Mohon tunggu...
Zubaida
Zubaida Mohon Tunggu... Lainnya - Zubaida

Zubaida

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Tamyiz dan Aplikasinya

21 Oktober 2021   23:09 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:57 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sedangkan metode yang dikhususkan untuk pengajar atau tutor, itu mempunyai tiga tahapan juga, yaitu memperdengarkan, memperlihatkan, dan menuntun. Jadi, pelajar atau peserta didik dalam menggunakan metode tamyiz ini dianjurkan untuk banyak banyak meniru, berpikir, dan menghafal terkait dengan apa yang diperdengarkan dan diperlihatkan oleh pengajar (guru, tutor) serta mengikuti arahan dan tuntutan dari pengajar tersebut.

Tahapan belajar dengan menggunakan metode tamyiz ini lebih dan sering
dikenal dengan nama LADUNI, artinya ilate kudu muni. Dalam bahasa Indonesia
"ilat kudu muni" itu artinya adalah lidah yang harus bersuara atau mengeluarkan
bunyi. 

Artinya, peserta didik yang belajar terjemah Al-Qur'an dengan metode
tamyiz perlu untuk menirukan arahan guru dengan suara lantang atau berbunyi,
supaya apa yang diucapkan oleh guru tersebut saat proses pembelajaran dapat
dengan mudah diketahui dan dipahami oleh peserta didik. 

Sedangkan tahapan
mengajar dengan metode tamyiz ini lebih dan sering dikenal dengan nama
SENTOT, artinya pengajar dalam metode tamyiz ini selalu memberikan stimulus
kepada peserta didik melalui tiga tahapan (memperdengarkan, memperlihatkan,
dan menuntun). Stimulus-stimulus tersebut dapat memberikan kemudahan bagi pengajar dan juga dapat memberikan pemahaman bagi peserta didik sehingga
peserta didik hanya menirukan dan menduplikasikan apa yang telah diberikan dan diajarkan oleh pendidik.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tamyiz

Semua jenis metode pastinya memiliki
yang namanya kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, termasuk
penerapan metode tamyiz ini. Berdasarkan hasil pandangan Mukhoriji, metode tamyiz ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diukur dari tiga aspek ,
yaitu, Pertama Teori nahwu sharaf yang penyusunannya telah dimodifikasi oleh penemu metode tamyiz ini, yaitu oleh Abaza, menjadi teori nahwu sharaf yang lebih praktis dan mudah dipahami. 

Kedua, Metode tamyiz ini diterapkan sebagai metode yang menyenangkan atau bisa
disebut sebagai model pembelajaran quantum. Ketiga, Pembelajaran teori dasar dalam metode tamyiz ini, yaitu materi tentang huruf, isim, dan fi'il menjadi menarik dalam penerapannya, karena diajarkan dalam bentuk lagu-lagu yang sudah tidak asing lagi di tengah-tengah peserta didik.

Tidak ada sesuatu hal yang sempurna di dalam kehidupan ini, termasuk metode tamyiz. Dibalik banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh metode tamyiz, juga terdapat kekurangan. Kekurangan metode tamyiz, yaitu Pertama Metode tamyiz ini tidak dapat memberikan penjelasan secara langsung mengenai materi huruf yang diajarkan, sehingga peserta didik tidak dapat mengetahui secara langsung juga makna dari materi huruf-huruf tersebut, yang dihafalkan dengan lagu-lagu yang tidak asing lagi bagi mereka. 

Kedua, Peserta didik juga tidak dapat langsung mengaplikasikan atau menerapkan materi-materi dasar tersebut ke dalam sebuah kalimat, alasannya, karena yang diterima peserta didik masih materi yang global atau belum spesifik. Ketiga, metode tamyiz ini kurang perhatiannya tehadap aspek ilmu tajwid. 

Keempat, nada lagu yang diberikan kepada peserta didik, yang kemudian menjadi ciri khas terkadang juga tidak sesuai dengan tingkatan usia peserta didiknya. Kelima, Istilah-istilah baku yang terdapat di dalam buku nahwu sharaf, terkadang tidak berlaku dalam metode tamyiz ini, sehingga mengakibatkan kebingungan bagi seorang peserta didik dalam memahami istilah-istilah tersebut yang nantinya ingin belajar mengenai metode terjemah Al-Qur'an yang lainnya. 

Keenam, Dalam pengaplikasian metode tamyiz ini terdapat pengulangan materi pembelajaran sebelumnya yang akan berdampak kepada peserta didik yang merasakan bosan ataupun jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran ini tambah lama menjadi tidak efektif lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun