Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Makna Lima JUmat dalam Penanggalan Jawa: Antara Filosofi dan Psikologi Modern

31 Januari 2025   16:32 Diperbarui: 31 Januari 2025   16:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik Sains: Mengapa Hari Kelahiran Tidak Bisa Menentukan Nasib?
- Variabilitas Genetik dan Lingkungan: Kepribadian manusia dipengaruhi oleh faktor genetik, pola asuh, pendidikan, dan pengalaman hidup---bukan hanya hari kelahiran.  
- Tidak Ada Konsistensi Universal: Jika Jumat Kliwon benar-benar memengaruhi kepribadian, seharusnya semua orang yang lahir di hari tersebut memiliki sifat serupa, yang nyatanya tidak terjadi.  
- Kurangnya Dasar Empiris: Penelitian tentang astrologi dan sistem penanggalan tradisional (termasuk Jawa) belum menemukan korelasi ilmiah yang signifikan antara hari lahir dan sifat individu.  

Harmoni antara Budaya dan Akal Sehat
Alih-alih melihat lima Jumat sebagai "penentu takdir", kita bisa memaknainya sebagai:  
1. Cermin Nilai Budaya: Karakteristik masing-masing Jumat merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung masyarakat Jawa, seperti harmoni (Legi), kerja keras (Pahing), atau spiritualitas (Kliwon).  
2. Alat Refleksi Diri: Mitos tentang hari lahir bisa menjadi media introspeksi, misalnya dengan menanyakan, "Apakah saya sudah selaras dengan sifat 'tegas' Jumat Wage?"  
3. Warisan Kearifan Lokal: Sistem penanggalan Jawa adalah bukti kecerdasan leluhur dalam membaca alam dan manusia---sebuah warisan yang patut dilestarikan, meski tidak dianggap mutlak.  

Lima Jumat dalam penanggalan Jawa bukan sekadar mitos, tetapi juga simbol kompleksitas manusia yang terus dicoba dipahami oleh budaya dan sains. Meski ilmu pengetahuan belum bisa membuktikan pengaruh hari lahir, kisah di balik Jumat Legi hingga Kliwon mengajarkan kita untuk menghargai keragaman cara manusia mencari makna hidup. Pada akhirnya, kepribadian adalah kanvas yang diwarnai oleh banyak faktor---dan hari kelahiran hanyalah salah satu goresan kecil di dalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun