Pertama, inflamasi mempunyai peran penting untuk proses perlindungan tubuh. Dan sudah dijelaskan di atas bahwa pertumbuhan otot pada awalnya dimulai dengan kerusakan kecil terlebih dahulu karena adanya kontraksi. Sehingga dengan adanya obat anti inflamasi berarti obat tersebut menghambat proses inflamasi. Jika obat tersebut dipakai secara berlebihan maka mengakibatkan proses perbaikan jaringan otot menjadi terhambat lalu membuat perkembangan dan pertumbuhan otot menjadi terhambat.
Kedua,  terjadinya insufisiensi kelenjar adrenal. Artinya, kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon kortisol (steroid). Obat anti inflamasi yang jenis steroid pun tetap tidak bisa menggantikan hormon kortisol. Jika  mendapat obat anti inflamasi steroid secara berlebih maka hormon kortisol yang dihasilkan pun juga terlalu banyak. Ini dapat menyebabkan kelenjar adrenal menjadi rusak dan hormon kortisol yang dalam tubuh akan terganggu dan mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan otot akan terganggu juga.
Taukah anda tentang glukokortikoid?
 Glukokortikoid adalah hormon steroid yang dapat memberikan pengaruh terhadap metabolisme nutrisi. Glukokortikoid sendiri terdiri dari glukosa, korteks, dan steroid. Fungsi Glukokortikoid adalah untuk mempertahankan otot rangka agar berfungsi  stabil. Pemberian glukokortikoid secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otot rangka. Gangguan ini dapat ditandai dengan pengurangan massa otot yang ditimbulkan dari efek katabolik dan efek antianabolik pada protein yang ada di otot.
Apabila katabolisme protein tidak ada maka akan menimbulkan efek katabolik. Penghambatan pada katabolisme protein menyebabkan terhambatnya regenerasi otot yang dilakukan oleh glukokortikoid. Regenerasi otot ini adalah untuk memperbaiki sel yang rusak dengan melakukan pembelahan sel. Regenerasi akan dilakukan apabila otot melakukan aktivitas yang diluar batas kemampuan kita dan mengalami kerusakan. Namun karena adanya glukokortikoid maka proses regenerasi akan terhambat. Padahal, dalam proses perbaikan sel otot membutuhkan proses regenerasi dan katabolisme protein yang lebih.
Ketiga, sel limposit pada darah dapat mengecil dan berkurang seiring dengan penggunaan obat anti inflamasi yang berlebih. Padahal, fungsi dari limposit adalah bertanggung jawab pada sistem kekebalan tubuh dan berperan dalam proses regenerasi sel. Jumlah limposit pun terbatas hanya 30% dari jumlah sel darah putih dan dapat ditemukan di jaringan limfa. Apabila limfosit semakin berkurang dan mengecil maka fungsinya pun tidak dapat bekerja secara maksimal. Di dalam limfosit pun terdapat zat kimia yaitu prostaglandin. Jika otot mengalami kerusakan maka zat prostaglandin akan aktif. Zat Prostaglandin sendiri mengakibatkan manusia mengalami rasa sakit dan bengkak pada otot yang mengalami kerusakan.
Apabila kita mengkonsumsi obat anti inflamasi jenis steroid secara berlebihan maka di dalam tubuh kita akan terdapat glukokortikoid secara berlebihan. Itu tidak baik karena sel limfosit tidak dapat bekerja secara maksimal dan dapat mengganggu proses regenerasi serta proses migrasi sel limfosit ke daerah yang harus diperbaiki dari kerusakan.
Kesimpulan
Demikian beberapa alasan mengapa saya setuju dengan pernyataan obat anti inflamasi yang berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otot yaitu penggunaan obat anti inflamasi yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya proses perbaikan otot, , Â terjadinya insufisiensi kelenjar adrenal dan sel limfosit yang mengecil dan berkurang.Â
Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa inflamasi sebenarnya baik untuk tubuh karena ia merupakan usaha perlindungan tubuh untuk proses penyembuhan dan mengirimkan sinyal lalu mengeluarkan zat kimia. Jika inflamasi tidak ada, infeksi dan luka pada tubuh kita tidak dapat sembuh dan malah mengalami kerusakan yang lebih parah. Dan rasa nyeri yang didapat saat proses inflamasi dikarenakan oleh reaksi dari tubuh dalam rangka memperbaiki sel sel yang rusak (regenerasi).
"Kesalahan Obat Anti Inflamasi" bermaksud menunjukkan bahwa obat anti inflamasi tidak sepenuhnya baik, ia mengurangi rasa sakit (seperti nyeri, panas, dan lain -- lain) namun juga terdapat keburukannya. Contoh efek samping dari penggunaan obat anti inflamasi jenis steroid adalah gangguan produksi hormon testosteron, kerusakan jantung, ginjal, liver, menyebabkan kebotakan, dapat menyebabkan gangguan emosional, serta dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Pada intinya, Obat  anti inflamasi jenis steroid dan non steroid, dua duanya mengakibatkan ketergantungan karena setiap kali terjadi inflamasi maka obat anti inflamasi akan mencegahnya.