Aliran filsafat stoikisme hadir sebagai jalan bagi manusia untuk mendapatkan kebahagian dalam hidup karena setiap manusia bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya sendiri.
Terdapat 4 hal utama yang berperan penting dalam mewujudkan stoikisme: Kebijaksanaan, Keberanian, Kesederhanaan, dan Keadilan.Â
1. Kebijaksanaan, ialah kemampuan untuk memisahkan hal-hal dalam kendali dan yang diluar kendali. Kemampuan untuk bisa memilih reaksi ataupun respon dari sesuatu yang dialami.
Seperti pernyataan yang disampaikan Viktor Emil Frankl, seorang ahli saraf, psikolog, filsuf, dan penyintas Holocaust asal Austria.Â
"Diantara stimulus yang bergerak sebagai pemantik serta reaksi sebagai jawaban, terdapat sebuah jarak. Jarak itulah yang berisikan kekuatan kita untuk memilih respon dan sikap kita. Dalam respon yang diberikan nantinya, membuka kesempatan kita untuk tumbuh mengembangkan diri dan merasakan kebebasan."
2. Keberanian. Berdefinisikan 2 antara bertahan dan melawan. Tidak ada kata "lari atau kabur dari masalah" dalam prinsip stoikisme. Stoikisme mengajak kita untuk berpikir jauh didepan guna memfilterisasi perasaan kekecewaan, ketakutan, dan kemungkinan buruk sejak awal.Â
Sekiranya masalah tersebut sulit dihadapi, dengan stoikisme kita sudah akan memprediksi tingkat kemampuan kita pada masalah itu, dan tidak terlalu lama bergelut dengan emosi-emosi negatif. Keberanian juga bisa berarti, berani untuk mengubah apa yang bisa kita ubah, dan berani untuk melepaskan apa yang sudah tidak ditakdirkan untuk kita.
3. Kesederhanaan. Menanamkan mindset akan kekayaan yang harusnya dimiliki setiap orang ialah kekayaan akan sesuatu yang penting, dan sesuatu yang cukup untuk kehidupan sehari-hari. Tidak menuntut lebih dari yang semestinya. Mau itu harta, pekerjaan, kekuasaan, pendapatan, dan lainnya.
4. Keadilan. Mengerti bahwasanya selain kita, juga banyak orang lain yang berada di fase yang sama. Memperlakukan oranglain dengan adil dan pengertian, sama halnya dengan kita adil terhadap diri sendiri.Â
Stoikisme bukanlah suatu pikiran yang sudah ada dan tertanam dalam diri masing-masing individu, hal itu pelan-pelan terbentuk dari pengalaman yang kita rasakan. Dikarenakan stoikisme ialah filosofis praktik yang bisa dilatih, stoikisme bisa dibentuk dalam diri melalui berbagai cara berikut:
1. Â Melatih kemalangan dan ketidaknyamanan dengan membayangkan hal-hal yang paling kita takuti.Â