Mohon tunggu...
Zon Jonggol
Zon Jonggol Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dari mutiarazuhud.wordpress.com

Tulisan religius ada di http://mutiarazuhud.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Cukup Amal Perbuatan

19 November 2014   12:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah masyarakat yang komunal, di mana berelasi dengan banyak orang mengindikasikan bahwa ia adalah orang baik dan patut diapreasiasi.

Dengan mempertimbangkan aspek psikologis budaya tersebut, maka umat Islam Indonesia akan sangat mudah disentuh jika calon pemimpin mereka dicitrakan sebagai seseorang yang komunal dan menyentuh masyarakat marginal serta ekonomi lemah.

Tapi, di lain sisi, alam bawah sadar masyarakat Indonesia menyimpan nilai-nilai agama yang cukup sakral.

Di Indonesia, banyak orang mengaku agamanya Islam, akan tetapi banyak pula dari mereka yang tidak pernah membicarakan dan bahkan mengetahui agamanya itu sendiri dengan baik dan benar.

Namun, jika ada saja seseorang yang menghina agamanya tersebut (Islam), dengan serta merta mereka akan membela mati-matian, walaupun ia tidak mengetahui dengan baik apa itu Islam.

Jadi, agama dalam konteks budaya masyarakat Indonesia masih menyimpan sebuah peranan yang penting, diakui atau tidaknya secara publik. Karena nilai-nilai agama, menjadi sebuah nilai yang esensial, di mana ia melekat pada psikologi masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, pernyataan tidak mempunyai agama adalah hal yang sangat tabu dan memberikan ancaman psikologis pada kebanyakan individu di Indonesia.

Eksistensi umat Islam juga merasa terancam. Karena hal ini akan memberikan ruang bagi siapa pun yang tidak beragama untuk tinggal di Indonesia.

Coba renungkan pertanyaan-pertanyaan kecil ini jika mereka pernah terlintas dalam pikiran kita dalam beberapa waktu ke belakang.

“Yang penting merakyat”, “Yang penting bukan turunan pejabat”, “Agamanya sih apapun lah, yang penting bersih”, “Yang penting dekat dengan wong cilik”. Tapi jarang orang Muslim yang mempertanyakan, “Bagaimana kualitas keberagamaannya?”

Hidup tanpa nilai tidak lagi menjadi masalah, yang penting desakan nafsu terpuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun