Mohon tunggu...
Yahya Kus Handoyo
Yahya Kus Handoyo Mohon Tunggu... Konsultan - Chief Digital Strategy

Say, "He is Allah, who is One, Allah, the Eternal Refuge. He neither begets nor is born, Nor is there to Him any equivalent."

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Surat Terbuka untuk KPAI

4 Mei 2016   13:15 Diperbarui: 4 Juli 2019   18:34 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa industri eSport dunia sudah berkembang sangat pesat, contoh kecil adalah berita tentang nilai transfer seorang gamer sebesar 11 Milyar Rupiah. Dan Indonesia sendiri yang di sini di wakilkan oleh pemerintah oleh IESPA sudah mulai beranjak dari tidurnya. Di tahun 2016 ini sudah banyak kegiatan yang mengarah pada pembentukan karakter eSport di Indonesia dan itu cukup menjanjikan.

Saya sendiri sebagai saksi betapa banyak anak muda indonesia terjun langsung dalam industri game dengan menjadi Developer atau Pembuat game itu sendiri dan mulai berani masuk dan bersaing di kancah internasional seperti Vainglory Game, Terdampar 3D, Falkana Studio,Ghost Parade, Nusakana, Killer Dash. Belum lagi bicara team profesional eSport dari dalam negeri seperti Mahameru.ID, Team nxl>, Rex Regum Qeon dll,

Apakah mimpi mereka akan terkubur dengan keputusan KPAI yang terburu-buru itu?

Kalau orang tua cerdas sebenarnya sudah bisa melihat pada game-game tersebut sudah terdapat ‪RatingGame‬ pada masing-masing kemasanya. Dan disini peran orang tua yang sebenarnya apakah bisa menjadi penyaring atau tidak. Dan dari pada hanya berpikir blokir, kenapa pemerintah tidak menerapkan sistem pembuatan ID game yg lebih dipersulit contohnya korea, mereka cukup ketat menyeleksi pemain yang bisa bermain dan mereka mengeluarkan regulasi umur dibawah sekian tahun pada jam sekian tidak bisa mengakses game apapun.

Seharunya yang dilakukan KPAI bukan memblokir game-game tersebut tapi lebih sosialisasi kepada orang tua untuk lebih awas dalam melihat RATING game. Karena "BLOKIR" saya melihat hanya sebagai jalan pintas dan mengorbankan kemajuan industri game itu sendiri dalam skala nasional.

Maksud dari tulisan saya di atas adalah, mohon bagi para pembaca, terutama pemerintah atau KPAI yang membuat kebijakan seperti "rencana pemblokiran 15 game yang berbahaya bagi anak-anak karena dianggap mengandung konten kekerasan" tolong kaji ulang dengan diteliti yang dengan orang yang memang ahli di bidangnya, baik itu psikolog ataupun memang peneliti.

Sebagai bahan pertimbangan, seharusnya orang tua juga aware dengan adanya sistem "Rating Game Online" yang sudah di buat oleh pemerintah.

Akhir kata, semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat dan bisa sampai kepada para pembuat kebijakan.

Hormat Saya
"Generasi Y"
(Anak dari Generasi X)
(Orang Tua Generasi Z)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun