Mohon tunggu...
zoeraida novita
zoeraida novita Mohon Tunggu... Makeup Artist - belajar

seorang perempuan yang berusaha untuk menjadi berdayaguna minimal untuk dirinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demi Sebuah Dompet Motif Toraja atau Demi Sebuah Kepatuhan Murid terhadap Gurunya?

25 Oktober 2019   08:28 Diperbarui: 25 Oktober 2019   15:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguh ini adalah tantangan yang bikin saya pribadi gemes terhadap sang coach "mas Hariadhi",saya ngaturi "mas"(ciye ciye,bukan karena beliau lebih tua daripada saya,tapi karena ke-senior-annya, duch baca cv nya bikin nyap -nyap dech,jam terbangnya wow banget dan gara-gara beliau saya harus bermelek melek mata untuk membuat sebuah tulisan.

Ini juga adalah debut pertama saya menulis dalam blog keroyokan kompasiana,meski sudah sekitar lebih dari tujuh tahun saya menjadi salah satu pembaca setianya.

Tapi tak apalah saya seperti menemukan dunia saya sendiri,dimana saya bebas berekspresi secara positif.

Dunia tulis menulis sebenarnya juga bukan hal yang baru buat kita semua.Lha wong dari kecil kita sudah di ajarkan menulis kok.Tapi terkadang kita masih enggan untuk berbagi,dengan banyak alasan.

Satu satunya alasan keengganan saya adalah keberanian.Yaaa,saya tidak cukup punya keberanian untuk menulis dan di baca banyak orang.Takut di bully gara-gara kekurangan ilmu tentang tulis menulis. 

Mungkin akan timbul pertanyaan,"lhoh mba,sekarang kok berani sich?"Itu bukan berarti saya sudah jago menulis dan tidak takut di bully lagi.Sekali lagi saya masih belajar,dan kapan lagi kita mulai.

Ini juga menjadi salah satu cara mengobati kekecewaan diri terhadap cita-cita yang tak pernah terwujud waktu masih smp.Iya waktu smp saya pernah membayangkan diri suatu saat kalau dah dewasa jadi seorang jurnalis.Keren kan .Tapi cita-cita itu kandas seperti lagu mba Evie Tamala.

Bagi saya dunia tulis menulis adalah menjadi salah satu media bagi kita untuk belajar dan berbagi,apapun itu.Walau untuk sampai menjadi master dan tulisan yang di sukai banyak orang itu butuh jam terbang tinggi,tidak tanggung-tanggung 10.000 jam di tekuni tanpa henti.Persetan dengan bakat,kejeniusan atau pun pendidikan.

Seperti salah satu kalimat dari motivator Calvin Coolidge :PRESS ON Nothing in the world can take the place of persistence.Talent will not;nothing is more common than unsuccessful men with talent.

Genius will not ;unrewarded genius is almost a proverb.Education will not;the world is full of educated derelicts.Persistence &determination alone omnipotent.The slogan Press On!has solved &always will solve the problems of the human race.

Lantas apa hubungan dompet motif toraja (yang berharap di dalamnya terselip lembaran bergambar Benjamin Franklin) & kepatuhan murid terhadap gurunya separti judul di atas.

Untuk dompet,itu adalah gift away yang akan diberikan coach kita mas Hariadhi, buat murid yang mengerjakan tugas menulis,dimana tulisan itu di anggap menarik buat beliau.

Sedangkan kepatuhan itu adalah bentuk dari niat saya untuk lebih mau belajar sungguh-sungguh dalam dunia tulis menulis. Jadi saya menulis ini bukan gara-gara mau dapat giftnya lho,tapi andaikan pun dapat,siapa yang akan menolak rejeki,apalagi ada selipannya tadi (halaaah...).

Menulis itu bagi saya adalah kebahagiaan tersendiri,siapa yang akan membahagiakan diri kita selain kita sendiri.Hidup sudah berat ,jangan bebani dengan pikiran tidak berguna yang akan membuat kita semakin sakit dan terpuruk.

Menulis adalah salah satu pilihan yang dapat kita ambil.Sesederhana itu saja pikiran saya,syukur tulisan kita dapat menjadi inspirasi buat siapa saja,dan itu bagi saya adalah reward tertinggi. 

Perkara dikemudian hari tiba tiba saya menjadi influencer atau JK Rowling kw itu beda lagi (ini mah halunya kelewatan,tapi siapa tahu ya...).

Benar benar dech maturnuwun saya ucapakan kepada om Budiman Hakim,kang Asep Herna,mas Hariadhi dan mba Devina Hanoum Hakim ,melalui mereka yang telah ikhlas menularkan ilmunya kepada kami semua terutama kepada saya.

Saya berani bermimpi lagi melalui tulisan,setelah kemarin kemarin bermimpi pun saya tidak berani.Semoga ilmu yang mereka tularkan menjadi berkah sekaligus di catat sebagai amal,aamiin yaa robb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun