Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stalking 2.0: Ketika Gen Z Lebih Jago Menguntit daripada Detektif Conan

24 Juli 2024   14:22 Diperbarui: 24 Juli 2024   22:19 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. FOMO (Fear of Missing Out) Level: Expert
Gen Z memiliki keinginan kuat untuk selalu up-to-date. Dr. Pamela Rutledge, direktur Media Psychology Research Center, menjelaskan bahwa FOMO bisa mendorong perilaku stalking online sebagai cara untuk tetap terhubung dan relevan.

3. Curiosity Overload
Rasa ingin tahu yang tinggi adalah ciri khas Gen Z. Menurut survei yang dilakukan oleh Adobe, 56% Gen Z menganggap diri mereka sangat ingin tahu, dibandingkan dengan 49% Millennials.

4. Skill Set yang Berkembang
Kemampuan Gen Z dalam menggunakan teknologi dan media sosial terus berkembang. Mereka cepat beradaptasi dengan platform dan fitur baru, yang membuat kemampuan stalking mereka semakin canggih.

5. Validasi Sosial
Dalam kultur Gen Z, memiliki informasi tentang orang lain bisa menjadi bentuk "mata uang sosial". Semakin banyak yang kamu tahu, semakin "keren" kamu di mata teman-temanmu.

Dampak Stalking ala Gen Z: Lebih Kompleks dari Plot Film Christopher Nolan

1. Privacy Invasion
Batas antara ruang publik dan privat menjadi sangat tipis. Dr. danah boyd (ya, dia menulis namanya dengan huruf kecil) dalam bukunya "It's Complicated" menjelaskan bagaimana remaja harus bernavigasi dalam lanskap privasi yang kompleks ini.

2. Anxiety dan Overthinking
Terlalu banyak informasi bisa membuat overthinking. "Kenapa dia like foto mantannya dari 3 tahun lalu?" mungkin jadi pertanyaan yang menghantuimu sepanjang malam.

3. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Stalking bisa membuat kita membentuk ekspektasi yang tidak realistis tentang orang lain berdasarkan apa yang kita lihat online.

4. Trust Issues
Ketika semua orang bisa dengan mudah mencari tahu tentang kita, membangun kepercayaan bisa jadi lebih sulit.

5. The Creepy Factor
Ada batas tipis antara keingintahuan yang sehat dan perilaku yang menakutkan. Gen Z perlu berhati-hati agar tidak melewati batas ini.

Bagaimana Cara Mengatasi Fenomena Stalking Gen Z?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun