Mohon tunggu...
Zolla Perdana Putra Harahap
Zolla Perdana Putra Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa RPL yang antusias pada hal baru dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peran Generasi Z Dalam Mengubah #UangKita Menjadi Pilar Ekonomi Berkelanjutan!

25 Desember 2024   21:38 Diperbarui: 25 Desember 2024   22:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kesadaran ini, Gen Z tidak hanya menjadi konsumen cerdas tetapi juga agen perubahan sosial yang mendorong praktik bisnis lebih bertanggung jawab.

3. Kemampuan Adaptasi: Pemanfaatan Teknologi Keuangan untuk Masa Depan Lebih Cerdas

Generasi Z, atau yang sering disebut "Zillennials," memiliki kemampuan luar biasa dalam memanfaatkan teknologi digital, termasuk dalam mengelola keuangan. Menurut penelitian oleh Moeljono et al. (2024), mereka adalah pengguna aktif platform seperti e-wallet dan aplikasi budgeting.

Dengan kemudahan akses teknologi, Gen Z mampu:

  • Mengatur keuangan pribadi dengan lebih efektif.
  • Berinvestasi di instrumen ramah lingkungan seperti saham hijau atau obligasi berkelanjutan.
  • Berpartisipasi dalam crowdfunding sosial untuk mendukung proyek komunitas yang berdampak positif.

Kemampuan ini membuat Gen Z menjadi lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis dan berkontribusi secara langsung pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

4. Contoh Nyata Kontribusi Generasi Z dalam Bidang Keuangan

Gen Z bukan hanya berbicara tentang perubahan, mereka mewujudkannya dalam tindakan nyata. Berdasarkan studi dalam laporan "Evolusi Ekonomi di Era Digital: Kontribusi Gen Z dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi", Gen Z aktif di sektor-sektor berikut:

  • E-commerce: Membuka toko online dan mempromosikan produk lokal.
  • Gig Economy: Menjadi freelancer di berbagai bidang kreatif dan teknologi.
  • Investasi Hijau: Berinvestasi pada perusahaan dengan praktik bisnis berkelanjutan.
  • Crowdfunding Sosial: Menggalang dana untuk proyek-proyek sosial dan lingkungan.

Setiap langkah kecil yang diambil Gen Z—baik dalam berinvestasi, memilih produk, atau mendukung bisnis lokal—adalah bagian dari puzzle besar menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Tantangan dan Solusi dalam Mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan

Tantangan yang Dihadapi Generasi Z

1. Kurangnya Literasi Keuangan

Banyak Gen Z masih kesulitan memahami dunia keuangan yang penuh dengan istilah rumit seperti inflasi, diversifikasi investasi, atau cash flow. Menurut survei oleh Lila (2024) dalam "Krisis Ekonomi Gen Z di Indonesia pada Era Digital: Meninjau dan Solusi" kurang dari 25% Gen Z merasa percaya diri dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Fenomena ini semakin diperparah dengan tingginya biaya hidup di kota besar yang bikin dompet cepat kering, bahkan sebelum tanggal gajian tiba. Akibatnya, menabung dan investasi jadi sesuatu yang terasa jauh dari realita.

2. Stres Finansial dan Kesehatan Mental

Kesehatan mental dan stabilitas finansial ternyata saling berkaitan erat. Tekanan untuk sukses di usia muda, uang pendidikan, dan ketidakpastian ekonomi bikin banyak Gen Z mengalami kecemasan finansial yang berlebihan. Laporan dari RRI menyebutkan bahwa sebagian besar Gen Z merasa terbebani oleh ekspektasi tinggi untuk mencapai stabilitas finansial di tengah kondisi ekonomi yang nggak pasti. Mereka sering kali merasa seperti berlari di treadmill—berusaha keras, tapi nggak benar-benar maju.

Solusi

1. Program Pendidikan Keuangan di Sekolah dan Universitas

Bayangin kalau sejak SMA kita udah diajarin gimana caranya bikin anggaran, ngelola uang, dan ngerti soal investasi. Sounds cool, right?
Mengintegrasikan pendidikan keuangan dalam kurikulum jadi langkah penting supaya Gen Z bisa lebih siap menghadapi dunia nyata. Topik seperti perencanaan keuangan, investasi, dan pengelolaan uang harus jadi bagian dari pendidikan dasar di sekolah dan universitas. Dengan begitu, kita bisa lebih pede dalam bikin keputusan finansial yang cerdas.

2. Membiasakan Menabung Secara Rutin

Siapa bilang nabung harus nunggu kaya dulu? Dengan metode 50/30/20 (50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan atau investasi), kebiasaan finansial yang sehat bisa dimulai dari nominal kecil sekalipun.

3. Dukungan Mental dan Konseling Keuangan

Nggak cuma fisik yang butuh kesehatan, keuangan dan mental kita juga perlu healing. Layanan konseling dan dukungan mental bisa jadi solusi efektif buat mengurangi stres akibat masalah finansial.
Lembaga pendidikan, startup, atau organisasi non-profit bisa berperan aktif menyediakan layanan ini buat Gen Z. Dengan begitu, masalah finansial nggak lagi jadi momok yang bikin overthinking tiap malam.

4. Komunitas Diskusi Keuangan dengan #UangKita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun