
dikenal dengan nama LADUNI, artinya ilate kudu muni. Dalam bahasa Indonesia
"ilat kudu muni" itu artinya adalah lidah yang harus bersuara atau mengeluarkan
bunyi.Â
Artinya, peserta didik yang belajar terjemah Al-Qur'an dengan metode
tamyiz perlu untuk menirukan arahan guru dengan suara lantang atau berbunyi,
supaya apa yang diucapkan oleh guru tersebut saat proses pembelajaran dapat
dengan mudah diketahui dan dipahami oleh peserta didik.Â
Sedangkan tahapan
mengajar dengan metode tamyiz ini lebih dan sering dikenal dengan nama
SENTOT, artinya pengajar dalam metode tamyiz ini selalu memberikan stimulus
kepada peserta didik melalui tiga tahapan (memperdengarkan, memperlihatkan,
dan menuntun). Stimulus-stimulus tersebut dapat memberikan kemudahan bagi pengajar dan juga dapat memberikan pemahaman bagi peserta didik sehingga
peserta didik hanya menirukan dan menduplikasikan apa yang telah diberikan dan diajarkan oleh pendidik.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tamyiz
Semua jenis metode pastinya memiliki
yang namanya kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, termasuk
penerapan metode tamyiz ini. Berdasarkan hasil pandangan Mukhoriji, metode tamyiz ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diukur dari tiga aspek ,
yaitu, Pertama Teori nahwu sharaf yang penyusunannya telah dimodifikasi oleh penemu metode tamyiz ini, yaitu oleh Abaza, menjadi teori nahwu sharaf yang lebih praktis dan mudah dipahami.Â
Kedua, Metode tamyiz ini diterapkan sebagai metode yang menyenangkan atau bisa
disebut sebagai model pembelajaran quantum. Ketiga, Pembelajaran teori dasar dalam metode tamyiz ini, yaitu materi tentang huruf, isim, dan fi'il menjadi menarik dalam penerapannya, karena diajarkan dalam bentuk lagu-lagu yang sudah tidak asing lagi di tengah-tengah peserta didik.
Tidak ada sesuatu hal yang sempurna di dalam kehidupan ini, termasuk metode tamyiz. Dibalik banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh metode tamyiz, juga terdapat kekurangan. Kekurangan metode tamyiz, yaitu Pertama Metode tamyiz ini tidak dapat memberikan penjelasan secara langsung mengenai materi huruf yang diajarkan, sehingga peserta didik tidak dapat mengetahui secara langsung juga makna dari materi huruf-huruf tersebut, yang dihafalkan dengan lagu-lagu yang tidak asing lagi bagi mereka.Â
Kedua, Peserta didik juga tidak dapat langsung mengaplikasikan atau menerapkan materi-materi dasar tersebut ke dalam sebuah kalimat, alasannya, karena yang diterima peserta didik masih materi yang global atau belum spesifik. Ketiga, metode tamyiz ini kurang perhatiannya tehadap aspek ilmu tajwid.Â
Keempat, nada lagu yang diberikan kepada peserta didik, yang kemudian menjadi ciri khas terkadang juga tidak sesuai dengan tingkatan usia peserta didiknya. Kelima, Istilah-istilah baku yang terdapat di dalam buku nahwu sharaf, terkadang tidak berlaku dalam metode tamyiz ini, sehingga mengakibatkan kebingungan bagi seorang peserta didik dalam memahami istilah-istilah tersebut yang nantinya ingin belajar mengenai metode terjemah Al-Qur'an yang lainnya.Â
Keenam, Dalam pengaplikasian metode tamyiz ini terdapat pengulangan materi pembelajaran sebelumnya yang akan berdampak kepada peserta didik yang merasakan bosan ataupun jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran ini tambah lama menjadi tidak efektif lagi.
D. Contoh Metode Tamyiz (Terjemah Al-Qur'an)
Terdapat dua contoh yang sudah tersedia di dalam kitab kuning, yaitu tulisan kita kuning yang diambil secara ringkas dari kitab fathul qarib, dan contoh yang kedua yaitu dalam surah Al-Baqarah. Selain itu, contoh metode tamyiz ini juga dapat ditemukan di dalam kamus ringkas, yaitu kamus KAWKABAN. Di dalam kamus tersebut telah diuraikan mengenai huruf, isim yang sering diulang, isim yang terjemahannya sama, fi'il yang sering diulang, serta fi'il yang terjemahannya sama.
Proses bimbingan dalam pembelajaran terjemah Al-Qur'an memiliki hubungan yang erat dengan kesabaran dalam mendidik. Tindakan membimbing harus disertai dengan tingkat kesabaran dalam diri seorang pendidik. Tindakan membimbing yang disertai dengan kesabaran harus ada di dalam sebuah proses pembelajaran dan harus ada di dalam setia guru, karena nilai tersebut dapat menjadikan kesuksesan
pencapaian hasil dalam pembelajaran. Komponen dasar yang sering terlupakan oleh guru dalam dunia pendidikan, yaitu melatih peserta didik untuk bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik tersebut.Â
Sering terjadi proses pengajaran tetapi proses pelatihan yang memang benar-benar berimplikasi pada praktek masih bisa dikatakan kurang, dalam pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz ini, sering sekali melatih dalam hal praktik, dalam setiap lembar kerja, praktek tersebut merupakan suatu hal yang sangat diperlukan.Â
Karena, tugas dari seorang guru tidak hanya menjelaskan di depan kelas mengenai materi saja, tetapi juga tugas dari seorang guru itu melatih siswa supaya mampu untuk menerapkan teori-teori yang telah diterangkan oleh guru atau dari ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.Â
Kebanyakan dari peserta didik akan lebih mudah paham dan lebih lama diingat ketika mereka praktek langsung atau mencari solusi dan jawaban dari permasalahan yang dibahasnya. Selain itu, dengan adanya kegiatan praktik ini peserta didik lebih mampu dan bisa dalam membahas dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemuinya, baik dalam bentuk latihan atau dalam bentuk praktik.
E. Sistem Evaluasi Metode Tamyiz dalam Menerjemahkan Al-Qur'an
Dalam metode tamyiz evaluasi yang
dilakukan oleh pengajar memiliki poin-poin penting yang digunakan untuk melihat nilai atau hasil dari setiap peserta didik dengan menggunakan tes seleksi.Â
Tes seleksi dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dalam pengembangan terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz tes seleksi dilakukan sebagai kegiatan awal yang paling serius dan harus ditangani, yaitu dalam bentuk tes membaca ayat suci Al-Qur'an.
Tes bentuk ini dilakukan karena terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz sangat berkaitan dengan kelancaran seseorang dalam membaca ayat-ayat Al-Qur'an.Â
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh salah seorang peserta didik yang telah mengikuti pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz, bahwasannya sebelum peserta didik belajar terjemah Al-Qur'an, hal penting yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu harus benar-benar bisa dalam hal hal membaca Al-Qur'an, karena ketika mempelajari terjemah Al-Qur'an tidak difokuskan terhadap membaca Al-Qur'an, jadinya peserta didik sebelum menerjemahkan Al-Qur'an sudah seharusnya bisa membaca Al-Qur'an dengan baik.
F. Keunggulan Terjemah Al-Qur'an dengan Menggunakan Metode Tamyiz
Semakin berkembangnya tekhnologi dan juga IPTEK, maka segala aspek kehidupan, pemikiran, dan aktivitas manusia juga mengalami perkembangan. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya segala aspek kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari yang namanya tekhnologi, termasuk salah satunya yaitu terjemah Al- Qur'an dengan metode tamyiz. Saat ini, pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan
metode tamyiz telah berjalan selama kurang lebih lima tahun dan telah diajarkan kepada umat islam, baik itu dipesanteren maupun di lembaga pendidikan sekolah formal, seperti Mts dan MA.Â
Adapun keunggulan dari pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan metode tamyiz ini, yaitu pertama dalam jangka waktu kurang lebih 24 jam, peserta didik dapat menerjemahkan Al- Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz . Kedua, peserta didik dapat mengetahui perbedaan antara huruf, isim, dan fi'il yang terdapat di dalam Al-Qur'an.Â
Ketiga, peserta didik dapat mengajarkan kembali mengenai materi pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode tamyiz, sebagaimana seorang guru yang menyampaikan materi pelajaran terhadap peserta didiknya .Â
Keempat, peserta didik lebih merasa nyaman dalam belajar, dikarenakan proses pembelajarannya yang menyenangkan dan membuat siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H