Bayangkan dan simulasikan penderitaan yang bisa terjadi dalam hidup untuk melatih keteguhan. Contohnya seperti saat filsuf stoik Seneca, mencoba untuk memakai baju kotor dan tidur di jalanan setiap dua kali dalam seminggu.Â
Ia menempatkan dirinya dalam posisi yang tidak nyaman dan hidup sangat sederhana. Kita bisa melatih diri kita dengan membayangkan secara detail keadaan paling parah yang bisa terjadi dan apa yang sekiranya akan dilakukan dalam posisi tersebut. Hal itu akan mempersiapkan diri agar tetap tenang dalam situasi seburuk apapun.Â
"Orang yang bijak sudah memikirkan kemungkinan terburuk lebih dulu."
Seperti hal yang pernah diucapkan oleh Filsuf Seneca,
2. Latih Persepsi.
Marcus Aurelius pernah berkata, "Memilih untuk tidak tersakiti, maka kita tidak akan tersakiti."Â
Dengan tidak menaruh harapan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan seperti hasil, kita tidak akan merasa tersakiti, ketika sewaktu-waktu hal itu tidak sesuai dengan apa yang diusahakan. Bisa memilih untuk terus mengeluh dan meratapi nasib, atau malah menjadikannya sebagai bahan bakar motivasi dan berusaha lebih tekun.
3. Melihat segala sesuatunya dengan perspektif luas.
Ketika sedang mengalami situasi tertentu, mundur selangkah dan amati dalam konteks yang lebih luas. Seperti halnya astronaut melihat bumi. Memandang dari atas, mengubah penilaian kita pada sejumlah hal.
4. Terakhir, Ingat bahwasanya tidak ada yang kekal dalam hidup (termasuk dalam hal kematian)