Mohon tunggu...
Zoel Z'anwar
Zoel Z'anwar Mohon Tunggu... profesional -

dulce et utile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Terang

25 Februari 2018   03:03 Diperbarui: 25 Februari 2018   03:09 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kupetik dari sebuah kitab

ayat-ayat yang menjadi suratku padamu

tentang bagaimana cinta seharusnya meleleh atau mendidih

dan di antara kita siapa yang harus berjalan lebih dulu

terbakar atau beku

engkau selalu suka berjalan di depan

dan aku tak menolak mengikuti pangkal tumitmu

yang kurus seperti sumatera

pangkal jala yang terkembang ke beberapa samudera

tempat semua pertama

ke tempat yang ingin kau tuju

ke situ pula aku melaju meneruskan kicau

mungkin sampai kita akan lelah

berdebat tentang siapa yang akan lebih dulu

menjadi bisu

aku tak terima bila kau

karena kucinta setiap kicaumu

lalu ke tempat yang kau sebut rumah

tempat memulangkan segala gundah

di sanalah aku ingin rebah

pulang

meinggalkan gelap sebengis sumpah

karena "kita adalah anak terang," katamu

dan cahaya adalah ibu terindah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun