Mohon tunggu...
Zolqifli Rahmat Widodo
Zolqifli Rahmat Widodo Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

halo saya zolqifli selamat datang dibloq kompasiana saya, semoga betah membaca dan mendapatkan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Benar Gaya Hidup Flexing Bikin Tambah Keren? Janji Nggak Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

29 April 2023   08:32 Diperbarui: 29 April 2023   10:21 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Berdasarkan fenomena yang ada, flexing mengacu pada perilaku memamerkan kekayaan demi validasi dan pengakuan sosial baik dari masyarakat maupun media sosial. Secara definisi gaya hidup flexing adalah salah satu perilaku konsumen dalam menghabiskan uang untuk pembelian barang mewah dan fasilitas mewah dengan tujuan mengekspos ke orang lain demi memberikan citra diri bahwa gaya hidupnya terkesan mampu.

      Flexing menjadi menarik untuk dibahas dikarenakan adanya perdebatan dari pihak pro dan kontra pada masyarakat dalam menanggapi fenomena flexing. Sebagian pengguna media sosial (netizen) ada yang beranggapan bahwa flexing merupakan hal yang normal atau wajar dikarenakan ia memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja di sosial media.

     Terlebih lagi jika hal tersebut ia lakukan demi sebuah penghargaan atas pencapaian atau kesuksesan yang ia peroleh. Adapun, Sebagian dari pengguna internet beranggapan flexing adalah suatu etika yang bertentangan dalam pergaulan masyarakat karena memiliki bentuk perilaku riya' atau sombong. Hal tersebut mempengaruhi perilaku konsumtif, terkhususnya aktivitas konsumtif masyarakat kelas menengah atas.

    Dari permasalahan diatas mari kita lihat pendapat para ahli dan sumber laiinya tentang gaya hidup flexing dan perilaku konsumtif.

* Flexing, menurut Kamus Cambridge, adalah memamerkan sesuatu yang anda miliki atau memamerkan sesuatu dengan cara yang dianggap menjijikkan oleh orang lain.

* Menurut Merriam-Webster, Flexing adalah tindakan memamerkan sesuatu yang dimiliki.

* Menurut definisi Sumartono (2002), perilaku konsumsi diartikan sebagai perilaku yang tidak lagi berdasarkan pertimbangan logis, namun bersumber pada keinginan yang telah mencapai tingkat irasional.

* Menurut Nitisusastro (2012), Tindakan konsumtif tercermin dalam perilaku konsumen seperti mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengambil tindakan dalam mengkonsumsi produk.

* Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Gaya hidup merupakan perwujudan dari aktivitas, minat dan opininya dalam pola kehidupan seseorang sehingga gaya hidup yang berbeda dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial dan pekerjaan.

* Gaya hidup menurut Suryani (2008) adalah lebih mengacu kepada kepribadian pada karakteristik internal terhadap bagaimana individu tersebut menjalankan kehidupan, membelanjakan uang, dan menggunakan waktunya.

     So, biar tambah greget lagi gw mau naruh salah satu contoh data statistik tentang konsumsi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan "Konsumsi rumah tangga meningkat 5,39 persen secara year on year (yoy) pada kuartal III-2022, karena didorong oleh konsumsi kelas menengah ke atas terhadap kebutuhan tersier". Salah satu contohnya yaitu penggunaan ponsel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun