Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stalking 2.0: Ketika Gen Z Lebih Jago Menguntit daripada Detektif Conan

24 Juli 2024   14:22 Diperbarui: 24 Juli 2024   22:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Oliver Kepka Pixabay

Eh, sobat millenial dan boomer! Pernahkah kalian merasa ketinggalan zaman saat melihat anak Gen Z dengan kemampuan stalking yang melebihi agen FBI? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Mari kita bahas fenomena stalking ala Gen Z yang bisa bikin Sherlock Holmes gigit jari!

Apa Itu Stalking ala Gen Z?

Bayangkan ini: kamu baru saja berkenalan dengan seseorang di pesta. Dalam hitungan menit, si anak Gen Z sudah tahu nama nenekmu, apa yang kamu makan 3 tahun lalu, dan mungkin juga warna celana dalam favoritmu. Oke, mungkin sedikit berlebihan, tapi you get the point!

Stalking ala Gen Z bukan sekadar mengintip profil media sosial. Ini adalah seni mengumpulkan informasi dari berbagai platform digital dengan kecepatan dan ketelitian yang menakjubkan. Dr. Danah Boyd, peneliti senior di Microsoft Research, menyebutnya sebagai "networked privacy", di mana batas antara informasi publik dan privat menjadi sangat kabur di era digital.

Stalking ala Gen Z: Lebih Canggih dari Gadget Terbaru

1. Google Master
Gen Z bisa menemukan informasi tentangmu hanya dengan namamu dan kota kelahiranmu. Bahkan mungkin mereka tahu tentang dirimu lebih banyak dari yang kamu ingat!

2. Social Media Ninja
Dari Instagram sampai TikTok, tidak ada yang luput dari pengamatan mereka. Bahkan akun pribadimu yang sudah kamu kunci rapat-rapat pun bisa mereka tembus.

3. Reverse Image Search Expert
Foto profilmu di WhatsApp bisa membawa mereka ke akun Friendstermu yang sudah lama terlupakan. Yes, that old!

4. LinkedIn Lurker
Siapa bilang LinkedIn hanya untuk para profesional? Gen Z menggunakannya untuk mencari tahu tentang karier, pendidikan, bahkan koneksimu.

5. Spotify Stalker
Playlist favoritmu bisa jadi sumber informasi yang sangat berharga bagi mereka. Jadi, hati-hati dengan lagu galau yang kamu dengarkan berulang-ulang!

Mengapa Gen Z Jago Banget dalam Hal Stalking?

Image by acertmsweeper Pixabay
Image by acertmsweeper Pixabay
1. Digital NativesGen Z tumbuh besar dengan teknologi. Bagi mereka, internet adalah udara yang mereka hirup setiap hari. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 95% remaja memiliki akses ke smartphone, dan 45% mengatakan mereka online "hampir terus-menerus".

2. FOMO (Fear of Missing Out) Level: Expert
Gen Z memiliki keinginan kuat untuk selalu up-to-date. Dr. Pamela Rutledge, direktur Media Psychology Research Center, menjelaskan bahwa FOMO bisa mendorong perilaku stalking online sebagai cara untuk tetap terhubung dan relevan.

3. Curiosity Overload
Rasa ingin tahu yang tinggi adalah ciri khas Gen Z. Menurut survei yang dilakukan oleh Adobe, 56% Gen Z menganggap diri mereka sangat ingin tahu, dibandingkan dengan 49% Millennials.

4. Skill Set yang Berkembang
Kemampuan Gen Z dalam menggunakan teknologi dan media sosial terus berkembang. Mereka cepat beradaptasi dengan platform dan fitur baru, yang membuat kemampuan stalking mereka semakin canggih.

5. Validasi Sosial
Dalam kultur Gen Z, memiliki informasi tentang orang lain bisa menjadi bentuk "mata uang sosial". Semakin banyak yang kamu tahu, semakin "keren" kamu di mata teman-temanmu.

Dampak Stalking ala Gen Z: Lebih Kompleks dari Plot Film Christopher Nolan

1. Privacy Invasion
Batas antara ruang publik dan privat menjadi sangat tipis. Dr. danah boyd (ya, dia menulis namanya dengan huruf kecil) dalam bukunya "It's Complicated" menjelaskan bagaimana remaja harus bernavigasi dalam lanskap privasi yang kompleks ini.

2. Anxiety dan Overthinking
Terlalu banyak informasi bisa membuat overthinking. "Kenapa dia like foto mantannya dari 3 tahun lalu?" mungkin jadi pertanyaan yang menghantuimu sepanjang malam.

3. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Stalking bisa membuat kita membentuk ekspektasi yang tidak realistis tentang orang lain berdasarkan apa yang kita lihat online.

4. Trust Issues
Ketika semua orang bisa dengan mudah mencari tahu tentang kita, membangun kepercayaan bisa jadi lebih sulit.

5. The Creepy Factor
Ada batas tipis antara keingintahuan yang sehat dan perilaku yang menakutkan. Gen Z perlu berhati-hati agar tidak melewati batas ini.

Bagaimana Cara Mengatasi Fenomena Stalking Gen Z?

Image by StockSnap Pixabay
Image by StockSnap Pixabay
1. Digital Literacy EducationSekolah dan orang tua perlu mengajarkan literasi digital yang mencakup etika online dan privasi. Common Sense Media menyediakan sumber daya yang bagus untuk ini.

2. Set Clear Boundaries
Diskusikan dan tetapkan batasan yang jelas tentang privasi online dalam lingkaran sosialmu.

3. Privacy Settings 101
Ajarkan Gen Z (dan dirimu sendiri!) tentang pengaturan privasi di berbagai platform. Knowledge is power!

4. Mindful Social Media Use
Dorong penggunaan media sosial yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Quality over quantity, guys!

5. Embrace the Analog
Ingatkan Gen Z bahwa ada kehidupan di luar layar. Dorong interaksi tatap muka dan aktivitas offline.

6. Self-Reflection
Ajak Gen Z untuk merefleksikan motivasi di balik perilaku stalking mereka. Apakah itu sehat? Apakah itu membantu?

Kesimpulan: Stalking is So Last Season!

Ingat, kemampuan stalking yang hebat bukan berarti harus selalu digunakan. Seperti kata Uncle Ben ke Spiderman, "With great power comes great responsibility." (Oke, mungkin dia tidak bicara soal stalking, tapi tetap relevan kan?)

Gen Z mungkin punya kemampuan stalking level dewa, tapi itu tidak berarti mereka harus menggunakannya setiap saat. Ada banyak hal lebih keren yang bisa dilakukan dengan waktu dan kemampuan itu. Misalnya, belajar coding, membuat konten kreatif, atau bahkan... berinteraksi dengan manusia sungguhan! (Shocking, I know.)

Jadi, dear Gen Z, gunakanlah kemampuan stalking kalian dengan bijak. Dan untuk generasi lainnya, jangan khawatir kalau kalian merasa ketinggalan. Toh, ada hal-hal yang lebih penting dalam hidup daripada tahu apa yang dimakan crush-mu tiga tahun lalu, kan?

Nah, bagaimana pengalamanmu dengan fenomena stalking Gen Z ini? Punya tips lain untuk menghadapinya? Yuk, share di kolom komentar! (Tapi ingat, jangan share hasil stalkingmu ya. That's just creepy.)

P.S. Kalau kamu membaca artikel ini sambil stalking mantan di Instagram... well, no judgment here. Tapi mungkin sudah waktunya untuk scroll away dan melakukan sesuatu yang lebih produktif. Like, stalking artis Korea misalnya. Eh, bercanda ding!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun