Sebelum menuju masa kedewasaan, remaja menjadi suatu masa yang penuh dengan berbagai perubahan dalam kehidupan. Dimulai dari segi perubahan fisik, emosional hingga sosial.Â
Tidak heran, pada masa ini banyak remaja yang sedang menemukan jati dirinya untuk semakin mengenal dan mengerti dirinya semakin lebih jauh dalam lagi. Sehingga banyak cara yang dilakukan remaja dengan menghalalkan berbagai cara agar benar-benar mengetahui jati dirinya.Â
Menurut mereka, masa remaja adalah masa tersulit, karena masa ini juga merupakan masa transisi mereka sebelum masa kedewasaan. Jadi tak ayal para remaja cenderung berpikiran jika mereka selalu saja menghadapi banyak masalah dan harus menghadapinya sendiri sesuai keputusan yang mereka buat.Â
Namun banyak yang gagal dalam fase ini, salah satunya dipengaruhi oleh faktor kurang matangnya pemikiran mereka dalam mengambil suatu keputusan yang akan berdampak pada diri mereka sendiri.
Dengan banyaknya masalah yang terus menerus datang kepada para remaja, menciptakan suatu kebiasaan buruk yang dapat menggangu mental remaja bahkan bisa mencapai titik stress.Â
Dari fenomena tersebut dapat disimpulkan ada beberapa gejala yang dapat diambil untuk menandakan bahwa seorang remaja berpotensi mengalami strees walaupun usianya masih dibilang cukup muda.Â
Mengenali gejala stres pada remaja adalah langkah awal yang penting dalam membantu mereka mengatasi beban emosional tersebut. Berikut ini beberapa gejala yang sering muncul ketika remaja mengalami stress :
1. Perubahan suasana hati
Emosi pada remaja dapat berubah sewaktu-waktu secara konstan, mereka cenderung belum bisa mengendalikan emosi mereka. Atau generasi sekarang menyebutya "moodswing", dimana mereka dapat merasakan senang, kemudian tiba-tiba dapat sedih pada waktu yang bersamaan.Â
Emosinya masih belum stabil dalam mengalami suatu hal yang terjadi, namun dengan berjalannya waktu, remaja mulai belajar mengendalian emosi mereka menjadi lebih tenang dan berpikir sebelum mereka bertindak agar hasil dari keputusan mereka merupakan hasil yang memuaskan bagi kehidupannya.
2. Gangguan Tidur
Gejala selanjutnya adalah adanya masalah pada pola tidur remaja. Gejala ini paling sering  terjadi pada remaja, mereka kesulitan tidur pada saat malam hari. Biasanya mereka overthinking terhadap masa depannya yang belum pasti terjadi sesuai ekspektasi mereka dan terus berputar setiap malamnya di isi pikiran kepala para remaja.Â
Memang pada malam hari merupakan waktu dimana sering muncul pikiran-pikiran liar yang membuat remaja bingung untuk memilih jalan kehidupan mereka ke depannya.Â
Namun ada juga yang berlebihan jam tidurnya. Mereka beranggapan bahwa dengan banyak tidur, mereka dapat sejenak melupakan masalah kehidupan pribadi atau lari dari kenyataan dengan cara tidur.
3. Perubahan Pola Makan
Nafsu makan pada remaja juga bisa saja menurun akibat dari stress atau mungkin sebaliknya. Dengan berubahnya nafsu makan mereka, bisa saja berpengaruh terhadap kesehatan mereka yang akan menjalar ke dampak-dampak lainnya yang tidak mereka harapkan.
4. Gangguan Konsentrasi
Tingkat konsentrasi pada remaja cenderung menurun apabila mengalami stress yang mengakibatkan susahnya mereka dalam memahami suatu materi atau kurangnya minat belajar.Â
Apabila terus menerus dibiarkan akan berakibat pada prestasi akademik mereka yang akan terus menurun seiring waktu. Selain itu stress juga mengakibatkan lambatnya remaja mencerna suatu informasi yang mereka dapatkan dan mudah melupakan suatu hal.
5. Penurunan Minat dan Energi
Ketertarikan pada hal yang remaja sukai juga terpengaruh, mereka menjadi kurang berminat terhadap hal yang sebelumnya mereka minati. Hal tersebut bisa juga dipengaruhi oleh intensitas energi mereka yang mudah terkuras, biasanya ketika sudah berkomunikasi dan bersosialisasi seharian, energi mereka habis. Bisa saja diakibatkan oleh lelah secara fisik maupun mental.
6. Perubahan Perilaku
Di antaranya perubahan perilaku tesebut adalah menjadi lebih tertutup kepada dunia luar atau menjadi introvert, menarik dirinya dari dunia luar dan lebih memilih untuk sendiri. Mereka juga bisa saja menghindari aktivitas sosial di luar, dan lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman mereka.
Perlu adanya peran penting bagi para remaja dalam masa transisi ini. Peran tersebut dapat dimulai dari orang terdekat mereka yaitu keluarga, terutama bimbingan dan pengawasan dari orang tua mereka.Â
Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter bagi remaja. Pergaulan perlu diperhatikan untuk mendapatkan efek yang positif, dan pintar-pintarlah dalam mencari serta menyeleksi teman yang sekiranya dapat saling bermanfaat dalam masa transisi ini.
Akan tetapi, semua itu kembali lagi ke diri remaja masing-masing, mereka harus bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah menurut mereka, karena setidaknya remaja sudah bisa mengatur rencana bagaimana kehidupan masa depannya kelak agar sesuai dengan ekspektasi keluarga maupun ekspektasi mereka sendiri.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H