Struktur penulisan "The Satanic Verses" menciptakan keselarasan antara imajinasi dan realitas. Cerita berpindah-pindah antara dunia nyata dan fantasi, kadang-kadang mengaburkan batas antara keduanya. Ini mencerminkan tema identitas yang kompleks dalam buku ini, di mana tokoh-tokoh mencari makna dalam kenyataan dan impian mereka.
3. Jumpscape Naratif:
Rushdie menggunakan teknik jumpscape naratif, di mana cerita melompat dari satu lokasi atau waktu ke lokasi atau waktu lain dengan cepat. Hal ini menciptakan dinamika cerita yang cepat dan merangsang imajinasi pembaca. Elemen ini juga mendukung tema perjalanan fisik dan emosional karakter-karakter di seluruh buku.
4. Campuran Gaya Bahasa:
Salman Rushdie menggunakan berbagai gaya bahasa dalam bukunya, mulai dari bahasa formal hingga dialog yang lebih santai dan slang. Gaya bahasa yang beragam ini menciptakan nuansa yang kaya dan mendukung karakterisasi yang dalam.
5. Cerita Pendek di Antara Bab:
Buku ini juga berisi beberapa cerita pendek yang disisipkan di antara bab-bab utama. Cerita-cerita ini merangkai lebih jauh tema dan motif yang ada dalam alur cerita utama, serta menambah dimensi naratif yang lebih dalam.
Struktur yang kompleks ini menantang pembaca untuk terlibat secara aktif dalam buku dan mengikuti lompatan-lompatan naratif yang berani. Dengan memadukan elemen-elemen cerita yang berbeda, "The Satanic Verses" berhasil menciptakan pengalaman membaca yang unik, meskipun kontroversi yang mengelilinginya.
POIN-POIN PENTING
Poin-poin Penting dari Buku "The Satanic Verses" oleh Salman Rushdie:
1. Dua Alur Cerita Utama: Buku ini memiliki dua alur cerita yang berjalan paralel. Pertama, mengikuti Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha, dua aktor India yang selamat dari kecelakaan pesawat di langit London. Kedua, adalah alur cerita fantasi sejarah yang melibatkan tokoh-tokoh agama Islam, termasuk malaikat Gabriel dan Nabi Muhammad, dalam dunia alternatif.